Pertama Kali, Latihan Perang Negara Teluk Arab dengan Israel
AS mengerahkan kapal-kapal Armada Ke-5 di Bahrain dalam latihan itu. Latihan ini memungkinkan Israel lebih memahami perairan Terusan Suez hingga Selat Babul Mandab. Adapun Iran juga menggelar latihan perang.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
MANAMA, JUMAT — Amerika Serikat bersama Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Israel memulai latihan perang di Laut Merah. Berbeda dengan latihan Iran yang melibatkan sejumlah rudal, latihan AS dan sekutunya fokus pada patroli dan penangkapan kapal.
AS mengerahkan kapal-kapal dari Armada Ke-5, armada yang berpangkalan di Bahrain, dalam latihan yang dimulai pada Kamis (11/11/2021) itu. Latihan ini dijadwalkan akan selesai pada awal pekan depan. Ajang itu merupakan latihan militer pertama, yang diumumkan secara terbuka, antara dua negara Arab Teluk, Bahrain dan Arab Saudi, dengan Israel sejak kedua pihak menormalisasi hubungan diplomatik, September tahun lalu.
Dalam pernyataan Armada Ke-5, latihan itu fokus pada operasi penjagaan kebebasan dan keamanan pelayaran. ”Sangat menyenangkan menyaksikan pasukan AS berlatih bersama mitra kawasan untuk meningkatkan kemampuan pengamanan maritim bersama,” kata Laksmana Madya Brad Cooper, Komandan Laut Komando Operasi Tengah AS, yang salah satu satuan operasinya termasuk Armada Ke-5.
Berpusat di Manama, Armada Ke-5 mengurus operasi AS di Teluk Arab, Laut Merah, dan sebagian Samudra Hindia. Armada itu menjaga jalur penting, yakni Terusan Suez dan Selat Babul Mandab di Laut Merah serta Selat Hormuz di Laut Arab.
”Ini kesempatan kami berbagi pengetahuan dengan Bahrain dan UEA. Rasanya lebih nyaman bisa bekerja sama di laut, tidak bisa dilihat orang dari dekat,” kata seorang perwira Israel yang menolak identitasnya diungkap.
Latihan itu memungkinan Israel lebih memahami perairan dari Terusan Suez hingga Selat Babul Mandab. ”Kami mempunyai kepentingan di Babul Mandab, perairan yang bisa memengaruhi kebebasan berlayar Israel di kawasan. Kami juga perlu menghalau kehadiran militer Iran serta negara lain yang juga menjadi ancaman di sini,” kata perwira itu, sebagaimana dikutip Times of Israel dan Jerusalem Post.
Bagi Israel, tujuan latihan itu adalah meningkatkan jangkauan operasinya untuk mendeteksi potensi ancaman dan membalasnya jika memungkinkan. Kemitraan dengan beberapa negara lain memungkinkan Israel berbagi informasi intelijen dengan lebih banyak pihak.
Latihan itu berlangsung setahun sejak Kesepakatan Ibrahim (Abraham Accord) ditandatangani Israel dengan Bahrain dan UEA. Dengan UEA, Israel pernah menggelar latihan bersama sebelum ini.
Selama beberapa waktu terakhir, Iran-Israel terlibat perang senyap di laut. Beberapa kali kapal-kapal Israel dan Iran meledak. Teheran dan Tel Aviv baku tuding sebagai penyebab rangkaian ledakan itu.
UEA, Bahrain, AS, dan Israel memiliki keprihatinan yang sama tentang Iran. Negeri ini dituding berada di balik serangan-serangan di jalur pelayaran di kawasan Timur Tengah. Teheran membantah semua tudingan tersebut.
Seorang pejabat mengatakan, latihan angkatan laut bersama ini ”akan meningkatkan kerja sama dan keselamatan di laut, bukan hanya di Laut Merah karena kami sedang berhadapan dengan teror Iran”. ”Teror ini memiliki banyak dimensi, seperti yang Anda bisa lihat pada kasus (kapal tanker) Mercer Street beberapa bulan lalu,” ujarnya.
Pada akhir Oktober lalu, pesawat-pesawat tempur AS dengan kawalan jet-jet tempur negara-negara mitra di kawasan juga unjuk kekuatan di perairan utama di Timur Tengah. Saat itu, pesawat pengebom supersonik Amerika Serikat, B-1B Lancer, terbang di atas Teluk Persia, Selat Hormuz, Selat Bab al-Mandeb, Terusan Suez, dan Teluk Oman.
Jet-jet tempur dari Israel, Arab Saudi, dan Bahrain—negara-negara mitra AS dan seteru Iran—mengawal B1-B saat pesawat pengebom AS ini melewati wilayah udara tiap-tiap negara itu. Tak ketinggalan pula, jet-jet tempur Mesir juga mengawal B-1B, pesawat pengebom supersonik yang mampu membawa muatan konvensional terberat dibandingkan dengan pesawat-pesawat militer AS lainnya.
Latihan Iran
Iran juga menggelar latihan perang. Latihan terbaru Iran digelar pada Minggu-Rabu pekan ini. Latihan bernama Zulfiqar-1400 itu melibatkan sejumlah kapal perang dan kapal selam Iran.
Juru bicara latihan, Laksamana Muda Mahmoud Mousavi, menyebut latihan itu meningkatkan kemampuan perang laut dan perang pesisir tentara Iran. Selain aset laut, latihan itu juga melibatkan sejumlah pesawat nirawak dan pesawat pengacak sinyal.
Iran mengerahkan sejumlah pesawat nirawak buatan dalam negeri, seperti Ababil-3, Yasir, Sadeq, Mohajer-4, dan Simorgh. Dikerahkan pula pesawat B-707 yang dimodifikasi sebagai perangkat perang elektronika.
Mousavi menyebut, latihan itu untuk menyampaikan pesan kepada negara-negara di kawasan bahwa Iran siap menjaga perdamaian di kawasan berlandaskan kemampuan internal. Di sisi lain, Teheran juga siap menangkal pihak-pihak yang mengacau di kawasan.
Wakil KSAD Iran Laksamana Muda Habibollah Sayyari menyebut, Angkatan Darat Iran juga dilibatkan dalam Zulfiqar-1400. Lewat latihan itu, kemampuan pertahanan dan pertempuan AD Iran dalam melindungi negara bisa terus diasah.
Latihan itu menunjukkan kemampuan Iran melancarkan perang laut jarak jauh. Hal itu penting di tengah perkembangan kawasan. ”Latihan ini membuat kami lebih percaya diri,” ujar Sayyari, sebagaimana dikutip kantor berita Tasnim dan IRNA.
Selama Zulfiqar-1400 berlangsung, tentara Iran dilaporkan menembakkan sejumlah rudal laut ke udara dan rudal udara ke permukaan. Selain itu, ada pula penembakan torpedo ke sejumlah sasaran buatan.
”Latihan ini bertujuan melatih prajurit muda pada kemampuan perang berdasarkan kondisi lapangan. Mereka akan lebih siap membela negara dan membalas ancaman,” ujarnya. (AFP/REUTERS)