Presiden FIlipina Rodrigo Duterte secara mengejutkan mengumumkan pengunduran diri dari dunia politik. Dia juga mundur dari pencalonan sebagai wakil presiden. Namun, pernyataan itu dinilai masih abu-abu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
MANILA, SABTU — Presiden Filipina Rodrigo Duterte membuat langkah politik mengejutkan dengan mengumumkan pengunduran diri dari dunia politik, Sabtu (2/10/2021). Duterte, yang dicalonkan Partai PDP-Laban sebagai wakil presiden pada pemilihan tahun depan, mundur dari pencalonan. Posisinya digantikan orang dekatnya, Senator Christopher Lawrence ”Bong” Go.
Mundurnya Duterte membuka jalan bagi putrinya, Sara Duterte, untuk maju sebagai bakal calon presiden menantang Manny Pacquiao.
Pengumuman mundurnya Duterte dari politik Filipina disampaikan seusai menemani Bong Go menyerahkan pencalonannya kepada Komisi Pemilihan di Metropolitan Manila.
”Dalam ketaatan pada kehendak rakyat, yang telah membawa saya ke kursi kepresidenan bertahun-tahun yang lalu, saya sekarang mengatakan sa mga kababayan ko, sundin ko ang gusto ninyo (saya akan mengikuti apa yang Anda inginkan). Hari ini, saya mengumumkan pengunduran diri saya dari politik,” kata Duterte, dikutip dari laman media Filipina, Phil Star.
Langkah Duterte mundur dari politik, sekaligus pencalonannya sebagai wakil presiden, hanya berselang sekitar satu pekan setelah Partai PDP-Laban mengumumkan pencalonan. Duterte kala itu menerima pinangan partainya untuk menjamin keberlanjutan program kerjanya semasa masih menjabat. Di antaranya memadamkan pemberontakan, perang terhadap kriminalitas, dan perang terhadap pengguna serta pengedar narkoba.
Pengumuman itu tidak terlepas dari hasil penelitian dua lembaga survei baru-baru ini terhadap peluang Duterte. Jajak pendapat oleh PulseAsia Research menunjukkan Duterte berada pada posisi ke dua di antara wakil presiden pilihan.
Jajak pendapat lain yang dilakukan Social Weather Stations memperlihatkan 60 persen warga Filipina tidak berpikir pencalonan Duterte sebagai wakil presiden sesuai dengan semangat konstitusi.
”Dia pasti menyadari, jika kedua Duterte mencalonkan diri pada 2022, mereka mungkin akan kalah, mengingat hasil survei terakhir,” kata Jean Franco, profesor ilmu politik Universitas Filipina.
Duterte mengakui sentimen yang mempersoalkan dirinya tidak memenuhi syarat sebagai bakal calon wakil presiden dan pencalonannya berpotensi melanggar konstitusi dalam upaya menghindari gugatan hukum. Akan tetapi, dia tidak mengiyakan atau membantah hal tersebut.
Sara Duterte pernah menyatakan tidak akan maju bertarung sebagai bakal calon presiden jika sang ayah mencalonkan diri untuk posisi wakil presiden. Sara, pada saat Duterte mengumumkan pengunduran diri, tengah mengajukan pencalonan untuk masa jabatan ketiga sebagai Wali Kota Davao.
Hingga saat ini belum ada komentar apa pun dari Sara terkait pengunduran diri sang ayah dan peluangnya untuk maju sebagai bakal calon presiden Filipina. Sara masih memiliki waktu hingga 15 November untuk mencalonkan diri.
Jika Sara maju sebagai calon presiden, dia akan bersaing dengan Ferdinand ”Bongbong” Marcos, putra mantan presiden Filipina; Fransisco Domagoso, mantan aktor; dan Manny Pacquiao, legenda tinju Filipina yang baru saja pensiun dari ring tinju.
Perlindungan
Analis mengatakan, Sara kemungkinan melindungi Duterte dari tuntutan pidana di Filipina. Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional menyelidiki kebijakan perang narkoba yang menurut kelompok hak asasi manusia telah menewaskan puluhan ribu orang.
Dikutip dari laman Phil Star, Duterte mengakui salah satu tujuannya mencalonkan diri adalah untuk mendapatkan kekebalan dan perlindungan hukum atas tuntutan yang mungkin akan dihadapinya setelah tidak lagi menjabat.
”Hukum mengatakan, jika Anda seorang presiden, seorang wakil presiden, Anda memiliki kekebalan. Maka, saya akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden,” kata Duterte, dalam pernyataan pada Juli lalu.
Duterte menolak bekerja sama dengan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) yang tengah menggelar penyelidikan terhadap kebijakan perang narkoba yang dilakukan pada awal masa jabatan sebagai presiden. Duterte mengklaim, keluarnya Filipina dari ICC dan Statuta Roma membuat ICC tidak memiliki yurisdiksi lagi.
Sebaliknya ICC menyatakan, penyelidikan dibenarkan karena dugaan pembunuhan di luar proses hukum di Filipina terjadi pada Juli 2017 hingga Maret 2019 (Kompas.id, 22 September 2021).
Analis menilai pernyataan Duterte mundur dari politik masih abu-abu karena dia tidak menentukan kapan waktu pastinya. Selain itu, menurut para analis, selama menjalani kehidupan sebagai politisi dan pejabat publik, pernyataan Duterte selalu bersayap. ”Duterte adalah orang yang kata-katanya sangat sulit dipercaya. Mari kita lihat sampai saat terakhir,” kata analis Richard Heydarian kepada AFP. (AFP/Reuters)