Selain perpecahan di partai, Duterte juga harus menghadapi interpelasi yang tengah berlangsung di Senat. Fokus interpelasi adalah dugaan penyelewengan dana penanggulangan Covid-19.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
MANILA, SELASA — Setelah dari petinju Manny Pacquiao, Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali mendapat pukulan untuk manuver politiknya. Kali ini, pukulan datang dari Lawrence Go yang dikenal sebagai sekutu Duterte.
Dalam pernyataan pada Selasa (31/8/2021), senator yang kerap disapa Bong itu menolak dijadikan bakal calon presiden oleh Partido Demokratiko Pilipino-Lakas ng Bayan (PDP-Laban) versi kubu Duterte. ”Tanpa mengurangi penghormatan, saya menolak pencalonan. Seperti telah disampaikan berulang kali, saya tidak tertarik pada kepresidenan,” ujarnya sebagaimana dikutip sejumlah media Filipina, seperti Politiko, Manila Times, dan The Inquirer.
Ia menyatakan akan fokus pada penanganan Covid-19 dan berharap pemerintah bisa menuntaskan pandemi ini. ”Ini tidak hanya dengan membuat peraturan, tetapi juga melayani daerah pemilihan, khususnya untuk mereka yang membutuhkan,” katanya.
Go berterima kasih kepada PDP-Laban versi Duterte atas kepercayaan untuk mengusungnya pada pemilu presiden pada Mei 2022. ”Walakin, semua itu tidak mengubah pikiran saya. Saya tidak tertarik. Prioritaskanlah ke siapa pun yang tertarik. Saya hanya mau melayani warga Filipina dalam sunyi,” katanya.
Presiden PDP-Laban versi Duterte, Alfonso Cusi, menyatakan bahwa penolakan Go justru semakin meneguhkan keinginan mencalonkan dia. Meski memahami keinginan dan keadaan Go, penolakannya justru membuat PDP-Laban semakin yakin dia calon yang tepat. ”Kami percaya kepada Anda. Ketulusan, welas asih, kejujuran, penuh kebaikan kepada pendukung,” kata Cusi.
Dalam pernyataan pada Selasa, Duterte yakin akan memenangi pemilu tahun depan. Sebab, ia tidak melihat ada oposisi yang sanggup melawannya. Calon lawan terkuatnya disebut tidak lolos pemilu sebelumnya sehingga tidak mungkin bisa menang di pemilu mendatang.
Ia tidak menyinggung proses pencalonan anaknya, Sara Duterte-Caprio. Duterte awalnya mendorong Sara menjadi bakal capres. Ternyata, Wali Kota Davao itu sudah punya partai sendiri, yakni Faksi Perubahan (HNP). Sara juga didukung enam partai lain. Pendukung Sara adalah partai yang dikendalikan mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, partai binaan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada, serta empat partai yang dipimpin politisi Filipina.
Para pengurus HNP mengatakan, pendukung Sara semakin banyak. Bahkan, sebagian dari mereka diketahui tidak pernah mendukung Sara dalam kontes politik sebelumnya. Karena itu, HNP yakin Sara akan memenangi Pemilu 2022.
Perpecahan
Keinginan Duterte mencalonkan Sara menjadi salah satu bibit perpecahan PDP-Laban. Setelah Sara menolak dicalonkan PDP-Laban, kubu Pacquiao mempertimbangkan pencalonan Wakil Presiden Filipina Maria Leonor Robredo. Adapun kubu Duterte mendorong pencalonan Go sebagai bakal capres dan Duterte menjadi wakilnya.
Perbedaan itu berlanjut lewat pertemuan sejenis musyawarah nasional luar biasa PDP-Laban pada Mei 2021. Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi mengumpulkan sebagian kader dan pengurus partai dalam ajang itu. Pacquiao meminta kader-kader PDP-Laban hadir dan mengingatkan Cusi agar tidak memecah partai.
Dalam munaslub itu, Cusi ditetapkan sebagai presiden dan Duterte sebagai ketua umum. Adapun Melvin Matibag ditetapkan sebagai Sekjen DPP PDP-Laban.
Pada Juli 2021, kubu Pacquio mendaftarkan kepengurusan PDP-Laban ke komisi pemilihan Filipina, Comelec. Kala itu, Duterte tetap menjadi ketua umum. Sementara pada awal Agustus 2021, Cusi mendaftarkan versi terbaru sesuai hasil munaslub Mei.
Pada 29 Agustus 2021, kubu Pacquio memecat Duterte dan menunjuk Aquiliano Pimentel sebagai Ketua Umum PDP-Laban. Adapun Wakil Ketua DPR Filipina Arnie Teves ditunjuk menjadi sekretaris jenderal dan Ron Munsayac sebagai direktur eksekutif. ”Kami akan mencoba mendaftarkan perubahan,” kata Munsayac seraya mengakui batas waktu pendaftaran kepengurusan sudah lewat.
Kini, bola ada di Comelec yang dituding didominasi para sekutu Duterte. Comelec akan memutuskan kepengurusan mana yang sah. Matibag menegaskan, keputusan kubu Pacquio tidak sah dan hanya lelucon. ”Senator Pimentel tidak punya jabatan di PDP-Laban. Dia tidak penting dan tidak mewakili partai. Kelompok dia cuma peniru dan pencari perhatian. Presiden Rodrigo Duterte tetap ketua PDP-Laban,” ujarnya.
Selain perpecahan di partai, Duterte juga harus menghadapi interpelasi yang tengah berlangsung di Senat. Fokus interpelasi adalah dugaan penyelewengan dana penanggulangan Covid-19. Duterte menghina sejumlah senator yang terlibat dalam proses penyelidikan itu. Bahkan, ia melontarkan hinaan fisik kepada sejumlah senator yang paling vokal dalam penyelidikan itu. ”Siapa pun akan tertekan kalau dicecar selama tujuh jam,” katanya.