Calon Kanselir Jerman Terbelit dalam Pusaran Pencucian Uang
Penyelidikan kasus dugaan pencucian uang itu, antara lain, dipicu karena kejaksaan Osnabrück menerima laporan FIU tidak bertindak setelah ada informasi transaksi 1,7 juta euro melalui bank Jerman ke Afrika.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
AP PHOTO/ANDY WONG, POO
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz (kiri) dan Wakil Perdana Menteri China Liu He tiba untuk menghadiri pertemuan Dialog Keuangan Level Tinggi China-Jerman di Beijing, China. Scholz kini menjadi salah satu bakal calon kanselir Jerman.
BERLIN, SELASA — Parlemen Jerman, Bundestag, memeriksa Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz terkait dugaan tindak pidana pencucian uang. Pemeriksaan kasus ini dilakukan menjelang pemilu Jerman pada akhir pekan ini.
Partai Sosialis Demokrat (SPD) pimpinan Scholz diprediksi dalam sejumlah jajak pendapat akan meraih suara terbanyak dan Scholz disebut berpeluang paling besar menjadi kanselir Jerman.
Scholz hadir di Bundestag pada Senin (20/9/2021). Awalnya, ia berencana hadir secara virtual. Ia mengubah pikiran setelah kubu oposisi terus mengkritik Scholz.
”Kami telah menaikkan laporan (aktivitas mencurigakan) dari 50.000 menjadi 150.000. Saya memperkirakan jumlahnya akan naik pada masa mendatang,” ujar Scholz kepada anggota Bundestag.
Pemeriksaan tindak lanjut penggeledahan terhadap Badan Intelijen Keuangan (FIU) Jerman oleh jaksa di Osnabrück dilakukan pada awal September 2021. FIU berada di bawah dan diawasi Kementerian Keuangan yang dipimpin Scholz.
AFP/TOBIAS SCHWARZ
Menteri Keuangan yang juga Wakil Kanselir Jerman, Olaf Scholz, meninggalkan ruang sidang parlemen setelah dimintai keterangan soal penyelidikan dugaan pencucian uang di kementerian yang dipimpinnya di gedung Bundestag, Berlin, Jerman, Senin (20/9/2021). Scholz adalah kandidat kanselir dari Partai Sosialis Demokrat (SPD).
Penggeledahan tersebut digelar untuk mencari penyebab kepolisian hanya menerima 20.000 aktivitas keuangan mencurigakan dari FIU sepanjang 2020. Padahal, tahun lalu ada 144.000 laporan dari bank ke FIU soal transaksi keuangan yang mencurigakan.
Kejaksaan Osnabrück mencoba menyelidiki apakah ada upaya perintangan penegakan hukum oleh pegawai FIU. Penyelidikan ini, antara lain, dipicu karena kejaksaan Osnabrück menerima laporan FIU tidak bertindak setelah ada informasi transaksi 1,7 juta euro melalui bank Jerman ke Afrika.
Majalah Der Spiegel melaporkan, jumlah dana yang dicuci mencapai miliaran euro. Ada komunikasi intensif FIU dengan Kemenkeu dan Kementerian Hukum terkait berbagai laporan mencurigakan itu. Seperti Kemenkeu, Kemenhum Jerman juga dipimpin kader SPD, yakni Christine Lambrecht.
”Kami belum tahu mengapa laporan-laporan itu tidak diteruskan (dari FIU ke polisi). Bisa jadi karena kebanyakan pekerjaan, bisa jadi juga karena alasan lain. Kami masih mencari tahu,” kata Alexander Retemeyer, jaksa Osnabrück.
Dalam pemeriksaan di Bundestag, sebagian anggota parlemen tidak puas. ”Sekali lagi, Scholz sebagai Menkeu menolak bertanggung jawab pada kekacauan di lembaga antipencucian uang. Dia tidak berbuat cukup banyak untuk melawan tindak pidana pencucian uang,” kata Lisa Paus, anggota Bundestag dari Partai Hijau.
Sementara anggota Bundestag dari CDU/CSU, Hans Michelbach, menyebut bahwa ada masalah besar di lembaga-lembaga pengawas sektor keuangan Jerman. Ia kembali menyoroti kasus WireCard, perusahaan penyedia jasa pengelolaan transaksi keuangan dari Jerman.
Pada 2019, perusahaan yang berpusat di Muenchen itu terlibat skandal akuntansi bernilai miliaran euro. Manajemen WireCard dituding merekayasa laporan keuangan untuk menarik investor. Para anggota Bundestag menyebut, seharusnya otoritas pengawasan lembaga keuangan Jerman bisa cepat mendeteksi masalah itu.
CHRISTOPHE GATEAU/DPA VIA AP
Para anggota Junge Union berunjuk rasa di depan kantor Kementerian Keuangan Jerman dengan membentangkan poster bertuliskan ”Mondays for Money” and ”Where are the Millions, Olaf?” di Berlin, Jerman, Senin (20/9/2021).
SPD mengkritik penyelidikan oleh Ratemayer dan menyebutnya bermotif politik. Sebab, Retemayer pernah menjadi pengurus CDU di Saxony. Wakil Ketua SPD Saskia Esken menyebut, penggeledahan FIU tidak layak. Materi yang dicari dalam penggeledahan disebut bisa didapat melalui panggilan telepon.
Persaingan di pemilu
SPD mengaitkan penggeledahan itu dengan pemilu pada 26 September mendatang. Meski berkoalisi di pemerintahan hasil pemilu 2017-2021, SPD dan CDU/CSU tetap bersaing dalam pemilu 2021. Kini, SPD berada di peringkat teratas pada berbagai jajak pendapat. Peluang keterpilihan SPD adalah 26 persen, sementara CDU dan Partai Hijau masing-masing 21 persen dan 16 persen.
Ketua CDU Armin Laschet ikut berkomentar soal penyelidikan Scholz. ”Dalam demokrasi, menteri selalu tidak bertanggung jawab secara politis pada hal yang menjadi urusannya. Walakin, berdasarkan apa yang kita dengar sejauh ini, belum ada kejelasan berdasarkan keterangan yang diberikan,” ujarnya.
Seperti sejumlah anggota Bundestag, Laschet menyalahkan Scholz. Sebab, Scholz dinilai tidak cukup bertindak untuk menekan TPPU. Sayangnya, upaya Laschet tetap belum bisa membuatnya mengungguli Scholz. Dalam debat para calon kanselir beberapa jam setelah pemeriksaan di Bundestag, 42 persen pemirsa mendukung Scholz. Sementara Laschet hanya disokong 20 persen pemirsa.
AFP/TOBIAS SCHWARZ
Tiga kandidat utama kanselir Jerman, yaitu (dari kiri ke kanan) Olaf Scholz dari Partai Sosialis Demokrat (SPD), Annalena Baerbock dari Partai Hijau, dan Armin Laschet dari Partai CDU/CSU, berfoto bersama sebelum debat televisi menjelang pemilu Jerman di Berlin, Jerman, Minggu (19/9/2021).
Fakta itu membuat peluang CDU mempertahankan kursi kanselir terus menipis. Kursi kanselir kini diduduki kader CDU, Angela Merkel. Sejak beberapa tahun lalu, Merkel mengumumkan akan pensiun selepas pemilu 2021. Karena itu, kursi kanselir akan diperebutkan tanpa calon petahana.
Sejauh ini, Laschet dan Scholz selalu berada di peringkat teratas bakal calon kanselir Jerman. Sayangnya, popularitas dan elektabilitas CDU terus merosot sejak Laschet menjadi ketua. Dari 36 persen pada Januari 2021, popularitas dan elektablitas mereka menjadi 21 persen pada September 2021. (AFP/REUTERS)