Warga Afghanistan boleh menjadi pengungsi di AS, khususnya mereka yang bekerja pada proyek-proyek yang didanai AS, lembaga nonpemerintah AS, dan media massa AS saat AS berada di Afghanistan selama 20 tahun.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Ribuan warga Afghanistan yang terancam menjadi sasaran kekerasan dari kelompok Taliban karena berafiliasi dengan Amerika Serikat mendapat kesempatan untuk tinggal di AS sebagai pengungsi. Warga Afghanistan yang boleh menjadi pengungsi di AS khusus mereka yang bekerja pada proyek-proyek yang didanai AS, lembaga nonpemerintah AS, dan media massa AS saat AS berada di Afghanistan selama 20 tahun.
Program pengungsi baru bernama ”Prioritas Dua” dari Kementerian Luar Negeri AS ini diumumkan Senin (2/8/2021). ”Dengan meningkatnya kekerasan Taliban, Pemerintah AS memberikan kesempatan kepada warga yang bekerja pada AS untuk mengungsi di AS,” sebut Kemlu AS.
Program baru ini memperluas kesempatan untuk menetap permanen di AS bagi warga Afghanistan beserta anggota keluarga dekat mereka yang kemungkinan juga berisiko terancam Taliban. Gejolak kekerasan Taliban di Afghanistan justru meningkat menjelang penarikan seluruh pasukan AS pada akhir bulan ini. Taliban gencar berusaha menguasai kota-kota besar.
Presiden AS Joe Biden mendapat tekanan dari anggota parlemen dan kelompok-kelompok advokasi untuk membantu warga Afghanistan yang terancam nyawanya. Akhirnya, diputuskan warga Afghanistan yang bekerja pada kontraktor, menjadi staf lokal, dan penerjemah bagi pemerintah atau militer AS boleh pindah ke AS.
Program baru ini mengharuskan pemohon dirujuk oleh lembaga AS atau pegawai AS paling senior dari sebuah lembaga nonpemerintah atau organisasi media yang berkantor pusat di AS. Persyaratan ini berbeda dari program pengungsi AS yang sudah ada saat ini untuk warga Irak. Dalam program untuk warga Irak, warga Irak dimungkinkan melamar langsung. Namun, program ini sudah ditangguhkan tanpa batas waktu.
Sebelumnya, AS juga sudah mempunyai program Visa Imigrasi Khusus (SIV) khusus bagi warga Afghanistan yang menjadi penerjemah atau bekerja untuk Pemerintah AS beserta keluarga mereka. Untuk program SIV, sudah ada 20.000 pemohon yang sedang diproses berkasnya. Program Prioritas Dua ini diperuntukkan bagi mereka yang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan SIV itu.
Sekitar 200 pemohon SIV saat ini sudah sampai pada tahap akhir pengurusan visa dan anggota keluarganya sudah terbang ke AS pada pekan lalu. Ini merupakan langkah awal upaya evakuasi AS yang disebut ”Operasi Pengungsi Sekutu” yang diperkirakan akan mencakup sekitar 50.000 orang.
Pemerintah AS dan Inggris menuding Taliban telah melakukan kejahatan perang dengan pembunuhan massal terhadap warga sipil di kota Spin Boldak, Kandahar, yang berbatasan dengan Pakistan. ”Taliban membunuhi warga sipil di kota Spin Boldak karena alasan balas dendam. Ini merupakan kejahatan perang dan harus diselidiki. Anggota Taliban dan pemimpinnya harus dimintai pertanggungjawaban,” sebut Kedutaan Besar AS dan Inggris di Afghanistan secara terpisah dalam akun Twitter mereka. (REUTERS/AFP)