AS Tarik Sebagian Staf Kedutaan Besarnya dari Kabul
Amerika Serikat akan menarik secara bertahap 2.500 anggota pasukan militernya dari Afghanistan mulai Mei hingga 11 September tahun ini. Sebagian staf Kedubes AS di Kabul juga segera dipulangkan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Pemerintah Amerika Serikat menarik sebagian staf dari kedutaan besarnya di Kabul, Afghanistan, karena ancaman gejolak kekerasan menjelang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Staf yang ditarik pulang adalah mereka yang bisa melakukan tugasnya dari tempat lain. Meski sebagian staf ditarik, kedubes AS tetap beroperasi seperti biasa.
”Staf yang masih dibutuhkan untuk menangani urusan penarikan pasukan AS dan upaya mendukung rakyat Afghanistan masih akan tetap berada di Afghanistan,” tulis Ross Wilson, pejabat Dubes AS di Kabul, di Twitter.
Perintah penarikan staf itu datang dua pekan setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan sekitar 2.500 tentara AS akan ditarik dari Afghanistan pada 11 September mendatang. Biden menilai pasukan AS sudah mencapai tujuan yang diinginkan sehingga tugas di Afghanistan pun selesai. Sejumlah pejabat AS khawatir gejolak kekerasan malah akan naik lagi karena kelompok Taliban akan menganggap keluarnya AS dari Afghanistan sebagai kemenangan mereka.
Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan agar warga AS tidak bepergian ke Afghanistan karena kelompok teroris dan perlawanan tetap merencanakan dan melakukan serangan di Afghanistan. Pemerintahan Biden akan tetap menugaskan pasukan di Kabul, tetapi dalam jumlah terbatas dan tugasnya menjaga kedubes AS.
Kepala Komando Pusat AS Kenneth McKenzie mengatakan, Pemerintah AS akan tetap menjaga aktivitas operasional kedubes AS, tetapi dengan kekuatan penjagaan yang minimal.
Hak perempuan
Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengingatkan, jika Taliban mengambil alih kemiliteran dari pemerintah di Kabul, mereka tidak akan mendapat dukungan dari komunitas internasional. ”Mereka akan diisolasi, dijatuhi sanksi, tidak didukung negara-negara di kawasan regional, dan tercoreng namanya di seluruh dunia. Ada konsensus di komunitas regional dan internasional yang menentang pengambilalihan militer oleh Taliban,” ujarnya.
Ketika berbicara di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Khalilzad juga memperingatkan, bantuan AS untuk Afghanitan akan dikurangi jika Taliban tidak menghormati hak asasi manusia. AS akan menambah bantuan hingga ratusan juta dollar AS agar Afghanistan tetap menghormati HAM, terutama untuk perempuan. ”Taliban sudah menyatakan tidak mau menjadi pariah,” ujarnya.
Jika Afghanistan menghendaki bantuan AS dan internasional, mereka harus memperlakukan rakyatnya dengan lebih baik, terutama terkait hak perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.
Penarikan pasukan sebanyak 2.500-3.500 tentara AS dan 7.500 tentara NATO saat ini sudah dimulai secara bertahap meski secara resmi baru akan dimulai 1 Mei mendatang. Pada Februari tahun lalu, militer AS mulai menutup pangkalan militer yang kecil. Pada pertengahan April, Biden mengumumkan, tahap akhir penarikan akan dimulai 1 Mei dan berakhir sebelum 11 September.
Penarikan pasukan AS dan koalisi NATO berlanjut meski tanpa adanya kesepakatan perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Perundingan antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan mandek dan baru akan dimulai lagi bulan depan. (REUTERS/AFP/AP)