Taiwan Tuduh China Halangi Mereka Membeli Vaksin Covid-19
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menuduh China telah menekan perusahaan BioNTech agar tidak menjual vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech kepada Taiwan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
TAIPEI, RABU — Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menuduh China menghalang-halangi upaya pemerintahnya membeli vaksin Covid-19 keluaran Pfizer-BioNTech. Taiwan, yang sebelumnya mampu menangani pandemi hampir setahun penuh, kini sedang menghadapi krisis penularan lokal terbanyak akibat munculnya galur-galur baru virus SARS-CoV-2 dan kesulitan memperoleh vaksin untuk mengimunisasi warganya.
”Ini perbuatan China. Mereka menekan perusahaan BioNTech agar tidak menjual vaksin kepada Taiwan,” kata Tsai ketika berbicara di depan parlemen di Taipei, Rabu (26/5/2021). BioNTech adalah perusahaan farmasi di Jerman, mitra perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, dalam membuat vaksin Covid-19.
Ia mengungkapkan, perusahaan farmasi China, Fosun Pharmaceuticals Co, mengaku ditunjuk sebagai penyalur vaksin Covid-19 buatan Pfizer- BioNTech untuk wilayah China, Taiwan, Hong Kong, dan Makau. Meskipun demikian, Tsai bersikukuh tidak mau membeli vaksin melalui Fosun Co. Ia hanya mau membeli vaksin langsung dari Pfizer, BioNTech, atau program penyediaan vaksin global, yaitu Covax.
”Membeli vaksin dari perusahaan China tidak memberi jaminan soal keamanan dan keampuhan vaksin. Karena itu, kami terus berupaya agar BioNTech mau menjual langsung ke Taiwan atau menjual lewat Covax. Hanya ini cara memastikan mutu vaksin yang kita peroleh terjamin,” ujarnya.
Taiwan memiliki penduduk sebanyak 23,8 juta jiwa. Baru 1 persen dari populasi itu telah menerima vaksinasi Covid-19 lengkap. Taipei telah memesan vaksin keluaran AstraZeneca dan Moderna sebanyak 20 juta dosis melalui program Covax. Sejak bulan Februari lalu, baru 700.000 dosis AstraZeneca yang sudah tiba.
Dalam wawancara dengan surat kabar Taiwan News, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung menjelaskan bahwa Taiwan sudah berdialog dengan BioNTech sejak Desember 2020. Menurut dia, mereka membahas rencana Taiwan membeli 5 juta dosis vaksin yang disetujui oleh BioNTech. Akan tetapi, beberapa hari sebelum penandatanganan kontrak jual-beli, perusahaan Jerman itu tiba-tiba mundur. Taipei lalu menuduh Beijing merintangi upaya Taiwan menangani pandemi.
Seperti dilansir kantor berita China, Xinhua, Direktur Fosun Co, Wu Yifang, mengungkapkan perusahaan itu telah bertindak sebagai penyalur resmi vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech jauh sebelum Taiwan mulai mendekati BioNTech di Jerman. Sementara dalam laman media Deutsche Welle edisi China, perusahaan BioNTech menerbitkan pernyataan bahwa mereka tetap bersedia membantu Taiwan memperoleh vaksin, tetapi tidak disebutkan metodenya: pembelian langsung, melalui Covax, atau dengan Fosun Co.
Memburuk
Perkembangan kasus positif harian di Taiwan belum memperlihatkan tanda-tanda membaik. Justru setiap hari kasus Covid-19 semakin meningkat. Laporan Pusat Pengendalian Wabah Taiwan (CECC) tanggal 26 Mei lalu mengungkapkan ada 635 kasus baru. Rinciannya adalah 304 kasus yang tercatat pada tanggal tersebut dan 331 kasus yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya baru keluar. Selain itu, juga ada 11 pasien yang meninggal.
Secara total, Taiwan mencatat 6.091 kasus positif Covid-19 dengan rentang usia 5-90 tahun. Sebanyak 4.918 adalah kasus lokal yang terjadi dalam empat pekan terakhir. Lonjakan ini tidak diperkirakan pemerintah sebelumnya karena mereka selama hampir satu tahun pada 2020 berhasil mengendalikan pandemi. Munculnya galur-galur baru dari India, Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil mengakibatkan penularan yang lebih luas dan cepat. Kini sudah 46 warga Taiwan meninggal, semuanya lansia dengan penyakit bawaan.
Komisioner Pemerintah Daerah Nantou, Lin Ming-chen, meminta agar pemerintah pusat membuka izin bagi pemerintah daerah untuk membeli vaksin secara mandiri.
Pemda Nantou sudah bersurat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan (FDA) untuk meminta izin impor vaksin langsung dari Fosun Co. Setelah vaksin tiba, pemda Nantou akan menyerahkannya kepada FDA Taiwan untuk diberi izin edar.
”Pemda Nantou tidak mau terseret polemik pemerintah pusat dengan China. Warga kami lebih penting. Kami juga sudah rapat dengan sejumlah pemda lain untuk membangun jaringan supaya bisa mengimpor vaksin Covid-19 langsung dari Fosun Co,” kata Lin.
Sementara itu, Pemimpin Kantor Perwakilan Amerika Serikat untuk Taiwan, Brett Christensen, mengaku negaranya belum bisa menanggapi permintaan pengiriman vaksin. Pasalnya, AS masih sibuk memberi imunisasi kepada warganya. Setelah penduduk Negeri Paman Sam menerima suntikan yang lengkap, baru pemerintah bisa mengalihkan perhatian membantu negara-negara lain.
”Selama ini kasus Covid-19 di Taiwan masih terkendali. Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, cara Taiwan menangani pandemi jauh lebih baik,” ucap Christensen. (REUTERS)