Singapura Berharap Bisa Buka Perbatasan pada Akhir Tahun 2021
Seiring dengan semakin banyaknya negara yang menggelar vaksinasi Covid-19, Singapura kemungkinan akan membuka kembali pintunya bagi warga asing pada akhir 2021.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SINGAPURA, SENIN — Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berharap Singapura mulai dibuka kembali untuk wisatawan asing pada akhir 2021 seiring semakin banyaknya negara yang menggelar program vaksinasi Covid-19.
Hal itu disampaikan Lee dalam wawancara dengan televisi BBC yang disiarkan Minggu (14/3/2021). ”Saya berharap, jika program vaksinasi Covid-19 negara lain telah mencakup proporsi penduduk yang cukup besar akhir tahun ini, kami akan lebih percaya diri dan mengembangkan sistem untuk membuka kembali perbatasan bagi perjalanan yang aman,” tuturnya.
”Mudah-mudahan akhir tahun ini atau tahun depan pintu perbatasan mulai terbuka kembali, paling lambat,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19, Singapura tertutup bagi kunjungan wisata. Meski demikian, negara pulau itu telah membuka program koridor perjalanan dinas dan bisnis dengan sejumlah negara. Singapura juga tengah menjajaki pengakuan bersama sertifikat vaksin Covid-19 dengan negara lain.
Harian Strait Times, Jumat (12/3/2021), melaporkan, dalam wawancaranya dengan Money FM 89,3, Menteri Perhubungan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, Singapura perlu mencari cara menghapus syarat karantina. ”Tidak ada yang bakal datang ke Singapura dan tinggal selama 14 hari,” ujarnya.
Menurut Ong, Singapura masih berada dalam ”situasi krisis” di mana volume penumpang di Bandar Udara Internasional Changi saat ini hanya 2,6 persen dari kondisi sebelum pandemi Covid-19. Singapura dapat membuka diri bagi warga asing dari negara dengan tingkat infeksi Covid-19 menengah dengan program vaksinasi Covid-19 sedang berjalan.
”Dikombinasikan dengan tes, koridor wisata yang aman sangat mungkin dibuka,” katanya.
Ong menjelaskan, pengaturan gelembung wisata memerlukan timbal balik. Artinya, tingkat penularan Covid-19 negara dalam gelembung harus sama-sama rendah agar gelembung perjalanan yang aman bisa berjalan. Gelembung wisata Singapura dan Hong Kong yang semula dimulai pada November 2020, misalnya, harus ditunda karena terjadi lonjakan infeksi Covid-19 di Hong Kong.
Saat ini, negara yang sedang menjajaki gelembung wisata dengan Singapura adalah Australia. Gelembung wisata kedua negara yang sedang dibahas itu paling cepat berjalan pada Juli mendatang. Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack mengatakan, Australia ”saat ini bekerja dengan Singapura untuk potensi gelembung wisata mulai Juli.”
”Sejalan dengan vaksinasi yang tidak hanya di Australia, tetapi juga berjalan di negara lain, kami akan membuka lebih banyak gelembung,” kata McCormack kepada ABC.
Koran Sydney Morning Herald melaporkan, kesepakatan gelembung wisata itu akan memungkinkan warga Singapura dan Australia yang telah divaksin Covid-19 untuk bepergian di antara keduanya tanpa harus menjalani karantina. Koran itu menambahkan, Canberra berharap warga dari negara ketiga, seperti pelajar internasional, pelaku bisnis, dan warga yang repatriasi bisa menjalani karantina dua minggu sebelum terbang ke Australia.
Namun, Singapura menyatakan, ”tidak membahas konsep pusat karantina atau simpul vaksinasi” dengan Australia.
Singapura telah berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 dan mencatat hanya beberapa kasus lokal. Negara itu juga telah menggelar program vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Singapura juga sedang mengevaluasi aspek keamanan dan efikasi CoronaVac, vaksin Covid-19 dari Sinovac, China. Jika hasilnya bagus, tidak tertutup kemungkinan CoronaVac juga akan digunakan dalam program vaksinasi.
Hingga 8 Maret 2021, sebanyak 611.000 dosis vaksin Covid-19 telah diberikan kepada warga Singapura. Menurut rencana, pada akhir tahun ini seluruh warga Singapura yang berjumlah 5,7 juta jiwa sudah divaksin. (REUTERS/AFP)