Kepercayaan Akan Vaksin Covid-19 Semakin Meningkat
Seiring waktu keyakinan akan keamanan dan khasiat vaksin Covid-19 di sejumlah negara meningkat. Lebih banyak penduduk yang akhirnya bersedia divaksin.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, JUMAT – Kepercayaan terhadap vaksin Covid-19 meningkat seiring dengan semakin banyaknya orang yang bersedia divaksin dalam program vaksinasi di berbagai negara di dunia. Kekhawatiran akan efek samping vaksin pun perlahan memudar.
Hal itu terungkap dari hasil survei di 14 negara oleh Institute Global Health Innovation Imperial College, London, Inggrus, bersama lembaga jajak pendapat YouGov, Jumat (5/3/2021).
Survei ini melibatkan lebih dari 13.500 responden di Australia, Inggris, KAnada, Denmark, PErancis, Jerman, Israel, Italia. Kemudian Jepang, Belanda, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, dan Swedia.
Ditemukan, kepercayaan terhadap vaksin Covid-19 meningkat di 9 dari 14 negara yang disurvei termasuk Perancis, Jepang, dan Singapura yang tingkat kepercayaan akan vaksin sebelumnya rendah.
Dalam survei yang dilakukan pada 8-21 Februari 2021 itu juga diungkapkan, warga Inggris merupakan responden yang paling bersedia divaksin. Sebanyak 77 persen responden bersedia divaksin Covid-19 jika tersedia pada pekan itu.
Tingkat kesediaan warga Inggris itu meningkat dari survei sebelumnya pada November 2020 yanga hanya 55 persen, beberapa saat sebelum pemerintah Inggris menyetujui pemberian darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech.
Sementara itu, warga Perancis, Singapura, dan Jepang tetap menjadi responden yang paling tidak bersedia divaksin. Masing-masing negara itu berurutan dengan angka 40 persen, 48 persen, dan 48 persen. Namun, ini lebih tinggi dari survei sebelumnya pada November lalu yang masing-masing 25 persen, 36 persen, dan 39 persen.
Survei ini juga menemukan bahwa kekhawatiran akan efek samping vaksin di kebanyakan negara telahberkurang. Kurang dari separuh total responden yang menyatakan kekhawatirannya.
Sekali lagi, responden di Perancis, Singapura, dan Jepang menjadi responden yang paling khawatir akan efek samping vaksin Covid-19 dengan angka masing-masing 56 persen, 59 persen, dan 61 persen. Sedangkan warga Inggris menjadi responden dengan kekhawatiran yang kecil.
Di Jepang, menteri yang bertanggung jawab atas program vaksinasi Covid-19, Taro Kono, mengatakan, pengiriman vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech ke Jepang pada April nanti akan empat kali lipat dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, Februari lalu, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menerima langsung kiriman satu juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China bersama sejumlah pejabat Hong Kong lainnya.
Acara yang disiarkan langsung televisi itu bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan public terhadap vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 dari Sinovac, yaitu CoronaVac, merupakan vaksin Covid-19 pertama yang diterima Hong Kong sebelum vaksin dari Pfizer-BioNTech yang menyusul kemudian.
Dibandingkan dengan China daratan yang telah memulai vaksinasi Covid-19 sejak Juli 2020, program vaksinasi Covid-19 di Hong Kong baru berjalan pada triwulan pertama 2021.
Lam yang yang memakai kaus putih mengimbau warganya untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi Covid-19. “Ini membutuhkan kolaborasi seluruh warga untuk membantu masyarakat Hong Kong pulih segera,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan, mengatakan, pemerintah berupaya meyakinkan warga yang khawatir akan keamanan CoronaVac. Menurut Chan, tidak ada tekanan dari Beijing agar Hong Kong mau menerima CoronaVac dan syarat keamanan dan keselamatan juga harus tetap dipenuhi.
Survei yang dilakukan oleh University of Hong Kong pada Januari 2021, menemukan bahwa kurang dari 30 persen responden yang menyatakan bersedia divaksin CoronaVac.(REUTERS)