China Kembali Tingkatkan Anggaran Militer, Naik Hampir 7 Persen
China menaikkan anggaran militernya, tertinggi dalam enam tahun terakhir. Anggaran militer adalah barometer untuk melihat tingkat agresivitas Beijing dalam meningkatkan kapasitas pertahanannya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BEIJING, JUMAT — Pemerintah China menempatkan anggaran pertahanan untuk tahun 2021 senilai 1,35 triliun yuan atau sekitar Rp 2.987 triliun, naik sekitar 6,8 atau hampir 7 persen dibandingkan dengan anggaran di sektor yang sama pada 2020.
Anggaran militer Beijing itu disusun di tengah target pertumbuhan ekonomi tahunan China yang relatif moderat, yakni minimal 6 persen, dengan janji pemerintah menciptakan lebih banyak pekerjaan di kota-kota pasca-pemulihan.
Anggaran militer China terdata naik dengan kenaikan satu digit dalam enam tahun terakhir. Anggaran yang dirilis pada Jumat (5/3/2021) itu merupakan barometer untuk melihat tingkat agresivitas Beijing dalam upayanya meningkatkan kapasitas dan kekuatan militernya.
Tahun lalu, anggaran pertahanan China naik 6,6 persen, tingkat paling lambat dalam tiga dekade terakhir. Angka sangat moderat itu terkait langsung dengan tekanan terhadap perekonomian China sehubungan dengan terjadinya pandemi Covid-19.
Perdana Menteri China Li Keqiang, dalam pidato kenegaraannya di depan badan legislatif, mengatakan, tahun ini pemerintah akan memperkuat angkatan bersenjata ”melalui reformasi, sains, teknologi, dan pelatihan personel yang cakap”.
”Kita akan meningkatkan pelatihan dan kesiapsiagaan militer secara menyeluruh, membuat rencana keseluruhan guna merespons risiko keamanan di semua bidang dan untuk semua situasi, serta meningkatkan kapasitas strategis militer guna melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara kita,” kata Li seraya menyatakan, Beijing akan memperbaiki tata letak iptek dan industri terkait pertahanan dan menyempurnakan sistem mobilisasi pertahanan.
China secara rutin mengatakan bahwa pengeluaran untuk tujuan pertahanan adalah persentase yang relatif rendah dari tingkat pertumbuhan produk domestik brutonya.
Namun, anggaran itu hanya menampilkan angka mentah untuk belanja militernya saja. Banyak diplomat dan pakar asing percaya bahwa negara tersebut tidak melaporkan jumlah atau angka anggaran sebenarnya.
Publik global terus mencermati agresivitas militer China, sebagaimana hal yang sama dilakukan terhadap perkembangan ekonomi negara itu secara keseluruhan. Sejumlah lembaga memperkirakan ekonomi China akan melampaui ekonomi Amerika Serikat (AS) pada paruh kedua dekade ini.
Semakin cepat China pulih dari pandemi Covid-19 dan tertahannya pemulihan ekonomi AS akan membuat lari China semakin cepat dalam melampaui AS.
Anggaran pertahanan China yang dilaporkan pada 2021 adalah sekitar seperempat dari pengeluaran pertahanan AS. Belanja pertahanan AS mencapai 714 miliar dollar AS pada tahun fiskal 2020. Anggaran itu diperkirakan akan meningkat menjadi 733 miliar dollar AS pada tahun fiskal 2021.
Kementerian Keuangan China dalam pernyataan resminya mengaku prospek pendapatan dan pengeluaran Pemerintah China tahun ini dikelola dengan serius. Salah satu hal yang diperhatikan dengan saksama adalah tingkat utang pemerintah.
”Secara keseluruhan, prospek pendapatan dan belanja pemerintah pada 2021 tampak cukup serius, bahkan dengan kesulitan yang lebih besar dalam menyeimbangkan anggaran dan risiko di bidang-bidang utama, seperti utang yang tidak dapat diabaikan,” kata Kementerian Keuangan China dalam laporan yang dirilis menjelang pertemuan tahunan parlemen China.
China pada Jumat menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahunan moderatnya di level 6 persen. Pemerintah China bertekad menciptakan lebih banyak pekerjaan di kota-kota, kawasan yang paling terdampak pandemi Covid-19. Pada 2020, China menurunkan target pertumbuhan PDB-nya, kali pertama dilakukan sejak 2002 setelah pandemi menekan kuat ekonominya.
”Sebagai target umum, tingkat pertumbuhan China telah ditetapkan lebih dari 6 persen untuk tahun ini,” kata PM Li Keqiang dalam laporan kerjanya tahun 2021. ”Dalam menetapkan target ini, kami telah memperhitungkan pemulihan aktivitas ekonomi.”
PDB China meningkat 2,3 persen tahun lalu. China menjadi satu-satunya negara dengan ekonomi utama yang mengalami pertumbuhan. Target moderat pertumbuhan ekonomi China tahun ini jauh di bawah konsensus analis, yang memperkirakan pertumbuhan bisa mengalahkan 8 persen tahun ini. Pasar saham China pun jatuh pada perdagangan Jumat.
”Jika rata-rata pertumbuhan berurutan dari triwulan satu sampai empat tahun ini 0 persen, total pertumbuhan ekonomi China sepanjang tahun ini sekitar 6,1 persen,” demikian analisis lembaga Nomura dalam sebuah catatan.
”Beijing tidak ingin menetapkan target pertumbuhan terlalu dekat dengan 8,0 persen karena tidak ingin memangkas target pertumbuhan tahun depan,” katanya.
Aninda Mitra, analis senior di lembaga BNY Mellon Investment Management, mengatakan, target pertumbuhan yang moderat di China akan memungkinkan otoritas negara itu menekankan kualitas pertumbuhan daripada kuantitasnya.
”Setelah pandemi, standar yang rendah akan memungkinkan sebagian besar provinsi untuk melewati rintangan tanpa membebani diri mereka sendiri secara finansial,” kata Mitra.
Pada tahun ini, China menargetkan penciptaan lebih dari 11 juta pekerjaan perkotaan baru, kata Li dalam laporannya yang disampaikan pada pembukaan pertemuan parlemen tahun ini. Target tersebut naik dari angka target tahun lalu yang dipatok 9 juta lapangan kerja.
Sejalan dengan membaiknya ekonomi, Pemerintah China menargetkan defisit anggaran 2021 sekitar 3,2 persen dari PDB, kurang dari target di atas 3,6 persen pada tahun lalu.
Kuota penerbitan surat utang khusus pemerintah daerah ditetapkan 3,65 triliun yuan (563,65 miliar dollar AS), juga turun dari 3,75 triliun yuan pada tahun lalu. (AP/REUTERS/BEN)