Kampanye Vaksinasi Covid-19 di Palestina Kekurangan Dana
Palestina kekurangan dana untuk memberikan vaksin Covid-19 kepada warganya. Diharapkan Israel mau membantu Plaestina sebagaimana juga membantu Suriah dengan memberikan vaksin Covid-19 buatan Rusia.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
JERUSALEM, SENIN — Rencana kampanye vaksinasi Covid-19 Palestina masih kekurangan dana 30 juta dollar AS, bahkan setelah mendapat bantuan skema pendanaan untuk negara miskin sekalipun.
Hal itu disampaikan Bank Dunia dalam laporannya, Senin (22/2/2021). Otoritas Palestina berencana mendapatkan vaksin Covid-19 untuk 20 persen warganya melalui mekanisme COVAX. Para pejabat otoritas Palestina berharap bisa mendapatkan tambahan vaksin untuk mencapai cakupan 60 persen.
Dana yang dibutuhkan untuk mencakup 60 persen populasi sekitar ”55 juta dollar AS dan saat ini masih kurang 30 juta dollar AS”. Bank Dunia pun menyerukan adanya pendanaan untuk menutup kekurangan itu.
Palestina memulai kampanye vaksinasi Covid-19 bulan ini dan telah mendapat bantuan vaksin dari Israel, Rusia, dan Uni Emirat Arab.
Akan tetapi, sekitar 32.000 dosis vaksin bantuan yang diterima saat ini masih jauh dari kebutuhan untuk vaksinasi 5,2 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki Israel sejak 1967.
Sekitar 20.000 dosis vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, dari UEA tiba di jalur Gaza melalui Rafah melintasi Mesir, Minggu (21/2/2021). Artinya, vaksin ini tidak masuk Palestina melalui Israel yang masih memblokade Gaza sejak 2007. Pengiriman vaksin ini dilaporkan direncanakan oleh rival politik Presiden Palestina Mahmoud Abbas tiga bulan sebelum pemilu Palestina.
Pekan lalu, Mohammad Dahlan, mantan pengurus Partai Fatah, (partainya Abbas), yang kini mengasingkan diri di UEA, mengumumkan bahwa pengiriman vaksin Covid-19 itu adalah ”bantuan kedermawanan” dari Abu Dhabi.
Sejumlah warga Palestina melihat langkah Dahlan yang kini menjadi penasihat keamanan putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, itu bermotif politis menjelang pemilu legislatif Mei dan pemilu presiden Juli nanti.
Donasi
Menurut Bank Dunia, Israel, negara terdepan dalam kecepatan vaksinasi Covid-19 di dunia, mungkin bisa mempertimbangkan untuk memberikan bantuan yang lebih besar dengan mendonasikan kelebihan stok vaksinnya untuk membantu Palestina mempercepat kampanye vaksinasinya di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
”Untuk memastikan berjalannya kampanye vaksinasi yang efektif, otoritas Palestina dan Israel harus berkoordinasi dalam pendanaan, pengadaan, dan distribusi vaksin Covid-19 yang aman dan efektif,” sebut Bank Dunia.
Warga Palestina dan kelompok pembela HAM menuduh Israel mengabaikan kewajibannya sebagai kekuatan yang menduduki wilayah Tepi Barat dan jalur Gaja untuk memasukkan warga Palestina dalam program vaksinasinya.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa di bawah kesepakatan damai Oslo, Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina-lah yang bertanggung jawab atas vaksinasi warga di jalur Gaza dan di beberapa wilayah Tepi Barat.
Akan tetapi, di saat yang sama media Israel melaporkan bahwa Israel justru mengulurkan tangannya kepada Suriah, mendonasikan vaksin Sputnik V kepada negara yang menampung pasukan Iran yang merupakan rival Israel di kawasan.
Bantuan itu merupakan bagian dari kesepakatan pembebasan perempuan Israel yang ditahan di Damaskus yang difasilitasi oleh Rusia. Israel membeli Sputnik V kepada Rusia sebesar 1,2 juta dollar AS.
Hal itu memicu kritik di dalam negeri Israel sendiri. Sikap tersebut jelas kontras dengan penolakan Israel untuk membantu Palestina melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap warganya di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu lalu, mengatakanm ”tak satu pun vaksin Israel” terlibat dalam kesepakatan pembebasan warga Israel. Ia juga tidak menyebutkan apakah Israel membeli vaksin kepada Rusia, dan Rusia ingin detail kesepakatan itu tetap rahasia. (REUTERS/AFP/AP)