Tanda-tanda Positif dari Kampanye Vaksinasi Covid-19 di Israel
Program vaksinasi Covid-19 di Israel yang berlangsung dengan cepat ternyata memberikan hasil positif. Namun, vaksinasi di negara itu harus berkejaran dengan banyak beredarnya virus korona varian baru dari Inggris.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
JERUSALEM, RABU — Kampanye vaksinasi Covid-19 Israel yang cepat tidak hanya menjadikan negara ini memiliki rasio pemberian vaksin per kapita tertinggi di dunia. Vaksinasi di negara itu juga menjadi sarana studi riil bagaimana efektivitas vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Sejauh ini hasilnya menjanjikan.
Lebih dari separuh populasi penduduk yang memenuhi syarat—sekitar 3,5 juta jiwa—telah mendapat dosis pertama atau dosis kedua vaksin Covid-19. Kelompok lansia dan berisiko yang jadi prioritas vaksinasi memperlihatkan penurunan jumlah penderita sakit yang dramatis.
Eran Segal, ilmuwan data dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, mengatakan bahwa di antara penduduk yang telah mendapat dua dosis vaksin terjadi penurunan 53 persen kasus baru Covid-19, penurunan 39 persen kasus rawat inap, dan penurunan 31 persen kasus parah dari pertengahan Januari hingga 6 Februari 2021.
Pada periode yang sama, dari kelompok usia di bawah 60 tahun yang memenuhi syarat mendapat vaksin nantinya, kasus baru turun 20 persen, tetapi kasus rawat inap dan infeksi parah naik masing-masing 15 persen dan 29 persen.
Vaksinasi Covid-19 di Israel ini telah memberikan data yang menghadirkan perspektif baru soal seberapa efektif vaksin ketika dipakai di luar uji klinis yang terkontrol dan pada titik apa kekebalan kelompok bisa tercapai.
Jawaban-jawaban atas pertanyaan itu akan diketahui dua minggu lagi saat tim menganalisis efektivitas vaksin Covid-19 pada kelompok penerima yang lebih muda dan kelompok target, seperti pasien diabetes, kanker, dan perempuan hamil yang dalam uji klinis berjumlah sedikit.
”Kami perlu keragaman kelompok penduduk dan waktu tindak lanjut yang cukup untuk sampai pada kesimpulan dan kita sedang menuju ke sana,” kata Ran Balicer, Kepala Inovasi dari HMO Clalit.
Banyak variabel terkait
Pada saat yang sama, Pfizer juga memantau terus vaksinasi Covid-19 di Israel. Pfizer mengatakan, masih sulit untuk memprediksi secara presisi kapan kekebalan kelompok mulai terbangun. Ini karena banyak variabel yang terkait, termasuk kebijakan jaga jarak dan jumlah kasus baru dari setiap kasus positif.
Dengan masih dinamisnya transmisi Covid-19 dan kasus yang melonjak, Israel pun telah menyesuaikan target dan harapan dalam mengakhiri pandemi dengan vaksinasi.
Karantina wilayah secara nasional yang ketiga diterapkan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, terutama yang disebabkan oleh varian virus korona dari Inggris, yang menyebar lebih mudah. Sisi positifnya, vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech masih mampu melawan varian ini.
”Sejauh ini kami mengidentifikasi efektivitas 90-95 persen terhadap varian dari Inggris,” kata Hezi Levi, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel. ”Tetapi, ini masih awal karena kami baru saja menyelesaikan pemberian dosis kedua seminggu terakhir.”
Ia juga menambahkan, terlalu dini pula untuk berkomentar soal varian dari Afrika Selatan.
Israel memulai program vaksinasi Covid-19 pada 19 Desember 2020 dengan menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech.
Empat hari kemudian, varian virus korona dari Inggris terdeteksi pada empat warga. Sementara vaksin Pfizer mencegah penduduk lansia terinfeksi, sebanyak 80 persen kasus baru justru berasal dari varian baru.
Program vaksinasi pun seperti berkejaran dengan kecepatan penularan virus SARS-CoV-2 varian baru dari Inggris. Pemerintah Israel pun akhirnya secara bertahap mulai memberikan vaksin kepada populasi umum.
Semua data dan informasi vaksinasi, termasuk dari kelompok penduduk mana si penerima vaksin dan vaksin dari vial mana yang diberikan kepadanya, bisa dilacak secara digital.
Menurut Maccabi, penyedia layanan kesehatan terkemuka di Israel, seminggu setelah dosis kedua vaksin diberikan—jangka waktu perlindungan maksimal sudah terbentuk—sebanyak 245 dari 416.900 orang yang sudah divaksin terinfeksi Covid-19.
Apabila angka itu dibandingkan dengan kelompok penduduk yang tidak divaksinasi, efikasinya 91 persen. Setelah 22 hari pascavaksinasi lengkap, tidak ada kasus baru terdeteksi.
Para pakar Israel yakin bahwa vaksin bisa menurunkan kasus Covid-19 dibandingkan karantina wilayah berdasarkan studi di beberapa kota, analisis kelompok umur, dan karantina wilayah sebelum vaksinasi digelar. Dengan 80 persen warga lansia telah divaksin—baik dosis pertama maupun kedua—gambaran yang lebih lengkap soal bagaimana pengaruh vaksinasi terhadap kasus baru akan mulai muncul pekan ini. (REUTERS)