Popularitas Presiden Donald Trump terus tertinggal dari kandidat presiden dari Demokrat, Joe Biden.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
Jajak pendapat nasional AS tidak mengindikasikan adanya dukungan di luar pengikut setia petahana, Presiden Donald Trump. Ia semakin tertinggal dari rivalnya, Joe Biden.
NEW YORK, SENIN — Sebulan menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, kandidat presiden dari Republikan sekaligus petahana, Presiden Donald Trump, terus tertinggal dari lawannya dari Demokrat, Joe Biden, dalam jajak pendapat nasional. Kampanye Trump semakin ”pincang” karena dia dan sejumlah tokoh sentral di tim kampanyenya mengisolasi diri akibat terjangkit Covid-19.
Jajak pendapat nasional Reuters/Ipsos yang digelar pada 2-3 Oktober ini terhadap 1.005 warga AS menunjukkan, 51 persen responden mendukung Biden dan 41 persen mendukung Trump.
Dalam banyak jajak pendapat selama ini, Trump memang selalu mengekor Biden, tetapi selisih 10 persen dalam jajak pendapat terbaru ialah 1-2 persen lebih tinggi daripada hasil jajak pendapat beberapa minggu terakhir.
Jajak pendapat nasional itu juga tidak mengindikasikan adanya dukungan di luar pengikut setia Trump yang beberapa di antaranya berkumpul di luar Walter Reed National Military Medical Center tempat Trump dirawat.
Meski demikian, untuk menang dalam pemilu, kandidat juga harus unggul di banyak negara bagian agar mengamankan Electoral College. Dalam hal ini, popularitas Trump hampir menyamai Biden.
Trump dibawa ke Walter Reed National Military Medical Center pada Jumat lalu setelah dinyatakan positif Covid-19. Selain Trump, Ketua Tim Pemenangan Trump, Bill Stepien; dan Ketua Konvensi Nasional Republikan, Ronna McDaniel; harus mengisolasi diri karena positif Covid-19 juga.
Sejumlah tokoh senior di tim Trump, seperti Kellyanne Conway dan Chris Christie, pun terinfeksi. Mereka tidak bisa berkampanye kala hari pemungutan suara kurang dari sebulan lagi.
Mantan Ketua Tim Pemenangan Trump Brad Parscale juga kini dirawat. Ia dibawa polisi ke rumah sakit setelah diketahui berusaha bunuh diri.
Beberapa pekan lalu, Trump membebastugaskan Parscale. Sejak itu, Parscale hanya menjadi anggota senior di tim pemenangan. Keputusan dibuat setelah serangkaian jajak pendapat terus menunjukkan peluang keterpilihan Trump selalu di bawah Joe Biden, capres AS dari Partai Demokrat.
Ketika Trump dirawat dan mayoritas tim inti kampanyenya juga terinfeksi Covid-19, kandidat presiden Demokrat, Joe Biden, melanjutkan kampanyenya yang menyoroti pada bagaimana AS merespons pandemi.
Biden berharap Presiden Trump segera sembuh. Namun, mantan wakil presiden AS dan para asistennya itu memanfaatkan positifnya Trump tertular Covid-19 untuk menyampaikan pesan kampanye yang kurang lebih berbunyi: Biden akan mengatasi pandemi lebih baik daripada Trump.
Biden yang telah menjalani debat pertama pemilu presiden AS dengan Trump dinyatakan negatif Covid-19. Begitu juga dengan istrinya, Jill. Pada Senin (5/10/2020), mereka melanjutkan kampanye di Florida.
Berulang kali Trump meremehkan potensi bahaya Covid-19. Ia menganggap pandemi Covid-19 sebagai sesuatu yang akan hilang sendiri dan mencela Biden yang memakai masker pada pekan lalu, bahkan ketika Covid-19 sudah menewaskan lebih dari 200.000 warga AS.
Mayoritas warga AS sangat takut terhadap pandemi. Jajak pendapat Reuters/ Ipsos juga menunjukkan, sebanyak 65 persen termasuk 9 dari 10 pemilih Demokrat dan 5 dari 10 pemilih Republik sepakat bahwa ”jika Presiden Trump menangani pandemi lebih serius, dia mungkin tidak akan tertular”.
Ketidakpercayaan publik terhadap cara Trump menangani pandemi pun naik 3 persen menjadi 57 persen dibandingkan pada pekan lalu. Warga AS juga umumnya setuju pembatasan dalam pemilu presiden nanti untuk memastikan keselamatan semuanya.
Sebanyak 67 persen warga AS ingin agar kampanye langsung pemilu presiden dihentikan dan 59 persen berpikir debat presiden kedua ditunda hingga Trump pulih dari Covid-19.
Namun, di tengah kesimpangsiuran kondisi Trump dan kekhawatiran penyebaran lebih luas Covid-19, pada Minggu siang presiden berusia 74 tahun itu keluar rumah sakit untuk menyapa penyokongnya. Ia terlihat melambaikan tangan dari mobil yang tertutup rapat.
Pengawal dan pengemudi hanya terlihat mengenakan masker dan tidak ada alat pelindung lain. Padahal, mereka semobil dengan orang yang positif Covid-19.
”Mobil presiden tidak hanya kebal peluru, melainkan juga tahan serangan kimia. Risiko penularan Covid-19 sangat tinggi. Tindakan ini sangat tidak bertanggung jawab,” tulis James Phillips, seorang dokter di Walter Reed, yang selama ini mengkritik Trump dan caranya menangani pandemi, di media sosial.
Ingin menggambarkan dirinya masih berkuasa meski sakit, Trump mengunggah 15 cuitan di Twitter dengan huruf kapital tebal dalam 30 menit, menyampaikan keberhasilannya dalam pemotongan pajak dan pasar saham, melindungi hak memiliki senjata, dan kebebasan beragama.
Badai cuitan itu terjadi setelah tindakan Trump yang berkeliling menggunakan mobil menyapa penyokongnya di luar rumah sakit menuai kemarahan publik.
Mengutip pernyataan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows, Fox News melaporkan, Gedung Putih optimistis bahwa Presiden Trump akan keluar dari rumah sakit pada Senin malam waktu Washington mengingat kondisinya yang terus membaik.