Partai Republik Jalani Kampanye Pemilu AS Tanpa Capres dan Tokoh Utama
Pemungutan suara dalam pemilu Presiden AS kurang dari sebulan lagi. Capres, ketua tim sukses, dan tokoh utama tim sukses dari Partai Republik malah terinfeksi Covid-19 sehingga tidak bisa berkampanye.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Di puncak masa kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Partai Republik justru tidak mempunyai calon dan tokoh utama di tim pemenangan. Para tokoh sentral mereka itu harus dirawat atau mengisolasi diri karena terinfeksi Covid-19.
Capres AS dari Republikan, Donald Trump, masih dirawat di Walter Reed Medical Center. Ketua Tim Pemenangan Trump, Bill Stepien, dan Ketua Konvensi Nasional Republikan, Ronna McDaniel, harus mengisolasi diri karena positif Covid-19 juga. Sejumlah tokoh senior di tim Trump, seperti Kellyanne Conway dan Chris Christie, pun terinfeksi. Mereka tidak bisa berkampanye kala hari pemungutan suara kurang dari sebulan lagi.
Mantan Ketua Tim Pemenangan Trump, Brad Parscale, juga kini dirawat. Ia dibawa polisi ke rumah sakit setelah diketahui berusaha bunuh diri. Beberapa pekan lalu, Trump membebastugaskan Parscale. Sejak itu Parscale hanya menjadi anggota senior di tim pemenangan. Keputusan dibuat setelah serangkaian jajak pendapat terus menunjukkan peluang keterpilihan Trump selalu di bawah Joe Biden, capres AS dari Partai Demokrat.
Dalam keterangan pada Minggu (4/10/2020) siang waktu Washington atau Senin dini hari WIB, tim dokter Kepresidenan AS mengungkap kondisi Trump membaik dibandingkan dengan sebelumnya. Pada Jumat dan Sabtu, Trump dilaporkan demam dengan kadar oksigen di tubuhnya menurun. Karena itu, ia diberi obat anti-pembengkakan otot dan pasokan oksigen.
Pada Minggu siang, Trump keluar rumah sakit untuk menyapa penyokongnya. Ia terlihat melambaikan tangan dari mobil yang tertutup rapat. Pengawal dan pengemudi hanya terlihat mengenakan masker dan tidak ada alat pelindung lain. Padahal, mereka semobil dengan orang yang positif Covid-19.
”Mobil presiden tidak hanya kebal peluru, melainkan juga tahan serangan kimia. Risiko penularan Covid-19 sangat tinggi. Tindakan ini sangat tidak bertanggung jawab,” tulis James Phillips, seorang dokter di Walter Reed yang selama ini mengkritik Trump dan caranya menangani pandemi, di media sosial.
Ia menyampaikan komentar itu selepas beredar foto Trump berkeliling rumah sakit dengan naik mobil kepresidenan. ”Setiap orang dalam kendaraan selama perjalanan presiden yang sangat tidak perlu itu kini harus dikarantina selama 14 hari,” tulis Phillips.
”Mereka bisa sakit, mereka bisa mati. Demi pertunjukkan politik. Diperintahkan oleh Trump, mereka mengambil risiko terkait nyawanya demi pertunjukan ini.”
Tak ubah kampanye
Beberapa anggota pasukan pengawal presiden AS sebenarnya khawatir dengan minimnya protokol kesehatan di Gedung Putih. Banyak orang tidak mau mengenakan masker dan menjaga jarak. Sayangnya, para agen itu tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal, mereka harus selalu berdekatan dengan kegiatan-kegiatan yang bisa membuat mereka terinfeksi Covid-19.
Meski Trump dan sejumlah tokoh Republikan telah terinfeksi, Republikan berkeras tidak akan ada perubahan cara mereka berkampanye. Cawapres AS dari Republikan, Mike Pence, dijadwalkan bertemu massa di beberapa lokasi pada pekan ini.
Padahal, Pence hadir di berbagai lokasi yang diduga menjadi tempat pertama Trump dan sejumlah tokoh Republikan terinfeksi. Pence juga bersama Trump beberapa jam sebelum Trump diumumkan terinfeksi. Karena itu, seharusnya Pence masih mengisolasi diri setidaknya sampai akhir pekan depan.
Penasihat tim pemenangan Trump, Jason Miller, berkeras bahwa selama ini Republikan telah menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai kegiatan kampanye. Panitia menyediakan masker dan mengukur suhu tubuh hadirin. ”Kami melakukan itu sejak awal,” ujarnya.
Karena itu, Miller menyebut Republikan akan tetap menggelar pertemuan massa. Apalagi, Biden juga mulai aktif bertemu massa. ”Pemilu ini akan sangat ketat. Ini sudah Oktober, sudah babak akhir,” kata Bill Stepien, Ketua Tim Pemenangan Trump, dalam taklimat virtual kepada anggota tim pemenangan Trump.
Stepien mendelegasikan tugasnya kepada Justin Clark, Wakil Ketua Tim Pemenangan Trump. Clark diketahui memimpin operasional pusat kampanye di Virginia. Kepada timnya, Stepien mengakui mereka kehilangan aset terpenting karena capres yang dikampanyekan malah harus mengisolasi diri.
Kluster infeksi Trump
Sampai sekarang, tidak diketahui kapan dan di mana Trump terinfeksi. Sejumlah pihak menduga ia terinfeksi kala mengumumkan pencalonan Amy Barret sebagai hakim agung. Pengumuman disampaikan pada 26 September 2020 di halaman Gedung Putih.
Dalam foto yang beredar, seluruh hadirin duduk dalam jarak kurang dari 50 sentimeter dari seharusnya paling tidak 150 sentimeter. Sebagian juga tidak mengenakan masker. Selepas acara, Barret dan keluarganya berkumpul dekat Trump dan Melania Trump di ruang kerja presiden. Dalam laporan sejumlah media AS, Barret diduga terinfeksi beberapa bulan lalu.
Selain riwayat penularan, ada pula pertanyaan soal kondisi kesehatan Trump. Pengakuan Trump diberi tambahan oksigen dan deksametason yang merupakan obat anti-pembengkakan otot mengindikasikan kondisinya memburuk. Hal itu, antara lain, disampaikan pakar penyakit infeksi di rumah sakit Massachusetts, Rochelle Walensky. ”Biasanya Anda mulai (memberi) deksametason kalau khawatir (kondisi) pasien memburuk,” ujarnya.
Pakar penyakit infeksi di Emory School of Medicine, Carlos del Rio, juga berpendapat senada. Hanya pasien dalam kondisi parah yang diberi obat itu. ”Tidak jelas bagi saya mengapa mereka (tim dokter kepresidenan) memberi dia (Trump) itu (deksametason) kalau tidak membutuhkan,” ujarnya.
Dalam panduan dari Institut Kesehatan Nasional (NIH) disebutkan, obat anti-pembengkakan otot diberikan kepada pasien Covid-19 yang menunjukkan gejala parah. Obat diberikan untuk mencegah paru-paru cedera dan kegagalan fungsi organ lain.
NIH merekomendasikan deksametason kepada pasien yang membutuhkan pasokan oksigen tambahan. Sementara pada pasien yang tidak butuh pasokan oksigen tambahan, NIH tidak menganjurkan pemberian deksametason. (AP/REUTERS)