Kasak-kusuk Rahasia Kondisi Kesehatan Presiden AS
Merahasiakan informasi kesehatan Presiden AS kerap terjadi sepanjang sejarah AS. Presiden atau orang dekatnya berbohong soal kesehatannya itu biasa. Ada kabar yang cepat terbongkar, tapi ada yang puluhan tahun tersimpan.
Sejak kabar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang terinfeksi Covid-19 beredar, beragam spekulasi pun muncul. Bahkan, spekulasi itu beredar dari lingkar dalam Gedung Putih.
Informasi yang secara resmi keluar pun berbeda-beda. Gedung Putih menyatakan, kondisi Trump tidak terlalu parah dan sudah dirawat di Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed (Walter Reed National Military Medical Center) di Bethesda, Negara Bagian Maryland, AS, sejak Jumat lalu.
Setelah tim kesehatan presiden juga menyampaikan informasi bernada optimistis saat konferensi pers, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows memberi informasi berbeda. Ia menyatakan, Trump sedang menjalani masa-masa kritis dan 48 jam ke depan akan sangat menentukan.
Baca juga : Dirawat di RS Militer, Trump Tetap Memimpin AS
Informasi yang berbeda dan terkesan dirahasiakan atau ditutup-tutupi ini biasa dilakukan sepanjang sejarah kepresidenan AS. Presiden atau orang-orang di sekitarnya berbohong soal kondisi kesehatannya itu sudah biasa. Ada informasi yang kemudian sebenarnya bisa cepat terbongkar, tetapi ada juga yang butuh waktu puluhan tahun untuk kemudian diketahui publik.
Bukan kali ini saja pandemi menggoyang kepemimpinan presiden. Presiden Woodrow Wilson pun sama seperti Trump, meremehkan virus yang membunuh ratusan ribu warga AS. Keduanya sama-sama sakit dan keduanya juga sama-sama harus memutuskan seberapa banyak informasi yang bisa diberitahukan kepada rakyat.
Baca juga : Rantai Suksesi AS Aman
Pihak Gedung Putih di masa Wilson pun berusaha merahasiakan kondisi kesehatan presiden. Ketika sedang berada di Paris, Perancis, untuk mengakhiri Perang Dunia I, ia jatuh sakit pada April 1919. Gejala-gejalanya sangat parah dan munculnya mendadak sampai-sampai dokter pribadi Wilson, Cary Grayson, mengira Wilson sakit karena diracun. Setelah semalaman merawat Wilson, Grayson akhirnya menulis surat ke Washington untuk memberitahukan bahwa presiden sakit parah.
Transparansi
Sekitar 100 tahun kemudian, dalam unggahan di Twitter pukul 12.54, Jumat lalu, Trump mengaku kepada dunia bahwa ia dan Ibu Negara Melania Trump terinfeksi Covid-19. Gedung Putih lalu memberikan rincian kondisi kesehatannya. Kepala Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengumumkan Trump sudah dibawa ke Walter Reed beberapa jam kemudian sebagai ”langkah pencegahan”.
Sakit atau tidak sakit, Trump sudah meremehkan Covid-19 yang menewaskan 208.000 warga AS. Orang nomor satu di ”Negeri Paman Sam” itu setiap hari juga menegaskan bahwa pihaknya sudah berhasil mengalahkan Covid-19. Trump mengaku ia sudah meremehkan pandemi Covid-19 agar publik tidak panik dan ada alasan politik di baliknya. Trump tidak mau perekonomian AS guncang sebelum pemilihan presiden AS, 3 November.
Baca juga : Setelah Sepanjang Tahun Meremehkan, Trump Positif Covid-19
”Pemerintahan Wilson, untuk alasan yang jauh berbeda, juga meremehkan pandemi,” kata Guru Besar Kesehatan Masyarakat di Tulane University, John Barry, yang menulis buku The Great Influenza, pandemi tahun 1918-1919 yang menyerang Wilson dan 675.000 warga AS.
Wilson, kata Barry, khawatir berita yang negatif tentang apa pun hanya akan mengalihkan perhatian dan upaya AS untuk menang dalam peperangan.
Guru Besar di University of Chicago, William Howell, mempertanyakan akan seberapa transparan pihak Gedung Putih membuka informasi tentang kondisi kesehatan Trump. ”Trump pasti tidak tahan ingin segera kampanye lagi. Dia pasti akan menunjukkan dirinya kuat untuk kampanye lagi,” ujarnya.
Baca juga : Jadwal Kampanye Presiden Donald Trump Berantakan
Howell mengatakan, Trump adalah presiden yang selama masa kepemimpinannya jarang berterus-terang tentang berbagai masalah. ”Patologi Covid-19 dan virus tahun 1918 sangat mirip dan itu menakutkan,” ujarnya.
Sejarah AS penuh dengan contoh bagaimana presiden merahasiakan penyakit dan kondisi kesehatan mereka. Seperti Presiden AS Grover Cleveland yang khawatir kondisi kesehatannya yang buruk akan dipandang sebagai kelemahan politik. Ia diam-diam menjalani operasi mulut malam-malam di kapal pribadi di Long Island. Jaringan yang rusak akibat kanker diambil dari mulutnya, lalu dipamerkan di pameran masyarakat kedokteran Philadelphia, College of Physicians, tahun 2000.
Presiden AS Lyndon B Johnson juga diam-diam menjalani operasi untuk mengangkat luka kulit pada tangannya tahun 1967.
Setelah memimpin AS melewati perang dan depresi selama bertahun-tahun, Presiden Franklin D Roosevelt didiagnosis pada awal tahun 1944 mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hipertensi, gagal jantung, dan bronkitis akut. Roosevelt menjalani diet rendah garam dan diminta untuk berhenti merokok.
Namun, pada waktu itu menjelang pemilihan presiden. Roosevelt dan staf Gedung Putih akhirnya merahasiakan masalah ini. ”Kabar kondisi kesehatan presiden yang buruk biasa terjadi pada masa-masa pemilihan, tetapi kabar tentang presiden Roosevelt itu tidak benar,” kata dokter Roosevelt kepada wartawan pada waktu itu.
Rahasia pasien
Sejarawan AS kini percaya tim dokter kepresidenan pasti akan merahasiakan semua informasi kesehatan pasiennya dari publik. Apa pun kondisinya. Roosevelt kemudian memenangi pemilihan umum. Namun, beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal karena stroke.
Menurut sejarawan Robert Dallek, kondisi kesehatan President John F Kennedy juga sebenarnya sangat buruk dan tidak banyak yang tahu soal itu. Setiap hari ia harus minum delapan obat, termasuk obat penghilang rasa sakit, stimulan, obat tidur, dan hormon. Dallek, penulis biografi Kennedy, memeriksa semua data medis selama delapan tahun terakhir sebelum Kennedy tewas dibunuh.
Kennedy diketahui bermasalah pada bagian punggung. Sejak kematiannya, banyak penulis biografi mengumpulkan informasi rincian penyakitnya, termasuk gangguan pencernaan dan penyakit Addison. Kennedy berusaha keras menyembunyikan penyakitnya, bahkan menyangkal wartawan bahwa ia mengidap penyakit Addison.
Presiden Dwight D Eisenhower mengalami serangan jantung pada 1955 ketika sedang berlibur di Colorado. Ia lalu dirawat ke rumah sakit selama enam pekan. Tim dokternya bukannya menyarankan agar ia tidak mencalonkan diri untuk periode kedua, tetapi malah merekomendasikan agar ia tetap mencalonkan diri karena justru akan membantu pemulihan kesehatannya.
Pada tahun 1841, Presiden William Henry Harrison juga sakit. Tim dokternya menduga, ia pneumonia akibat musim dingin menjelang pelantikannya. Penyebabnya, karena ia sering menunggang kuda tanpa mengenakan mantel. Gedung Putih tidak memberi tahu publik bahwa Harrison sakit. Kemudian Harrison meninggal sembilan hari setelah sakit dan hanya satu bulan setelah diambil sumpah jabatannya.
Baca juga : Efek Trump Positif Covid-19, Sejumlah Bursa Saham Utama Dunia Melorot
Sejak wartawan istana mulai meliput hampir setiap momen presiden ketika berada di depan umum, semakin sulit bagi presiden dan lingkar dalamnya merahasiakan kondisi kesehatan presiden. Satu-satunya wartawan yang pernah mengetahui secara langsung saat presiden sakit adalah wartawan kantor berita Associated Press, Franklin Trusdell.
Pada tahun 1881, ia ikut menunggui Presiden James A Garfield ketika tertembak. Saat Garfield berbaring di tempat tidur, Trusdell duduk di luar kamar presiden. Ia mendengarkan setiap helaan napas Garfield, lalu menyebarkan kabar terbaru kepada teman-teman wartawannya.
”Saya mendengarkan suara apa pun. Suara gonggoan anjing terdengar di kejauhan. Suara gemericik air dari air mancur. Tidak ada satu pun langkah kaki terdengar di rumah ini. Presiden sedang tidur”, tulis Trusdell kepada istrinya saat menceritakan pengalamannya menunggui Garfield semalam di Gedung Putih. (AP)