Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan Dukung Layanan yang Lebih Baik
Pengembangan teknologi digital di bidang kesehatan dapat menunjang pelayanan yang lebih baik bagi pasien. Seluruh pemangku kepentingan pun diharapkan dapat mendukung hal tersebut.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
Transformasi digital menjadi kemutlakan dalam pelayanan kesehatan saat ini. Pemerintah pun semakin serius mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat digitalisasi kesehatan.
Cetak biru dari transformasi di bidang kesehatan pun sudah diterbitkan. Setidaknya ada tiga hal utama yang ditekankan. Pertama, pola digitalisasi dalam transformasi harus berubah dari yang sebelumnya hanya berupa pelaporan dan pendataan menjadi pelayanan yang mengikutsertakan masyarakat.
Kedua, transformasi kesehatan di bidang digital dan teknologi kesehatan harus bisa diakses oleh semua pemangku kepentingan, baik yang berkecimpung di bidang kesehatan maupun di luar kesehatan. Ketiga, transformasi digital harus mampu mengintegrasikan dan mengembangan platform terkait data, aplikasi, dan ekosistem kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara peluncuran strategi transformasi digital kesehatan 2024 di Jakarta, Kamis (16/12/2021) menyampaikan, transformasi digital di bidang kesehatan diyakini dapat meningkatkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Ekosistem industri kesehatan ke depan pun akan mengalami perubahan yang signifikan.
“Teknologi digital, baik yang berkaitan dengan big data, artificial intelligent,machine learning, dan internet of things akan mengubah secara drastis industri kesehatan ke depan. Dan ini saat yang tepat untuk meloncat lebih jauh agar kita bisa lebih maju membangun industri layanan kesehatan yang lebih baik,” ujar dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, Yanwar Hadiyanto di Jakarta, Jumat (17/12/2021). Pemanfaatan teknologi kesehatan terkini menjadi komitmen yang terus diperkuat dalam pelayanan ke masyarakat.
Menurut dia, dengan mengadopsi teknologi terkini dan mengintegrasikan teknologi di berbagai alat medis, itu dapat membantu meningkatkan kualitas layanan ke pasien. Proses penegakan diagnosis, deteksi dini, identifikasi, serta penanganan gangguan kesehatan menjadi lebih cepat dan akurat.
Risiko yang bisa terjadi dalam layanan kesehatan pun bisa diminimalisir. Selain itu, hasil tata laksana dan kenyamanan pasien bisa lebih optimal. Pada akhirnya, layanan pada pasien bisa lebih berkualitas, aman, tepat, dan efisien.
Teknologi digital, baik yang berkaitan dengan big data, artificial intelligent,machine learning, dan internet of things akan mengubah secara drastis industri kesehatan ke depan. (Budi G Sadikin)
Yanwar mengatakan, berbagai teknologi pun dimanfaatkan dalam pelayanan ke pasien. Itu meliputi sistem dan fasilitas rumah sakit, baik dari sisi administrasi, farmasi, laboratorium, sistem informasi, serta teknologi medis.
“Dengan hadirnya digitalisasi, RS Pondok Indah Group memastikan seluruh data rekam medis pasien tersimpan dengan baik dan rapi secara digital sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dengan jauh lebih baik,” tuturnya.
Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Pondok Indah-Pondok Indah, Thyrza Laudamy Darmadi menuturkan, digitalisasi kesehatan telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi kerja, dan pengaturan data kesehatan yang lebih baik. Hal itu setidaknya dirasakan dalam layanan di bidang radiologi.
Sebelumnya, upaya penapisan dari pemeriksaan hematologi dilakukan melalui proses hematology cell counter. Namun, pada hasil pemeriksaan yang tidak normal masih harus divalidasi kembali. Proses validasi dilakukan dengan mikroskop analog yang mengharuskan operator hadir secara fisik dan melakukan pemeriksaan secara manual.
Dengan perkembangan teknologi terbaru, langkah tersebut kini bisa dilakukan secara digital. Melalui teknologi digital morphology analyzer, validasi hasil pemeriksaan hematologi bisa dilakukan secara digital dengan memanfaatkan kamera yang dilengkapi dengan lensa perbesaran tertentu. Hasilnya pun dapat ditampilkan pada layar monitor. Selain bisa diakses dari jarak jauh, metode ini juga memungkinkan manajemen data menjadi lebih mudah dan andal.
“Hal ini sangat membantu dalam efisiensi dan juga produktivitas di laboratorium yang sangat diperlukan pada era pandemi saat ini. Sistem ini juga memungkinkan tim laboratorium dapat mempertahankan kualitas hasil pemeriksaan hematologi meskipun terdapat tuntutan lain, misalnya pada pemeriksaan PCR,” tutur Thyrza.
Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia RS Pondok Indah-Pondok Indah Jonan Angkawidjaja menuturkan, digitalisasi kesehatan juga sudah dimanfaatkan dalam diagnosis dan perawatan kesehatan gigi. Pemanfaatan teknologi digital mampu meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akurasi dalam pelayanan kedokteran gigi.
Kini ada banyak teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam pelayanan kedokteran gigi, seperti digital radiography, intraoral scanner, dan digital impression technologies. Pada digital radiography, hasil dari pengambilan gambar radiografi pada struktur gigi bisa lebih jelas dan akurat. Radiasi pun lebih minimal.
Sementara intraoral scanner yakni prosedur pencetakan gigi dengan metode digital. Ini diperlukan untuk menganalisa kasus maupun pembuatan restorasi gigi. “Intraoral scanner ini membuat pasien menjadi lebih nyaman. Selain itu, hasil lebih akurat dan mengurangi kemungkinan adanya human error,” ujar Jonan.
Perkembangan inovasi teknologi juga terjadi di bidang bedah urologi. Dengan menggunakan teknologi robotic MRI/US fusion prostate biopsy, upaya deteksi kanker prostat bisa lebih akurat. Potongan gambar hasil MRI yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker akan dikontemplasi ke dalam sebuah robot platform.
Robot ini nantinya akan melakukan scanning digital dan menggabungkannya dengan gambar USG real time. Secara otomatis, titik-titik lokasi biopsi pun bisa ditentukan selama proses pengambilan sampel jaringan berlangsung.
Menurut Dokter Spesialis Bedah Urologi RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Hery Tiera, keakuratan robotic prostate biopsy memungkinkan dilakukannya biopsi yang lebih terarah, pada lesi atau daerah yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker. Nilai deteksinya pun lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya, sehingga prognosis atau prediksi perjalanan penyakit lebih baik.
“Tindakan ini bersifat minimal invasif sehingga mengurangi risiko komplikasi dan pendarahan pasca tindakan, serta minim risiko infeksi. Proses pemulihannya juga lebih singkat dan tanpa memerlukan rawat inap,” ucap dia.