Dukungan Cendekiawan Dibutuhkan untuk Mewujudkan Indonesia Maju
Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap para cendekiawan lintas agama dapat terus merapatkan barisan. Mereka diharapkan saling mendukung serta memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Visi Indonesia yang maju dan berdaya saing dinilai tidak akan tercapai tanpa dukungan para cendekiawan yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan integritas. Peran kelompok cendekiawan berbasis keagamaan sangat diperlukan untuk melahirkan pikiran-pikiran segar guna membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, sejahtera, dan mandiri.
Para cendekiawan lintas agama juga diharapkan dapat terus merapatkan barisan, saling mendukung, serta memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara. Salah satu pekerjaan rumah yang penting bagi Indonesia adalah memastikan agar tidak terjadi jebakan negara pendapatan menengah atau middle income trap.
”Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk membuat Indonesia terlepas dari jebakan tersebut,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) melalui konferensi video dari kediaman resmi Wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Wapres Amin menuturkan, kelompok cendekiawan merupakan motor pembangunan untuk membuat rumusan di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Musyawarah Nasional KCBI menjadi momentum yang tepat bagi para cendekiawan Buddhis untuk bermufakat, mencari solusi-solusi terbaik untuk bangsa, menorehkan pikiran-pikiran cerdas, serta menyuarakan gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara.
Wapres Amin menilai tema musyawarah nasional tersebut, yakni ”Cendekiawan Buddhis dengan Kesadaran Buddha Dharma Turut Berjuang untuk Indonesia Tangguh-Indonesia Tumbuh”, telah sejalan dengan harapan bahwa sudah saatnya Indonesia tumbuh kembali dan menunjukkan ketangguhannya.
KCBI juga diharapkan dapat berkontribusi untuk membantu pemerintah dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan baik melalui konsep dan pemikiran maupun aksi nyata, khususnya dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sejak dibentuk 18 Agustus 1994, KCBI telah menjadi mitra strategis pemerintah. Melalui sinergi bersama dengan organisasi cendekiawan lintas agama lainnya, Wapres Amin juga meminta KCBI terus berkontribusi dan melanjutkan perannya sebagai penunjuk arah yang tepat bagi masyarakat di banyak aspek kehidupan.
”Saya percaya, berbagai kegiatan aktif untuk pemberdayaan umat maupun advokasi kebijakan di berbagai bidang yang dilakukan Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia pada akhirnya akan mampu mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia,” ujar Wapres Amin.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Amin didampingi oleh Pelaksana Tugas Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Staf Khusus Wapres Bambang Widianto.
Pengendalian pandemi
Pada kesempatan itu, Wapres Amin juga mengatakan bahwa melandainya tren kasus Covid-19 di Indonesia patut disyukuri. Namun, semua pihak perlu menyadari, usaha untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, sekaligus menanggulangi dampak pandemi di berbagai sektor kehidupan, masih terus dilakukan pemerintah. Kedisiplinan dan kepatuhan seluruh umat dalam menerapkan protokol kesehatan serta keikutsertaan dalam program vaksinasi menjadi kunci untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
Dengan modal spiritual, kita mampu memupuk semangat melalui doa kepada Sang Pencipta agar pandemi segera berakhir. Dengan modal sosial, kita pererat solidaritas dan ikatan persaudaraan kita dalam memikul beban sebagai dampak dari adanya pandemi ini.
”Saya meyakini bahwa dengan modal spiritual, kita mampu memupuk semangat melalui doa kepada Sang Pencipta agar pandemi segera berakhir. Dengan modal sosial, kita pererat solidaritas dan ikatan persaudaraan kita dalam memikul beban sebagai dampak dari adanya pandemi ini,” ujar Wapres Amin.
Kegiatan Munas KCBI diharapkan tidak hanya menjadi platform bagi umat Buddha Indonesia untuk saling menguatkan dan menyemangati, tetapi juga untuk memupuk rasa nasionalisme, solidaritas, serta menjaga kerukunan dan keharmonisan beragama.
”Namun, lebih dari itu, saya berharap Musyawarah Nasional Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia dapat menjadi instrumen perekat bangsa, menjadi penyejuk dan pencerah bagi umat. Yang tidak kalah penting, menghasilkan SDM unggul menuju Indonesia damai dan sejahtera dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila,” kata Wapres Amin.
Senada dengan Wapres Amin, sebelumnya, Ketua Umum DPP Walubi/Pendiri KCBI Siti Hartati Murdaya menyampaikan, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan kemunduran ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. KCBI harus berperan aktif bersama pemerintah dan warga masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional melalui investasi di seluruh lapisan masyarakat, baik yang besar, menengah, maupun kecil.
”Walaupun usaha kecil, khususnya UMKM, menyerap tenaga kerja masing-masing kelihatannya kecil, jumlahnya secara nasional sangat besar, bisa mencapai puluhan juta pelaku UMKM. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja menjadi tidak kecil lagi, bisa puluhan juta tenaga kerja yang diberdayakan, karena kota-kota, desa-desa, kampung-kampung seluruhnya didominasi usaha menengah ke bawah dan kecil,” tuturnya.
Walaupun usaha kecil, khususnya UMKM, menyerap tenaga kerja masing-masing kelihatannya kecil, jumlahnya secara nasional sangat besar, bisa mencapai puluhan juta pelaku UMKM. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja menjadi tidak kecil lagi.
Hadir dalam Munas KCBI tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi.
Selain itu hadir pula Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua Dewan Pengawas DPP Walubi Murdaya Widyawimarta Poo, Ketua Panitia KCBI Bhante Dhammavuddho, serta Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia, Bhikkhu Sangha, dan rohaniwan agama Buddha se-Indonesia.