Orangtua membutuhkan panduan praktis terkait pembelajaran tatap muka untuk memastikan keselamatan dan kesehatan anak mereka yang akan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembelajaran jarak jauh yang terlalu lama dikhawatirkan menyebabkan anak kehilangan kemampuan belajar. Di lain sisi, pembelajaran tatap muka yang dimulai saat kasus Covid-19 melonjak juga berisiko pada keselamatan dan kesehatan anak. Karena itu, orangtua perlu mendapat panduan pembelajaran tatap muka yang detail.
Sekretaris Yayasan Lotus Kita yang juga orangtua murid yang tergabung dalam Komite Sekolah SDI An Najah Cipayung, Jakarta Timur, Sri Herlina Masti, mengatakan, panduan praktis yang harus disiapkan oleh orangtua terkait pembelajaran tatap muka amat diperlukan. Dengan begitu, orangtua akan lebih merasa aman ketika anaknya mulai belajar di sekolah.
”Sebagai orangtua, kekhawatiran saat anak-anak mulai belajar di sekolah tentu dirasakan. Kita juga tidak yakin apakah anak sudah siap dilepas di sekolah. Itulah mengapa panduan untuk orangtua juga diperlukan agar kita pun yakin anak siap untuk sekolah tatap muka,” ujarnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh TVRI di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Sri menambahkan, panduan praktis yang dibutuhkan orangtua tersebut perlu mencakup informasi detail, mulai dari anak keluar dari rumah, berada di perjalanan menuju sekolah, tiba di sekolah, sampai kembali lagi ke rumah. Sebab, sebagian orangtua masih belum paham dan mengerti apa saja yang harus dilakukan agar anak tetap aman dan nyaman serta terhindar dari risiko penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka berlangsung.
Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Soedjatmiko, mengatakan, berbagai persiapan dan pertimbangan harus dipenuhi sebelum pembelajaran tatap muka dimulai. Keselamatan dan kesehatan murid, guru, keluarga, dan komunitas di sekitar sekolah harus diutamakan.
Sebagai orangtua, kekhawatiran saat anak-anak mulai belajar di sekolah tentu dirasakan. Kita juga tidak yakin apakah anak sudah siap dilepas di sekolah. Itulah mengapa panduan untuk orangtua juga diperlukan agar kita pun yakin anak siap untuk sekolah tatap muka.
Hal pertama yang harus menjadi pertimbangan adalah tidak ada temuan kasus positif baru dan kematian akibat Covid-19 di daerah yang menerapkan pembelajaran tatap muka. Pembukaan pun perlu dilakukan secara bertahap, mulai dari pembelajaran yang harus dipraktikkan dan pembelajaran pada satuan pendidikan tertinggi. Kursi antarmurid juga perlu diatur jaraknya minimal 1,5 meter atau membatasi jumlah siswa maksimal 25 persen dari kapasitas kelas.
”Pastikan juga sarana untuk cuci tangan, disinfektan, dan sirkulasi udara sudah siap. Tidak ada pula penjualan makanan, minuman, dan mainan di lingkungan sekolah untuk mencegah kerumunan. Semua guru dan tenaga pendidik harus sudah divaksinasi,” kata Soedjatmiko.
Selain itu, ia menambahkan, orangtua perlu membuat surat izin pembelajaran tatap muka untuk anaknya. Hal itu termasuk menyanggupi untuk menyediakan masker bagi anak yang sesuai ukuran. Transportasi anak dari rumah ke sekolah dan sebaliknya juga perlu dipastikan aman dari risiko penularan Covid-19.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi menyampaikan, pemerintah sudah menyusun daftar periksa terkait persiapan pembelajaran tatap muka. Sekolah yang tidak siap dengan seluruh daftar periksa tersebut diharapkan tidak membuka sekolah tatap muka.
Uji coba juga perlu dilakukan terlebih dahulu agar sekolah terbiasa dengan sistem dan mekanisme yang harus dijalankan. Fasilitas kesehatan terdekat perlu dipastikan mudah diakses.
”Sesuai arahan Presiden, sekolah tatap muka dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas dan hanya dilakukan dua hari dalam seminggu dengan waktu maksimal dua jam. Modifikasi kurikulum diperlukan. Panduan untuk orangtua pun akan disiapkan,” tutur Sonny.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Wahyuningsih menuturkan, pembelajaran tatap muka penting untuk dimulai agar dampak kehilangan kemampuan dan kesempatan belajar pada anak bisa dikurangi. Berbagai persoalan muncul ketika anak menjalani pembelajaran jarak jauh, terutama pada anak yang memiliki kendala dalam pengadaan alat penunjang untuk belajar jarak jauh.
Selama pandemi, pemerintah telah menerbitkan kurikulum khusus sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya menyasar pada kurikulum dasar yang esensial. Harapannya, hal ini tidak membebani orangtua dan guru tetapi tetap bisa memenuhi kebutuhan belajar anak secara optimal.
”Kita akan dorong dan optimalkan pembelajaran tatap muka sebagai upaya untuk menjawab kegelisahan kita semua akan terjadinya learning lost (kehilangan kemampuan belajar). Karena itu, seluruh satuan pendidikan harus bisa memenuhi syarat pembelajaran tatap muka dengan baik. Pengawasan juga perlu dipastikan,” kata Sri.