Angka kematian tenaga kesehatan, khususnya yang bertugas di layanan primer, akibat Covid-19 terus meningkat. Situasi itu menunjukkan penularan masuk komunitas sehingga bisa menghambat vaksinasi melalui jalur puskesmas.
Oleh
Ahmad Arif
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Tenaga kesehatan di layanan primer, khususnya puskesmas, di berbagai daerah yang meninggal dunia karena Covid-19 telah mencapai 126 orang dan cenderung meningkat jumlahnya. Situasi ini menandai penularan Covid-19 di komunitas yang meluas dan makin dalam.
Data Pusara Digital LaporCovid19 menunjukkan, jumlah tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal hingga Minggu (24/1/2021) telah mencapai 652 orang. Dokter yang meninggal sebanyak 277 orang, perawat 210 orang, bidan 87 orang, 15 ahli tenaga laboratorium medis, dan sisanya dari profesi kesehatan lainnya.
Data ini didapatkan berdasarkan laporan warga dengan kurasi dari sejumlah organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Jawa Timur menjadi daerah dengan tingkat kematian tenaga kesehatan atau nakes karena Covid-19 tertinggi, yaitu 195 orang, disusul Jawa Tengah 94 orang, Jakarta 83 orang, Jawa Barat 67 orang, Sumatera Utara 40 orang, Sulawesi Selata 29 orang, dan sisanya dari berbagai provinsin lain. Sejauh ini daerah yang belum melaporkan adanya nakes meninggal hanya Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Rentang usia tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 terutama usia 51-55 tahun sebanyak 59 orang dan 46-50 tahun 54 orang. Sementara usia termuda tenaga kesehatan yang meningal, yaitu 23-25 tahun sebanyak 5 orang.
Layanan primer
Berdasarkan waktunya, tingkat kematian nakes terbanyak terjadi di bulan Desember 2020 sebanyak 126 orang. Sementara pada Januari ini, sudah ada 103 tenaga kesehatan yang meninggal atau 4,2 orang per hari. Di bulan-bulan sebelumnya, rata-rata angka nakes meninggal sebanyak 1-2 orang per hari.
Data juga menunjukkan, semakin banyak tenaga kesehatan di layanan primer, yaitu puskesmas dan klinik pribadi, meninggal dunia karena Covid-19. Secara kumulatif, lebih dari 186 kematian berasal dari kematian tenaga kesehatan di layanan primer yang talah meninggal dunia.
Sebanyak 126 nakes yang meninggal bekerja di puskemas, 31 orang di klinik dan 29 praktik pribadi. Adapun nakes bekerja di rumah sakit yang meninggal sebanyak 296 orang.
Konsisten dengan data total kematian nakes, Jawa Timur juga memiliki angka kematian nakes di layanan primer paling tinggi, disusul dengan Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Data menunjukkan, sebagian nakes di layanan primer yang meninggal dari kota-kota kecil.
Di luar Jawa, secara absolut kematian tenaga kesehatan primer terlihat signifikan di Sumatera Utara. Beberapa daerah lain yang memiliki persentase kematian tenaga kesehatan di layanan primer lebih tinggi daripada non-layanan primer adalah Aceh, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
"Banyaknya nakes layanan primer yang meninggal ini, secara epidemiologi menunjukkan penularan di komunitas yang semakin dalam dan luas. Apalagi jika nakes di layanan primer di daerah terpencil, ini sangat mengkhawatirkan," kata epidemiolog Indonesia di Griffith University Dicky Budiman.
Hambat vaksinasi
Penularan di kalangan tenaga kesehatan di layanan primer ini disebabkan mereka bertemu langsung dengan warga yang terpapar Covid-19 tanpa gejala ataupun dengan gejala namun belum didiagnosis. "Kalau sudah masuk ke puskesmas di tingkat desa akan semakin sulit kita bendung laju kesakitan dan kematian. Ini juga bisa mengganggu program vaksinasi yang mengandalkan jalur puskemas," ungkapnya.
Sejauh ini, vaksinasi Covid-19 terus berjalan di berbagai daerah, tetapi cakupannya rendah. Vaksinasi baru menjangkau 27 persen tenaga kesehatan di Kota Batam, Kepulauan Riau. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, per Jumat (22/1), jumlah nakes yang divaksin baru 1.592 orang dari 5.900 orang karena banyak nakes tidak masuk aplikasi P-Care Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Kalau sudah masuk ke puskesmas di tingkat desa akan semakin sulit kita bendung laju kesakitan dan kematian.
Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 2.794 nakes menjadi sasaran pertama vaksinasi. Menurut Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Magelang Dwi Susetyo, kondisi kesehatan tiap orang lebih dulu diperiksa sebelum divaksin.
Berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Minggu (24/1), kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 11.788 orang sehingga total 989.262 kasus dengan jumlah kasus aktif 162.617. Dengan data ini, angka rasio tes positif di Indonesia 33,2 persen atau dari tiga orang yang diperiksa, satu orang positif. Rasio ini amat tinggi dibandingkan ambang maksimal Organisasi Kesehatan Dunia, 5 persen.
Tes rasio positif
Laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 11.788 orang dalam sehari sehingga totalnya menjadi 989.262 kasus dengan jumlah kasus aktif mencapai 162.617 orang. Penambahan kasus baru ini menurun dibandingkan sehari sebelumnya, namun hal ini juga disebabkan jumlah tes yang mengecil, yaitu 35.456 orang yang dites.
Dengan data ini, angka rasio tes positif di Indonesia mencapai 33,2 persen atau dari 3 orang yang diperiksa 1 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Rasio tes positif ini sangat tinggi dibandingkan ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Empat penambahan kasus harian terbanyak terdapat di Pulau Jawa, yaitu Jakarta 3512 kasus, disusul Jawa Barat 2328 kasus, Jawa Tengah 1515 kasus, dan Jawa Timur 901 kasus. Sedangkan di luar Jawa penambahan kasus terbanyak terjadi di Kalimantan Timur, yaitu 432 kasus.
Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Daerah dr Abdul Rivai Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Robert, mengatakan, kasus di daerahnya meningkat sejak pergantian tahun baru. Jumlah pasien juga makin banyak dan rumah sakit telah penuh.
"Setiap hari ada yang pulang atau dipindah ke tempat isolasi, tetapi malamnya pasti ada pasien baru sehingga rumah sakit selalu penuh," kata Robert, yang merupakan dokter spesialis paru satu-satunya di rumah sakitnya. (NDU/EGI)