Ancaman Cuaca Ekstrem hingga Awal Pekan Depan, Tiga Provinsi Siaga Bencana
Peringatan dini bencana hidrometeorologi dengan kategori Siaga dikeluarkan untuk Banten, Kalimantan Tengah, dan NTT.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hujan dengan kategori sangat lebat telah terjadi dalam sepekan terakhir, mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah. Masih aktifnya gelombang ekuatorial dan kemunculan tiga bibit siklon tropis berpotensi memperpanjang cuaca ekstrem hingga awal pekan depan. Tiga provinsi masuk dalam kategori Siaga bencana hidrometeorologi.
Perpanjangan peringatan dini ancaman cuaca ekstrem ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto, di Jakarta, Kamis (14/3/2024). ”Berdasarkan analisis cuaca terkini serta dengan mengamati perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah Indonesia,” katanya.
Menurut Guswanto, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini pada 7 Maret 2024 mengenai potensi hujan sedang-lebat yang dapat terjadi pada 8-14 Maret 2024 di beberapa wilayah Indonesia. Data BMKG menunjukkan, dalam periode itu, hujan lebat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, curah hujan ekstrem terutama terjadi pada 7 Maret 2024 di Sumatera Barat. Curah hujan tertinggi terekam di Pos Bandar Buat Padang sebesar 394,6 mm dan Stasiun Meteorologi Minangkabau mengalami curah hujan 368,4 mm.
Pada 8 Maret, Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Nusa Tenggara Timur, merekam intensitas hujan 156,8 mm. Pada 9 Maret, Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan mencatat curah hujan 102,9 mm.
Andri mengatakan, pada 13-14 Maret sebagian besar wilayah Kota Semarang mengalami hujan dengan intensitas ekstrem. Intensitas hujan tertinggi yang tercatat di Semarang mencapai 238 mm per hari.
Tingginya curah hujan di beberapa daerah ini telah memicu bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah. Menurut data BNPB, banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat pekan lalu telah menewaskan 30 orang.
Dinamika atmosfer
Guswanto mengatakan, berdasarkan analisis cuaca terkini, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. Cuaca ekstrem ini dipicu oleh aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, BMKG juga mendeteksi adanya tiga bibit siklon tropis, yaitu 91S, 94S, dan 93P, yang termonitor berada di sekitar Samudra Hindia selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia. Keberadaan bibit siklon tropis ini membawa pengaruh terhadap wilayah Indonesia bagian selatan.
Penurunan potensi intensitas hujan di Jabodetabek akan terjadi mulai 17 Maret 2024.
Bibit siklon tropis 91S diketahui memiliki kecepatan angin maksimum 56-65 km per jam dan tekanan udara di pusat sistem sebesar 994 hPa dengan pergerakan ke arah tenggara. Bibit siklon ini berpeluang menjadi siklon tropis pada kategori sedang hingga tinggi dalam 24 jam ke depan.
Bibit siklon tropis 94S memiliki kecepatan angin maksimum 28-37 km per jam dengan tekanan udara di pusat sistem sebesar 999.9 hPa. Sistem ini bergerak ke arah timur-tenggara dan peluang untuk menjadi siklon tropis pada kategori rendah dalam 24 jam ke depan.
Sementara itu, bibit siklon tropis 93P memiliki kecepatan angin maksimum 37-46 km per jam dengan tekanan udara di pusat sistem sebesar 1003 hPa. Sistem ini bergerak ke arah tenggara dan berpeluang untuk menjadi siklon tropis pada kategori rendah dalam 24 jam ke depan.
Potensi cuaca di Indonesia
Menurut Guswanto, kombinasi berbagai fenomena cuaca tersebut diprakirakan memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 18 Maret 2024. Beberapa daerah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem ini di antaranya Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Guswanto menambahkan, wilayah Jabodetabek akan didominasi kondisi cuaca hujan ringan hingga sedang. Potensi hujan dengan intensitas hingga sedang dapat terjadi terutama di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
”Penurunan potensi intensitas hujan di Jabodetabek akan terjadi mulai 17 Maret 2024,” ucapnya.
Berdasarkan analisis risiko, ujar Guswanto, BMKG mengeluarkan peringatan dini bencana hidrometeorologi untuk 14-16 Maret 2024 dengan kategori Siaga untuk wilayah Banten, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara kategori Waspada meliputi Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Gelombang tinggi
Menurut Guswanto, bibit siklon tropis 91S di selatan Jawa dan bibit siklon tropis 94S di Laut Timor-tenggara NTT juga berdampak signifikan terhadap peningkatan kecepatan angin hingga mencapai 35 knot. Kondisi tersebut memengaruhi peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Pada saat yang sama, fenomena super new moon atau fase bulan baru yang bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat Bulan ke Bumi memberikan dampak pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum. Hal ini berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir pesisir atau rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
Potensi tinggi gelombang periode 14-18 Maret 2024 dengan ketinggian 4-6 meter atau sangat tinggi dapat terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTB. Adapun potensi banjir pesisir bisa terjadi di pesisir utara Medan, Batam, Karimun, Bintan, Lampung, dan pesisir utara Jawa Tengah. Selain itu, hal ini juga berpotensi terjadi di pesisir barat Banten, selatan Jawa, selatan Bali, selatan NTB dan NTT, timur Kendari, Konawe, Konawe Utara, Saumlaki, dan Merauke.