Forum Air Sedunia di Bali Bakal Integrasikan Pemikiran Sains dan Pembahasan Politik
Akses air bersih, perubahan iklim, serta pangan dan energi menjadi perhatian dalam World Water Forum ke-10.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia akan menyelenggarakan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024. Pertemuan ini akan membahas akses air bersih, perubahan iklim, serta masalah pangan dan energi. Pemikiran sains akan diintegrasikan dengan pembahasan politik.
Acara World Water Forum ke-10 yang diperkirakan dihadiri 30.000-50.000 peserta ini akan terdiri atas 244 sesi. ”Jadi, ini sedikit lebih besar daripada Conference of Party yang biasa dilakukan dengan istilah COP,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Dwikorita menuturkan hal tersebut seusai mengikuti rapat tertutup terkait penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo tersebut dihadiri, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury.
Luhut dan Basuki memimpin kepanitiaan World Water Forum ke-10. Adapun Dwikorita akan mengoordinasikan sesi-sesi yang diselenggarakan sepanjang forum tersebut.
Secara umum, World Water Forum ke-10 mengusung tema ”Water for Shared Prosperity” yang diterjemahkan ke dalam enam subtema yang akan dibahas. Subtema dimaksud antara lain Water Security dan Water for Humans and Nature.
Tema ini sekaligus membawa pesan mengenai arti penting peningkatan akses layanan air minum dan sanitasi untuk mengurangi dampak negatif terhadap manusia ataupun lingkungan.
Adapun rangkaian pertemuan akan sesuai dengan tiga proses utama, yaitu proses politik, proses regional, dan proses tematik.
Dwikorita menjelaskan, dalam proses tematik akan dibahas sains terkait iklim, air, pangan, energi, dan kesehatan. ”Pemikiran sains akan diintegrasikan dengan pembahasan politik. Adapun praktik-praktik terbaik di kawasan akan dibahas di proses regional,” ujarnya.
Dengan semua proses ini, Dwikorita menuturkan, diharapkan hasil pembahasan forum bisa lebih mudah dieksekusi dan menjadi kebijakan negara-negara peserta. Di World Water Forum juga direncanakan akan disampaikan Deklarasi Para Menteri terkait pembahasan air, iklim, pangan, energi, dan kesehatan.
Hari Danau Sedunia (World Lake Day) pun akan diusulkan untuk ditetapkan. Pascapenyelenggaraan forum, Indonesia juga akan mengoordinasikan aliansi center of excelence di Asia Pasifik atau di dunia.
Pahala Mansury mengatakan, saat ini kurasi proyek-proyek dari semua negara yang terlibat dalam World Water Forum dikerjakan, baik oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian PUPR, maupun Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Dengan kurasi tersebut, harapannya hasil forum konkret dan bisa betul-betul dieksekusi. Salah satunya, menurut Dwikorita, adalah terkait pengelolaan sumber daya air terintegrasi di pulau-pulau kecil.
Menurut Dwikorita, sejauh ini diundang sekitar 30 kepala negara. Adapun secara keseluruhan akan hadir peserta dari puluhan negara.
Sejauh ini, menurut Pahala, beberapa negara sudah mengonfirmasi kehadiran kepala negara/pemerintahan atau pejabat setingkat menterinya pada World Water Forum ke-10. Negara tersebut seperti Timor Leste, Jepang, dan Sri Lanka.
Pemikiran sains akan diintegrasikan dengan pembahasan politik. Adapun praktik-praktik terbaik di kawasan akan dibahas di proses regional.
Menurut Pahala, dengan peserta yang berkisar 30.000-50.000 orang, Presiden Jokowi meminta persiapan, mulai dari ketersediaan infrastruktur hingga lokasi-lokasi yang digunakan. Kesiapan mesti dipastikan supaya tidak terjadi penumpukan di satu lokasi.