Beban Biaya Kesehatan Masyarakat Berisiko Semakin Besar
Angka harapan hidup yang meningkat membuat pola penyakit bergeser pada penyakit degeneratif yang butuh perawatan jangka panjang.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penduduk Indonesia yang kian menua membuat persentase populasi usia produktif saat ini semakin besar. Hal tersebut turut berdampak pada meningkatnya peluang kematian yang lebih besar pada usia produktif serta meningkatnya usia harapan hidup masyarakat. Pada saat yang sama beban biaya kesehatan bisa semakin tinggi.
Merujuk hasil laporan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berjudul ”Tabel Mortalitas Penduduk Indonesia 2023”, peluang kematian pada kelompok usia produktif di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain. Adapun kelompok usia produktif yang dimaksud ialah rentang usia 15-64 tahun.
Dalam laporan tersebut diungkapkan bahwa angka harapan hidup di Indonesia meningkat, baik pada laki-laki maupun perempuan. Angka harapan hidup laki-laki 73,74 tahun dan perempuan 78,37 tahun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan data Badan Pusat Statistik pada 2022 yang menyebutkan angka harapan hidup laki-laki 69,93 persen dan perempuan 73,83 persen.
Dosen senior di Universitas Derby Inggris, Dono Widiatmoko, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/12/2023), mengatakan, peluang kematian yang lebih besar pada kelompok usia produktif dapat terjadi karena proporsi usia produktif saat ini merupakan yang paling besar di masyarakat. Di sisi lain, peluang kematian pada usia yang lebih tua, kelompok usia di atas 80 tahun, justru lebih kecil.
”Angka kematian pada usia 80 tahun ke atas yang lebih rendah menuntun usia harapan hidup menjadi semakin meningkat. Usia harapan hidup yang lebih tua berarti semakin banyak masyarakat yang berumur panjang,” katanya.
Dono menuturkan, hal tersebut merupakan gambaran yang baik bagi Indonesia. Namun, hal itu dapat terjadi apabila usia harapan hidup yang meningkat diiringi dengan kualitas hidup yang baik pula. Sayangnya, usia harapan hidup yang meningkat biasanya justru disertai dengan risiko peningkatan beban kesehatan masyarakat.
Biaya kesehatan
Ketika transisi demografi suatu bangsa bergerak menjadi populasi yang menua, pola penyakit akan bergeser pada peningkatan penyakit degeneratif, contohnya hipertensi, kardiovaskular, diabetes, dan demensia. Jenis penyakit ini membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga beban biaya kesehatan pun menjadi besar.
”Kondisi tersebut dapat membuat beban biaya yang harus dikeluarkan BPJS Kesehatan pun akan semakin meningkat. Karena itu, sumber pembiayaan program JKN harus dipertimbangkan kembali agar tetap bisa mencakup semua kebutuhan layanan kesehatan bagi pesertanya,” tutur Dono.
Ketika transisi demografi suatu bangsa bergerak menjadi populasi yang menua, pola penyakit akan bergeser pada peningkatan penyakit degeneratif. Jenis penyakit tersebut membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga beban biaya kesehatan pun menjadi besar.
Secara terpisah, Ketua Umum Terpilih Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyampaikan, tingginya peluang kematian pada usia produktif dapat dikaitkan pula dengan risiko kesehatan yang dialami. Dengan rentang usia yang cukup besar dari 15-64 tahun untuk usia produktif, kerentanan yang terjadi menjadi sangat beragam.
Jika dikaitkan dengan penyakit, rentang usia 40-64 tahun merupakan kelompok usia yang paling berisiko. Risiko mengalami penyakit penyerta atau komorbid sangat tinggi. Selain itu, paparan polusi, risiko gaya hidup, dan risiko akibat tekanan pekerjaan juga dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
”Faktor risiko penyebab berbagai penyakit pada usia produktif tersebut perlu lebih diperhatikan sebagai penyebab mengapa peluang kematian paling tinggi terjadi pada usia produktif. Perlu diperhatikan juga bahwa peluang kematian bisa dipengaruhi faktor ekonomi serta pendidikan masyarakat,” kata Hermawan.
Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, kenaikan beban biaya kesehatan yang dibayarkan BPJS Kesehatan dalam program JKN telah terjadi. Pada 2023 diproyeksikan terjadi kenaikan beban biaya sebesar Rp 30 triliun dari tahun sebelumnya. Pada 2022 dilaporkan beban biaya manfaat yang dibayarkan BPJS Kesehatan sebesar Rp 113.4 triliun.
”Besarnya kenaikan biaya manfaat itu perlu menjadi perhatian agar dana jaminan sosial bisa tetap terjaga. Dengan adanya data-data ini serta tabel mortalitas dan morbiditas yang disusun BPJS Kesehatan bisa menjadi pertimbangan bagi pemerintah kapan harus menaikkan iuran. Selain itu, sumber biaya lain juga bisa dieksplorasi seperti melalui penerapan cost sharing,” tuturnya.