Presiden Dorong Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
Saat meresmikan menara RSIS A Yani dan dua RS TNI di Surabaya, Presiden Jokowi mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berharap penambahan fasilitas di Rumah Sakit Islam Surabaya A Yani dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang nyaman dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat pun diharapkan semakin mudah.
”Saya ingin berpesan agar Rumah Sakit Islam Surabaya A Yani ini dapat menjadi pusat pelatihan dan pengembangan layanan kesehatan serta pendidikan di kalangan Nahdlatul Ulama dan mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang terampil, unggul, dan profesional,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada peresmian tower atau menara Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) A Yani, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Minggu (22/10/2023).
Menara rumah sakit yang memiliki 13 lantai tersebut diresmikan dalam rangka memperingati satu abad Nahdlatul Ulama (NU). ”Alhamdulillah, hari ini kita resmikan tower Rumah Sakit Islam Surabaya A Yani sebagai living monument, sebagai persembahan dalam rangka memperingati satu abad NU,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menuturkan, keberadaan menara tersebut dinilai dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan rumah sakit. Menara dimaksud juga dapat digunakan sebagai rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Nadlatul Ulama Surabaya, khususnya bagi mahasiswa kedokteran dan perawat.
”Keberadaan tower dengan peralatan dan fasilitas modern ini juga sekaligus akan menandai transformasi RSIS A Yani menjadi rumah sakit modern dan tepercaya,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara berpesan agar RSIS A Yani dapat menjadi pusat pelatihan dan pengembangan layanan kesehatan serta pendidikan di kalangan Nahdlatul Ulama. Selain itu, juga diharapkan dapat mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang terampil, unggul, dan profesional.
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden menginformasikan, turut hadir dalam peresmian tersebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Berdasarkan catatan Kompas, harapan adanya reformasi sistem kesehatan melalui peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit pun disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada pemancangan pertama Grha 2 RSIS di Kota Surabaya tersebut pada Kamis (31/3/2022) tahun lalu.
Saat itu, Wapres Amin mengapresiasi rencana pemanfaatan dua lantai teratas, dari total 13 lantai, Grha 2 RSI Surabaya tersebut untuk Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) serta center of virtual education.
Terintegrasinya pengembangan sumber daya manusia kesehatan yang dilakukan Unusa ke dalam layanan kesehatan tersebut diharapkan semakin meningkatkan kualitas dokter-dokter lulusan Unusa sehingga sanggup merespons tantangan di bidang kesehatan dan kedokteran di masa yang akan datang.
Modal pokok kemajuan bangsa
Menurut Wapres Amin, kesehatan dan pendidikan sejatinya adalah modal pokok untuk mewujudkan kemajuan bangsa Indonesia. Sejarah pertumbuhan ekonomi pada negara-negara maju pun banyak dikaitkan dengan peningkatan kesehatan populasi global.
”Artinya, SDM yang sehat akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas yang berujung pada perbaikan ekonomi, bahkan pemutusan rantai kemiskinan,” katanya.
Artinya, SDM yang sehat akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas yang berujung pada perbaikan ekonomi, bahkan pemutusan rantai kemiskinan.
Wapres Amin saat itu berpesan pembangunan Grha 2 RSI Surabaya dipersiapkan dengan baik, mulai perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan. Hal ini termasuk fasilitas pengobatan dan pengelolaan limbah medis yang terintegrasi.
”Di samping itu, harus pula diperhatikan aspek tata kelola dan pemanfaatan teknologi digital agar peran dan fungsi sarana gedung nantinya lebih optimal, baik untuk melayani kesehatan maupun untuk layanan pendidikan,” kata Wapres Amin.
Dua RS TNI
Pada Minggu (22/10/2023) ini, Presiden Jokowi juga meresmikan dua rumah sakit TNI yang telah siap untuk digunakan oleh masyarakat. Dua rumah sakit dimaksud adalah Rumah Sakit Tk III Brawijaya dan Rumah Sakit Angkatan Laut Tk II dr Soekantyo Jahja.
”Alhamdulillah, hari ini akan kita resmikan dua rumah sakit TNI, yaitu Rumah Sakit Tk III Brawijaya dan Rumah Sakit Angkatan Laut Tk II dr Soekantyo Jahja yang sudah siap untuk dimanfaatkan,” ucap Presiden dalam sambutannya di Rumah Sakit Tk III Brawijaya, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Presiden Jokowi mengatakan, kapasitas tempat tidur serta sejumlah fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Tk III Brawijaya telah ditingkatkan agar kemampuan pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit tersebut turut meningkat.
”Kapasitas bed-nya bertambah, peralatan juga lebih modern, fasilitas pelayanan juga lebih lengkap, dan dengan berbagai penambahan fasilitas tersebut, kemampuan Rumah Sakit Tk III Brawijaya telah ditingkatkan,” kata mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Penambahan dan peningkatan fasilitas tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan hingga memperluas akses pelayanan kesehatan. Hal ini tidak hanya untuk prajurit TNI, tetapi juga bagi masyarakat umum.
”Penambahan fasilitas kesehatan ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada prajurit dan juga masyarakat umum, memberikan akses pelayanan kesehatan makin luas dan makin terbuka terhadap para prajurit TNI dan seluruh masyarakat kita,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara berpesan agar rumah sakit dengan fasilitas yang cukup bagus tersebut dapat dimanfaatkan untuk melayani para prajurit TNI dan seluruh lapisan masyarakat dengan pelayanan yang cepat, aman, dan nyaman.
Turut mendampingi Presiden adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.