Wapres: Akses dan Mutu Layanan Rumah Sakit Ditingkatkan
Sepanjang dekade terakhir, sektor kesehatan di Indonesia turut mengalami disrupsi akibat perkembangan teknologi. Reformasi sistem kesehatan menjadi amat krusial.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 telah membuka kesadaran mengenai arti penting membangun ketahanan pada sektor kesehatan. Indonesia harus mampu mengambil hikmah dan menjadikan momentum ini untuk mereformasi sistem kesehatan nasional, salah satunya melalui peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit.
Sepanjang dekade terakhir, sektor kesehatan di Indonesia turut mengalami disrupsi akibat perkembangan teknologi. Pandemi Covid-19 mempercepat perubahan tersebut. Survei MarkPlus pada tahun 2020 menyebutkan, lebih dari 65 persen masyarakat semakin senang memanfaatkan konsultasi telemedisin selama pandemi. Angka ini naik drastis dibandingkan tahun 2017 ketika hanya 14 persen responden yang menggunakan telemedisin.
”Tidak hanya itu, pemanfaatan kecerdasan buatan, seperti dalam bedah robotik, merupakan perkembangan dunia kesehatan dan juga kedokteran, yang tidak bisa diabaikan. Terlebih karena tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia dan angka harapan hidup,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada pemancangan pertama Grha 2 Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).
Terkait hal tersebut, Wapres Amin mengapresiasi rencana pemanfaatan dua lantai teratas, dari total 13 lantai, Grha 2 RSI Surabaya untuk Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) serta center of virtual education. Terintegrasinya pengembangan sumber daya manusia kesehatan yang dilakukan Unusa ke dalam layanan kesehatan tersebut diharapkan semakin meningkatkan kualitas dokter-dokter lulusan Unusa sehingga sanggup merespons tantangan di bidang kesehatan dan kedokteran di masa yang akan datang.
Menurut Wapres Amin, kesehatan dan pendidikan sejatinya adalah modal pokok mewujudkan kemajuan bangsa Indonesia. Sejarah pertumbuhan ekonomi pada negara-negara maju pun banyak dikaitkan dengan peningkatan kesehatan populasi global. ”Artinya, SDM yang sehat akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas yang berujung pada perbaikan ekonomi, bahkan pemutusan rantai kemiskinan,” katanya.
SDM yang sehat akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas yang berujung pada perbaikan ekonomi, bahkan pemutusan rantai kemiskinan.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin berpesan, pembangunan Grha 2 RSI Surabaya dipersiapkan dengan baik, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan. Hal ini termasuk fasilitas pengobatan dan pengelolaan limbah medis yang terintegrasi.
”Di samping itu harus pula diperhatikan aspek tata kelola dan pemanfaatan teknologi digital agar peran dan fungsi sarana gedung nantinya lebih optimal, baik untuk melayani kesehatan maupun untuk layanan pendidikan,” kata Wapres Amin.
Selama hampir 100 tahun, Nahdlatul Ulama (NU) telah hadir di tengah masyarakat Indonesia dan secara konsisten menyebarkan ajaran agama Islam yang merupakan rahmat bagi semesta alam, damai, dan moderat. NU juga terus berkontribusi bagi kemaslahatan umat, di antaranya dengan mendirikan Yarsis (Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya). Pembangunan Graha 2 RSI Surabaya diharapkan menjadi bukti peran dan kontribusi nyata Yarsis dan NU untuk kemaslahatan umat di Indonesia.
”Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Yarsis yang telah terlibat aktif membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, mendukung program vaksinasi Covid-19, serta membangun dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia,” kata Wapres.
Kuantitas dan kualitas
Di sesi jumpa pers, ketika menjawab pertanyaan mengenai rasio tempat tidur rumah sakit di Indonesia yang masih di bawah dua tempat tidur per 1.000 penduduk—dibandingkan misalnya dengan kondisi di Korea Selatan atau Jepang yang sudah belasan tempat tidur per 1.000 penduduk—Wapres Amin menuturkan, pemerintah terus memperbaiki, memperluas, mengembangkan rumah sakit yang ada, serta menambah rumah sakit baru. Hal ini supaya tempat tidur di rumah sakit semakin bertambah.
”Tetapi, selama ini, kecuali waktu (lonjakan kasus selama) pandemi (akibat) varian Delta, Omicron, ini semua masih teratasi. Di bawah 50 persen yang terisi. Artinya, masih bisa melayani masyarakat. Tetapi, karena kita melihat ke depan, terus (dilakukan) penambahan. Terutama (peningkatan) pelayanannya, kualitas layanannya,” kata Wapres Amin.
Pemerintah juga membangun kerja sama, termasuk dengan pabrik obat di luar negeri, untuk dapat memproduksi obat-obat yang dibutuhkan masyarakat. Begitu juga layanan telemedisin, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi dan memperoleh layanan kesehatan melalui berbagai konsultasi yang ada.
Terkait akreditasi mutu layanan rumah sakit, Wapres Amin menuturkan, pemerintah telah membentuk tim untuk mempercepatnya. ”Itu salah satu program prioritas kita sekarang. Pengalaman dari masa pandemi, di samping masalah pemulihan ekonomi, perbaikan-perbaikan, reformasi struktural, dan layanan sosial, layanan kesehatan sekarang menjadi prioritas program, termasuk di tahun 2023, 2024,” katanya.
Ketua Yayasan RSI Surabaya Mohammad Nuh menuturkan, lantai 1-11 Grha 2 akan difungsikan untuk layanan kesehatan. ”Dan, kami ingin menjadikan rumah sakit ini modern. Modern itu pengertiannya tidak hanya infrastruktur dan peralatannya yang modern, tetapi juga manajemen dan SDM juga harus paham tentang modernitas rumah sakit,” katanya.
Kami ingin menjadikan rumah sakit ini modern. Modern itu pengertiannya tidak hanya infrastruktur dan peralatannya yang modern, tetapi manajemen dan SDM juga harus paham tentang modernitas rumah sakit.
Nuh menuturkan, lantai 12 dan 13 akan digunakan untuk urusan sekolah Pascasarjana Unusa, khususnya di program pendidikan dokter spesialis. Hal ini karena sampai sekarang belum banyak perguruan tinggi swasta yang mempunyai program pendidikan dokter spesialis. Unusa pun ingin mengambil terobosan baru, yaitu menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis dan pusat pendidikan virtual di fasilitas RSI Surabaya.
Menurut Nuh, ada syarat melakukan ekspansi. ”Syarat pertama adalah ketika yang kita miliki itu sudah berkualitas. Dari kualitas itu, kita mengembangkan sinerginya. Kalau yang berkualitas itu kita bisa melakukan sinergi, ujungnya kita diperbolehkan melakukan ekspansi,” katanya.