Kader Posyandu, Menumpu Beban Berat Tanpa Topangan Kuat
Tanggung jawab kader posyandu semakin besar dengan semakin luasnya pelayanan yang diberikan oleh posyandu. Pos pelayanan terpadu kini tidak hanya melayani kesehatan ibu dan anak, tapi juga seluruh siklus kehidupan.
Peran posyandu atau pos pelayanan terpadu semakin diperkuat. Posyandu yang menjadi wadah pelayanan kesehatan terdekat di masyarakat kini tidak sebatas memberikan pelayanan bagi ibu dan anak, tetapi untuk semua siklus kehidupan.
Posyandu bertanggung jawab untuk memastikan masyarakat tetap sehat, mulai dari dalam kandungan, bayi, anak, remaja, dewasa, hingga lansia, baik itu perempuan maupun laki-laki. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, khususnya bagi kader kesehatan yang memberikan pelayanan di posyandu.
Tanggung jawab yang semakin besar bagi kader posyandu belum diiringi dengan peningkatan jumlah ketersediaan sumber daya manusia . Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kader posyandu yang aktif sekitar 780.000 orang dengan total posyandu di Indonesia saat ini sekitar 300.000 posyandu. Artinya, di setiap posyandu memiliki kurang dari tiga kader yang bertugas.
Elsita Lisnawati (35), koordinator kader Posyandu Mawar Merah di Dusun Klangon, Bantul, DI Yogyakarta, mengatakan, tugas kader yang semakin besar akhirnya disiasati dengan pembagian peran dan tanggung jawab pada setiap kader yang bertugas. Pemberdayaan pada masyarakat pun semakin diperluas untuk memberikan pelayanan pada setiap usia sesuai siklus hidup.
”(Kriteria) Kader makin diperluas agar masing-masing kelompok usia bisa memiliki kadernya sendiri. Dari lansia diambilkan kader dari ibu-ibu muda, sementara dari remaja juga diambil dari remaja karang taruna di dusun. Kader-kader ini mendapatkan pembinaan dari kelurahan dan puskesmas,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, pelayanan posyandu tidak hanya dilakukan saat hari buka posyandu. Pelayanan juga dilakukan di luar hari buka posyandu dengan melakukan kunjungan rumah dan pemberdayaan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan posyandu antara lain mencakup upaya edukasi kesehatan, penapisan atau skrining kesehatan sesuai siklus kehidupan, serta upaya pencegahan penyakit berupa pemberian imunisasi dan pemberian makanan tambahan. Ketika hari buka posyandu, kader diharapkan bisa mendorong keterlibatan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang komprehensif. Saat ini, jumlah kunjungan ke posyandu masih minim, yakni kurang dari 50 persen.
Pelayanan yang diberikan posyandu antara lain mencakup upaya edukasi kesehatan, penapisan atau skrining kesehatan sesuai siklus kehidupan, serta upaya pencegahan penyakit berupa pemberian imunisasi dan pemberian makanan tambahan.
Elsita menambahkan, hari buka posyandu pun tidak lagi hanya satu kali dalam sebulan yang biasanya untuk pelayanan ibu dan anak. Setidaknya dalam sebulan ada dua hari buka posyandu, yakni setiap tanggal 16 untuk posyandu lansia dan setiap hari Sabtu di pekan kedua untuk posyandu anak balita serta ibu hamil. Sementara untuk posyandu remaja dilakukan berkeliling bersamaan dengan waktu dan lokasi pertemuan remaja yang diselenggarakan setiap bulan.
Baca juga: Tugas Besar Kader Posyandu di Tengah Keterbatasan
Sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan, pelayanan posyandu untuk bayi dan anak balita dilakukan dengan memberikan imunisasi dasar dan lanjutan lengkap, sekaligus dengan pemantauan tumbuh kembang dan pemberian makanan tambahan. Sementara itu, pelayanan untuk ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas dilakukan dengan memberikan edukasi pemeriksaan kehamilan serta pelaksanaan kelas ibu hamil. Edukasi juga diberikan pada ibu yang belum melakukan kunjungan nifas.
Pelayanan posyandu untuk usia sekolah dan remaja diberikan melalui edukasi dan penyuluhan mengenai isu kesehatan remaja, seperti reproduksi dan kesehatan jiwa. Pada remaja putri, pemantauan konsumsi tablet tambah darah juga perlu dilakukan.
Sementara pada kelompok produktif dan lansia, pemantauan kesehatan dasar sebagai penapisan kesehatan juga dijalankan. Itu antara lain untuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah, tinggi badan, dan berat badan. Dalam kunjungan rumah, kondisi dari kelompok berisiko, terutama kelompok masyarakat dengan penyakit penyerta pun perlu dipantau agar penyakit yang dimiliki tetap terkontrol.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara Peluncuran Nasional Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dan Penguatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Jakarta, Kamis (31/8/2023), menyampaikan, penguatan pelayanan di posyandu untuk seluruh siklus kehidupan menjadi bagian dari upaya transformasi pelayanan kesehatan primer di Indonesia. Upaya penguatan tersebut diharapkan dapat mewujudkan konsep sehat dalam pelayanan kesehatan primer. Fasilitas pelayanan kesehatan primer harus lebih fokus pada upaya penyehatan masyarakat agar masyarakat bisa tercegah dari berbagai penyakit. Itu sebabnya, layanan yang diberikan pun lebih banyak terkait promosi dan preventif.
”Kader posyandu akan mendapatkan reedukasi mengenai peran dalam promosi kesehatan. Tugas kader jangan hanya mengadakan kegiatan di posyandu setiap bulan sekali tetapi kader harus secara aktif datang dari rumah ke rumah untuk mengedukasi perilaku hidup bersih sehat,” kata Budi.
Belum ada dukungan bagi kader posyandu
Dengan tanggung jawab yang besar, kader posyandu pun kini menjadi ujung tombak serta tumpuan bagi kesehatan masyarakat. Layanan di posyandu amat menentukan keberhasilan untuk menekan beban biaya kesehatan di Indonesia lantaran semakin banyak masyarakat yang bisa menjaga kesehatannya agar tidak sakit.
Baca juga: Mereka yang Melayani Tanpa Batas
Namun, tanggung jawab yang semakin berat bagi kader posyandu belum dibarengi dengan dukungan yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan. Kader kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer, termasuk posyandu, masih dihadapkan dengan masalah kesejahteraan, distribusi yang tidak merata, kurangnya pelatihan dan pengembangan kapasitas, serta minimnya sarana pendukung dalam pelayanan.
Hal itu setidaknya yang dilaporkan dalam kajian Foresight Layanan Kesehatan Primer pada 2022 oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI). Dalam kajian tersebut juga disebutkan masih ada pemerintah daerah yang kurang berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran untuk peningkatan sarana dan prasarana posyandu. Insentif bagi kader posyandu belum diberikan secara layak.
Menurut Elsita, insentif perlu diberikan bagi kader posyandu sebagai bentuk apresiasi atas pelayanan yang sudah diberikan kepada masyarakat. ”Kader juga kepanjangan tangan dari pemerintah dan puskesmas dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Kader yang lebih paham kondisi masyarakat di daerahnya. Jadi kesejahteraan kader juga perlu diperhatikan,” katanya.
Itu pula yang disampaikan Rikha Rumadas (59), kader posyandu di salah satu daerah di Manokwari, Papua Barat. Saat ditemui dalam acara penganugerahan penghargaan bagi tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan pada pertengahan Agustus 2023, Rikha menyebutkan, insentif yang diberikan untuk kader posyandu masih minim. Bahkan, tidak jarang biaya yang dibutuhkan dalam pelayanan akhirnya dikeluarkan secara pribadi olehnya.
Meski demikian, bagi Rikha, dukungan yang lebih penting adalah ketersediaan alat kesehatan yang lebih baik. ”Kami butuh alat kesehatan yang bagus. Kami butuh timbangan digital karena selama ini kami harus menggotong timbangan gantung yang berat ketika ada pelayanan posyandu,” katanya.
Founder yang juga Chief Executive Officer CISDI Diah Satyani Saminarsih menuturkan, kader kesehatan memiliki jangkauan yang luas serta lebih dipercaya oleh masyarakat. Itu sebabnya amat penting memperkuat kapasitas kader kesehatan menjadi tenaga kesehatan yang terlatih dan bersertifikasi.
Baca juga: Tuntaskan Dulu Persoalan Mendasar Pelayanan Kesehatan Primer
”Kader juga perlu mendapatkan apresiasi yang layak sesuai dengan kinerja dan tugas mereka. Diharapkan, pemerintah dapat menjadi kader sebagai tenaga penunjang kesehatan serta kader pun mampu mendapatkan insentif yang layak,” ucapnya.