Kecerdasan Buatan Mengatasi Hambatan Belajar
Pendidikan dan pelatihan digital dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas diri sesuai tuntutan kerja di era digital. Kecerdasan buatan pun dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran.
JAKARTA, KOMPAS — Kecerdasan buatan dimanfaatkan dalam pembelajaran terpersonalisasi guna meningkatkan kecakapan di era digital. Bahkan, kendala bahasa mulai diatasi dengan kemajuan teknologi tersebut sehingga kesempatan belajar dengan kualitas kelas dunia semakin terbuka bagi semua orang.
Dalam skala global dan lokal, pemanfaatan platform digital untuk mendukung peningkatan mutu dan kapasitas siswa ataupun karyawan makin penting. Sebab, tuntutan terus belajar hal-hal baru, terutama terkait teknologi digital, semakin dibutuhkan dunia kerja.
Kemampuan belajar mandiri melalui platform teknologi digital yang didukung kecerdasan buatan akan mengakselerasi setiap orang untuk mendapat kesetaraan hidup berkualitas dan sejahtera.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) menuntut penguasaan keterampilan baru. Pada tahun 2027, sekitar 61 persen dari jumlah total tenaga kerja perlu dilatih kembali, tetapi baru sekitar 50 persen yang mempunyai akses pelatihan.
CEO Coursera Jeff Maggioncalda menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk ”Masa Depan Pembelajaran dan Pekerjaan: Menciptakan Lebih Banyak Kesempatan Setara di Era Digital” di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Baca juga: Kecerdasan Buatan yang Memanipulasi Manusia
Menurut Jeff, teknologi digital mengubah cara manusia belajar dan bekerja. Apalagi dengan perkembangan kecerdasan buatan generatif seperti ChatGPT, tuntutan untuk menguasai kecakapan baru semakin penting jika tidak mau tertinggal.
Kenyataannya, justru orang-orang lulusan perkuliahan dari diploma hingga magister semakin terancam dengan perubahan di dunia kerja. Mereka tetap perlu menyelaraskan dengan perkembangan di dunia kerja.
Belajar yang relevan kini bisa diakses secara mandiri. Coursera sebagai salah satu platform terkemuka yang menawarkan belajar atau kursus dari pakar-pakar universitas dan industri terkemuka dunia terpanggil memperluas akses kursus kelas dunia tanpa kendala.
”Salah satunya kendala bahasa. Dengan kecerdasan buatan, masalah terjemahan bahasa dapat diatasi. Kami memanfaatkan ini untuk membuat kursus di Coursera dapat diakses lebih luas,” ungkap Jeff.
Coursera mengumumkan inisiatif baru untuk meningkatkan akses pendidikan bermutu tinggi di Indonesia dan melayani kebutuhan para pembelajar dan institusi pendidikan di Indonesia dengan lebih baik.
Upaya tersebut termasuk meluncurkan katalog besar konten pembelajaran dalam bahasa Indonesia dan fitur-fitur berbasis AI untuk membuat pembelajaran daring menjadi lebih personal dan interaktif.
”Ambisi Indonesia untuk memainkan peran penting di panggung global bergantung pada kemampuannya mengembangkan tenaga kerja terampil. Kami mendukung dengan menciptakan akses setara pada pembelajaran kelas dunia,” tuturnya.
Baca juga: Kecerdasan Buatan Mitra Peradaban Modern Manusia
”Untuk itu, kami menggunakan kekuatan AI untuk menjembatani kesenjangan bahsa dan pembelajaran bagi jutaan orang dengan menyediakan sekitar 2.000 kursus yang diterjemahkan AI ke dalam bahasa Indonesia,” kata Jeff.
Managing Director Asia Pasifik Coursera Raghav Gupta mengutarakan, Coursera juga mendukung peningkatan kapasitas talenta digital di Indonesia lewat kursus-kursus tersertifikasi dari perusahaan teknologi digital terkemuka.
Adanya pekerja terampil secara digital diproyeksikan akan menyumbangkan 303,4 miliar dollar AS terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2030.
”Keterampilan digital juga terkait erat dengan hasil ekonomi yang kuat. Pekerja di Indonesia yang memakai keterampilan digital di tingkat apa pun mendapat gaji hampir dua kali lipat atau 193 persen dari pekerja yang tak menggunakan keterampilan ini di tempat kerja,” tuturnya.
Ambisi Indonesia untuk memainkan peran penting di panggung global bergantung pada kemampuannya mengembangkan tenaga kerja terampil.
Dengan lonjakan pekerjaan digital dan pekerja jarak jauh, pihaknya siap mendukung pemberdayaan pembelajar dan institusi di Indonesia dengan berbagai konten dan inovais AI untuk membantu menjembatani kesenjangan antara desa-kota dan membangun tenaga kerja yang inklusif.
Perguruan tinggi bisa memanfaatkan pendidikan dan pelatihan digital tersertifikasi sebagai bagian kurikulum. Dengan model microcredential, apa yang dipelajari pembelajar di Coursera bisa diakui sebagai satuan kredit semester yang mendukung pencapaian gelar diploma atau sarjana.
Materi yang diajarkan relevan dengan perkembangan sehingga membekali peserta didik dengan kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja.
Mutu pendidikan
Pemanfaatan AI oleh platform edukasi teknologi digital di tingkat lokal juga diterapkan aplikasi Aku Pintar Indonesia. Dengan fitur yang memudahkan siswa mengetahui minat, bakat, dan kemampuannya, hal itu diharapkan membuka wawasan peserta didik sehingga berkontribusi meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
CEO Aku Pintar Indonesia Prasetya Gilang menjelaskan, aplikasi ini mendukung pemerintah menerapkan Kurikulum Merdeka melalui inovasi dalam tiap fitur di dalamnya. Fitur-fitur terbaru yang diinovasikan meliputi, antara lain, kurikulum baru terintegrasi dengan Kurikulum Merdeka agar selaras dengan pembelajaran di sekolah.
Ada rekomendasi mata pelajaran setelah mengikuti tes penjurusan dengan harapan murid lebih fokus belajar sesuai minat dan bakatnya, AI Chatbot menjadi teman bicara di segala situasi bernama Asterbot, konselor AI pendidikan.
“Kecerdasan buatan AI Chatbot dengan nama Asterbot menjadi konselor AI pendidikan pertama di Indonesia, dengan harapan dapat menjadi teman ngobrol murid-murid di setiap situasi dalam membahas pelajarannya,” kata Prasetya.
Baca juga: Kecerdasan Buatan yang Makin Cerdas
Peserta didik membutuhkan teman bicara selama menempuh pendidikan menengah hingga masa perkuliahan. Persoalannya, siswa lebih nyaman bertanya dengan teman sebangkunya yang juga berada pada situasi sama dalam mengeksplorasi diri dan membutuhkan seseorang yang lebih berpengalaman untuk berbagi cerita.
Oleh karena itu, teknologi AI yang dimiliki Asterbot diharapkan dapat menjadi sosok teman yang mampu menjawab pertanyaan siswa tanpa dipungut biaya.
Akses belajar daring
Akses belajar digital juga disediakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Pelatihan online melalui Diklat Pintar dilaksanakan dengan metode massive open online course. Lima diklat ditawarkan dan merupakan pelatihan baru.
”Hal ini untuk menjawab kebutuhan ASN (aparatur sipil negara) Kementerian Agama terhadap pelatihan bidang pendidikan dan keagamaan relevan dengan dinamika yang terjadi. Ini sekaligus kami ingin membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat,” kata Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Amien Suyitno.
Lima pelatihan itu terdiri dari Pelatihan Numerasi I (Asesmen Numerasi Kelas Awal); Pelatihan Numerasi II (Ide Praktis Pembelajaran dan Permainan Numerik); Pelatihan Metodologi Pembelajaran; Pelatihan Keluarga Sakinah; dan Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS dalam Kurikulum Merdeka.
Pendaftaran pelatihan dibuka dari 14 Agustus hingga 20 Agustus 2023. Pelaksanaan pelatihan akan dilakukan mulai 21-30 Agustus 2023. Kepada semua masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan, dipersilakan mendaftar di laman www.pintar.kemenag.go.id.
”Lima pelatihan baru ini sangat penting dan akan memiliki dampak besar. Numerasi, misalnya, kami berharap pelatihan ini akan diikuti semua guru kelas awal sehingga bisa membantu menaikkan nilai Programme for International Student Assessment (PISA) negara kita yang amat rendah,” kata Amien.
Terkait dengan keluarga sakinah, Suyitno berharap agar pelatihan ini bisa menyasar peserta sebanyak-banyaknya. Pelatihan Keluarga Sakinah diharapkan tidak hanya diikuti para penghulu, penyuluh, atau calon pengantin saja, tapi juga masyarakat luas, terutama generasi milenial yang akan menjadi pengantin, ataupun sudah berkeluarga.