Produktivitas Pekerja Sangat Menurun pada Jumat dan Sore Hari
Peneliti menemukan bukti obyektif bahwa produktivitas pekerja kantoran sangat menurun pada waktu sore hari. Titik terendah produktivitas pekerja akan terjadi menjelang akhir pekan atau tepatnya pada Jumat sore.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Sejumlah pegawai perkantoran di Jalan Sudirman, Jakarta, keluar kantor saat jam istirahat makan siang, Selasa (28/7/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Tim peneliti Texas A&M Universitymenemukan bukti obyektif bahwa produktivitas pekerja kantoran sangat menurun pada waktu sore hari. Bahkan, titik terendah produktivitas pekerja akan terjadi menjelang akhir pekan atau tepatnya pada Jumat sore.
Hal ini terangkum dalam sebuah studi interdisipliner terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Texas A&M School of Public Health, Amerika Serikat (AS), dengan laporan yang dipublikasikan di PLOS ONE, 6 Juli 2023.
Analisis dilakukan para peneliti dengan melihat metrik penggunaan komputer dari 789 karyawan kantor di sebuah perusahaan energi besar di Texas selama periode dua tahun atau tepatnya pada 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2018.
Para peneliti juga menggunakan metode pengumpulan data baru untuk menunjukkan produktivitas pekerja atau karyawan. Tim peneliti mencatat bahwa karyawan kurang aktif bekerja dan lebih rentan terhadap kesalahan pada sore hari. Sementara menjelang akhir pekan, yakniJumat sore, menjadi titik terendah produktivitas pekerja.
Kepala Departemen Lingkungan dan Kesehatan Kerja Texas A&M School of Public Health Mark Benden menyampaikan, sebagian besar studi tentang produktivitas pekerja menggunakan laporan diri karyawan, evaluasi pengawasan, atau dukungan teknologi. Akan tetapi, analisis dengan seluruh komponen tersebut bisa bersifat subyektif dan invasif.
”Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami menggunakan metrik penggunaan komputer untuk hal-hal seperti kecepatan mengetik, kesalahan mengetik, dan aktivitas mouse (tetikus). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data obyektif dan noninvasif pada pola kerja komputer,” ujarnya dikutip dari situs resmi Texas A&M University, Jumat (4/8/2023).
Tim peneliti kemudian membandingkan pola penggunaan komputer pada hari dan waktu yang berbeda dalam seminggu untuk melihat jenis pola apa saja yang muncul.
Orang-orang mengetik lebih banyak kata dan melakukan lebih banyak gerakan mouse, klik mouse, dan gulir setiap hari dari Senin hingga Kamis. Kemudian aktivitas ini tercatat lebih sedikit dilakukan pada hari Jumat.
Asisten profesor di Departemen Epidemiologi dan BiostatistikTexas A&M School of Public Health Taehyun Roh mengutarakan, peneliti menemukan bahwa penggunaan komputer meningkat selama seminggu. Setelah itu, penggunaan komputer berkurang setiap sore hari dan turun secara signifikan pada hari Jumatsore.
”Orang-orang mengetik lebih banyak kata dan melakukan lebih banyak gerakan mouse, klik mouse, dan gulir setiap hari dari Senin hingga Kamis. Kemudian aktivitas ini tercatat lebih sedikit dilakukan pada hari Jumat. Ini sejalan dengan temuan serupa bahwa jumlah tugas yang diselesaikan pekerja terus meningkat dari Senin hingga Rabu, kemudian menurun pada Kamis dan Jumat,” ungkapnya.
Pengaturan kerja
Peneliti menekankan bahwa hasil studi ini dapat menjadi gambaran terkait pentingnya melakukan pengaturan kerja yang fleksibel, seperti kerja hybrid atau campuran. Bahkan, perusahaan juga bisa menerapkan kebijakan empat hari dalam seminggu agar menghasilkan karyawan yang lebih bahagia dan lebih produktif.
Pada Mei 2023 tercatat sekitar 60 persen pekerja atau karyawan penuh waktu di AS bekerja sepenuhnya di kantor. Kemudian karyawan lainnya bekerja dari jarak jauh atau memiliki pengaturan hybrid. Selain itu, banyak karyawan juga memiliki minggu kerja terkompresi yang mengharuskan mereka bekerja lebih lama, tetapi pada hari yang lebih sedikit.
Benden menyebut bahwa hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja dari rumah atau bekerja dengan hari yang lebih sedikit bisa mengurangi stres dari perjalanan, politik di tempat kerja, dan faktor lainnya. Pada akhirnya hal ini membuat karyawan memiliki kepuasan dan produktivitas kerja lebih banyak.
Selain itu, pengaturan kerja yang fleksibel juga dapat meningkatkan laba dengan cara lain, seperti pengurangan penggunaan listrik, jejak karbon, dan emisi karbondioksida.
”Pengaturan ini memberi pekerja lebih banyak waktu dengan keluarga mereka sehingga mengurangi konflik antara pekerjaan dan keluarga. Fleksibilitas kerja juga memberi mereka lebih banyak waktu untuk olahraga dan aktivitas rekreasi, yang telah terbukti meningkatkan kesehatan fisik maupun mental,” katanya.