Wapres Ma’ruf Amin: Karya Ilmiah Mesti Terhubung Dunia Industri
Tantangan Indonesia adalah memastikan publikasi karya ilmiah terhubung dan bermanfaat bagi dunia industri. Kerja sama kampus, lembaga penelitian, dan dunia industri mesti dioptimalkan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berdasarkan Indeks Inovasi Global 2022 yang dirilis World Intellectual Property Organization atau WIPO, Indonesia naik 12 peringkat dari tahun 2021 dan masuk dalam jajaran negara dengan peningkatan inovasi paling signifikan. Salah satu kinerja baik yang dicatatkan Indonesia adalah pada indikator kolaborasi riset dan pengembangan universitas dengan industri.
Di sisi lain, publikasi karya ilmiah juga semakin mendorong peringkat perguruan tinggi Indonesia. Publikasi Indonesia tahun 2017-2021 tercatat meningkat 5,5 kali lipat dibandingkan periode lima tahun sebelumnya dan secara kumulatif pun melebihi capaian negara ASEAN lainnya.
”Dalam hal ini, pekerjaan rumah kita bukan hanya untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi tersebut. Tantangan ke depan adalah bagaimana memastikan publikasi karya ilmiah dapat terhubung dan bermanfaat bagi dunia industri secara berkesinambungan,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual pada International Conference on Applied Sciences Education and Technology (iConASET) 2023, Selasa (1/8/2023).
Tantangan ke depan adalah bagaimana memastikan publikasi karya ilmiah dapat terhubung dan bermanfaat bagi dunia industri secara berkesinambungan.
Terkait hal tersebut, Wapres Amin menuturkan, kampus dan lembaga penelitian perlu mendorong dan mengoptimalkan penelitian untuk dapat bekerja sama dengan dunia industri. Kerja sama dimaksud termasuk menyangkut skema pendanaan matching fund bagi peneliti yang bekerja sama dengan industri.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin mengapresiasi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya yang telah menyelenggarakan acara iConASET 2023 untuk mendukung publikasi hasil-hasil penelitian di Indonesia. Acara tersebut sekaligus memberi ruang bagi riset berkelanjutan di tingkat global.
Wapres Amin menyampaikan harapannya agar keterlibatan banyak jurnal internasional dalam berbagai bidang pada acara tersebut tidak hanya mendatangkan manfaat secara akademik, tetapi juga menghadirkan masukan bagi dunia industri.
Menurut Wapres Amin, semakin banyak keluaran publikasi yang dihasilkan para peneliti akan meningkatkan jumlah sitasi sebagai referensi peneliti dan juga reputasi serta peringkat perguruan tinggi. Selanjutnya, hasil-hasil penelitian juga diharapkan dapat terhubung dan sesuai dengan kebutuhan industri sehingga dapat diaplikasikan di dunia industri.
Wapres Amin meminta UNU Surabaya terus berkolaborasi dan bersinergi dengan banyak praktisi, akademisi, dan pemangku kepentingan. UNU Surabaya juga diminta terus menjembatani para peneliti dalam publikasi penelitian yang terkoneksi dengan dunia industri.
”UNU Surabaya saya harap juga dapat menjadi motor penggerak bagi kampus lainnya, utamanya LPTNU (Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama), dalam memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga, baik nasional maupun internasional,” kata Wapres.
Sebelumnya, ketua panitia konferensi Fifi Khoirul Fitriyah menuturkan, peserta acara ini berasal dari sejumlah negara, yakni Indonesia, Malaysia, Taiwan, Tanzania, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Singapura, Turki, dan Timor Timur. Jumlah karya ilmiah dan riset yang dipublikasikan sebanyak 156 karya yang meliputi berbagai bidang, di antaranya kedokteran, pendidikan, ekonomi Islam, dan teknologi.
Rektor UNU Surabaya Achmad Jazidie mengatakan, tema yang diangkat pada konferensi kali ini adalah ”Entering Society 5.0: Transformation and Efforts”. Tema ini dinilai relevan dengan situasi dan masalah terkini.
Sebelumnya, secara terpisah, Menteri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong perguruan tinggi, termasuk ikatan alumni kampus, untuk menjadi ”pabrik entrepreneur” yang mampu mencetak wirausaha dan sekaligus melahirkan inovasi serta ide baru dalam dunia bisnis.
Siaran pers Humas Kemenkop dan UKM menyebutkan, Indonesia pun telah memiliki instrumen kebijakan yang kuat dalam pengembangan wirausaha. Instrumen kebijakan dimaksud berupa Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kewirausahaan Nasional.
Menteri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong perguruan tinggi, termasuk ikatan alumni kampus, untuk menjadi ’pabrik entrepreneur’.
”Artinya, target meningkatkan kewirausahaan nasional telah menjadi prioritas utama seluruh komponen bangsa,” kata Teten dalam sambutannya pada pembukaan Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN Veteran Yogyakarta di Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (29/7/2023).
Oleh karena itu, menurut Teten, peran kampus dan alumninya sangat strategis untuk bersama pemerintah terus mendorong dan mendampingi generasi muda menjadi wirausaha sukses. Apalagi, Indonesia memiliki populasi besar anak muda yang berpotensi menjadi wirausaha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 64 persen penduduk Indonesia adalah anak muda. Sebanyak 73 persen anak muda Indonesia berminat berwirausaha sebagaimana riset SMERU pada 2022. Dan, 81 persen anak muda usia 17-35 tahun tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan sesuai survei Indikator 2021.
Pada kesempatan tersebut, Teten memaparkan berbagai peluang dalam Industri 5.0 bagi anak muda. Potensi ekonomi digital pun besar, dengan 41 persen total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia.