Peluang Mendapat Beasiswa Pelatihan Keterampilan Digital Terbuka
Perkembangan teknologi digital membawa peluang kerja baru yang membutuhkan banyak talenta digital.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterampilan teknologi digital tingkat lanjut semakin dibutuhkan. Peningkatan penguasaan keterampilan teknologi digital ini bisa didapatkan melalui kursus ataupun mengikuti kualifikasi pendidikan secara resmi. Pemerintah dan dunia usaha berupaya meningkatkan keterampilan profesional di bidang teknologi digital ini, di antaranya melalui beasiswa.
Google pada Kamis (14/6/2023), misalnya, mengumumkan akan menyediakan 11.000 beasiswa Google Career Certificates (GCC). Beasiswa ini diberikan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Siber dan Sandi Negara, dan Telkom Indonesia dalam bidang IT support, analisis data, desain UX, pemasaran digital & e-commerce, manajemen proyek, dan keamanan siber. Keenam kursus ini akan membekali para peserta dengan keterampilan profesional dalam 3-6 bulan.
Riset baru oleh Economist Impact, yang dilakukan dengan dukungan Google, mengungkap, sekitar 77 persen karyawan di Indonesia berpandangan perusahaan sekarang cenderung mengutamakan keterampilan nyata alih-alih kualifikasi di atas kertas dalam proses perekrutan. Survei dari November 2022-Januari 2023 terhadap 1.375 karyawan di seluruh Asia Pasifik, termasuk 100 di Indonesia, juga mendapati bahwa mereka melihat analisis dan visualisasi data (56 persen), IT support (51 persen), serta pemasaran digital dan e-commerce (48 persen) sebagai keterampilan teknologi tingkat lanjut yang paling penting untuk dimiliki di pasar kerja saat ini.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf di acara tahunan Grow with Google mengungkapkan sejak tahun 2018, lebih dari 19.000 orang Indonesia telah mendapatkan Google Career Certificates di bidang IT support, analisis data, dan desain UX. Sekitar 85 persen dari peserta melaporkan dampak positif program tersebut pada karier mereka.
”Karena itulah, kini kami meluncurkan sertifikat untuk bidang pemasaran digital & e-commerce, manajemen proyek, dan keamanan siber. Ini tahun keempat kami bekerja sama dengan program Digital Talent Scholarship Kemkominfo. Kami yakin beasiswa ini akan membantu lebih banyak orang mewujudkan impian karier mereka,” papar Randy.
Dari karyawan yang disurvei, lebih dari 25 persen mengatakan, coding, programming, kecerdasan buatan(AI), dan machine learning adalah keterampilan yang harus dimiliki. Namun, berdasarkan data tahun 2020, hanya 1 persen tenaga kerja di Indonesia memiliki keterampilan digital tingkat lanjut.
Randy menjelaskan, machine learning menjadi salah satu kurikulum paling populer yang ditawarkan melalui Bangkit, program di industri yang berkolaborasi bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pendaftaran masih terbuka untuk sekitar 4.000 peserta.
Para profesional di Indonesia memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari AI, tidak kalah dari negara-negara maju.
”Pada akhir tahun ini, kami harap akan ada lebih dari 12.000 lulusan yang memiliki keterampilan tingkat lanjut dalam bidang machine learning, komputasi cloud, dan pengembangan seluler untuk memenuhi permintaan pemberi kerja di berbagai industri,” tutur Randy.
Kesempatan kerja baru
Berdasarkan laporan Economist Impact berjudul ”Menjembatani Kesenjangan Keterampilan: Menumbuhkan Karier dan Ekonomi di Indonesia”, perkembangan sektor teknologi dapat menciptakan 20 juta-45 juta kesempatan kerja baru. Selain itu, laporan tersebut mendapati bahwa sektor nonteknologi, seperti jasa profesional, manufaktur, dan konstruksi, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tertinggi dalam hal kontribusi produk domestik bruto (PDB) dari pekerja berketerampilan digital, seiring dengan bertambah tingginya adopsi teknologi dalam sektor ini untuk meningkatkan produktivitas.
Sementara itu, dari laporan Workplace Learning Index Q1 2023 yang dirilis perusahaan pembelajaran online, Udemy, menemukan ChatGPT saat ini menjadi keterampilan yang paling diminati di dunia kerja secara global. Hampir 14.400 pelanggan Udemy Bisnis di seluruh dunia, mencari kelas ChatGPTpada kuartal pertama tahun 2023. Konsumsi kursus ChatGPT meningkat secara signifikan sebesar 4.419 persen dari kuartal sebelumnya. Selain itu, hampir 470 kursus baru yang berkaitan dengan ChatGPT ditambahkan ke platform Udemy selama kuartal tersebut dan jumlah pendaftaran kursus mencapai lebih dari 420.000 per 31 Maret 2023.
Para pembelajar Udemy Bisnis memanfaatkan ChatGPT terutama untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka dan membantu pembuatan copywriting untuk meningkatkan SEO. Selain itu, ChatGPT juga digunakan untuk menghasilkan ide-ide yang dapat meningkatkan presentasi visual, serta pembuatan surat elektronik berskala besar guna meningkatkan produktivitas.
Head of Indonesia Market di Udemy Giri Suhardi menjelaskan, permintaan kursus ChatGPT terus tinggi di kalangan pembelajar di platform Udemy dan para instruktur dengan cepat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan ini. Hingga pertengahan Maret 2023, telah ada lebih dari 4.500 pendaftaran dari Indonesia khusus untuk kursus ChatGPT. Jumlah tersebut melampaui angka di beberapa negara maju, seperti Australia, Jepang, dan Korea.
”Hal ini menunjukkan bahwa para profesional di Indonesia memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari AI, tidak kalah dari negara-negara maju. Ini merupakan perkembangan yang positif bagi negara ini dalam merangkul teknologi yang sedang tren untuk tetap kompetitif dan inovatif,” kata Giri.