Selayaknya negara hadir mengkaji, terutama terkait aspek negatif pemanfaatan ChatGPT. Mulai muncul kekhawatiran dari beberapa negara bahwa kehadiran ChatGPT bisa menjadi bumerang bagi eksistensi kehidupan manusia.
Oleh
Budi Sartono Soetiardjo
·4 menit baca
Demam ChatGPT merebak ke seantero pelosok dunia sejak diluncurkan pertama kali pada 30 November 2022. Menurut catatan UBS, sebuah perusahaan finansial Swiss, pengguna ChatGPT per akhir Januari 2023 telah mencapai 100 juta orang, dengan jumlah pengguna setiap bulan sekitar 13 juta orang.
Produk teknologi kecerdasan buatan itu telah membius dunia dan mulai merambah ke Indonesia. ChatGPT-Chatbot menawarkan berbagai kemudahan, dengan segala plus-minusnya. Ada potensi ancaman terhadap pemanfaatan ChatGPT, seperti keamanan data pribadi dan penyalahgunaan.
Untuk itu, selayaknya negara hadir melakukan kajian-kajian, terutama terkait aspek negatif pemanfaatan ChatGPT. Mulai muncul kekhawatiran dari beberapa negara bahwa kehadiran ChatGPT bisa menjadi bumerang bagi eksistensi kehidupan manusia (disalahgunakan untuk kepentingan perang) dan menjadi ancaman bagi masa depan peradaban dunia.
Italia adalah negara yang pertama kali melarang, walaupun untuk sementara, penggunaan ChatGPT yang terkait dengan keamanan data pribadi warganya.
Pemerintah Indonesia bisa menyiapkan regulasi-regulasi seperlunya sebagai upaya antisipasi dan tindakan preventif sebelum ChatGPT dipakai secara meluas di tengah masyarakat.
Infografik Tribune Berdiri Stadion Kanjuruhan Malang
Pengadilan telah mengetok palu dengan menjatuhkan hukuman pada mereka yang dianggap bertanggung jawab terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Namun, hukuman saja tidak cukup. Perlu perbaikan menyeluruh dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola agar tragedi tak berulang.
Saya berharap semoga musibah ini menyadarkan semua pihak untuk berbenah sehingga sepak bola Indonesia bisa lebih maju.
Namun, harapan itu sepertinya jauh panggang dari api. Yang sibuk dipersoalkan adalah mencari kambing hitam dan menghukum yang dianggap bersalah. Banyak yang mempertanyakan, mengapa tersangkanya hanya sembilan, seharusnya lebih banyak.
Dua pejabat Polri sudah dicopot dari jabatannya. Namun, yang aneh dan ajaib, tidak ada pakar, pengamat sepak bola, atau ahli hukum yang mempermasalahkan sebab musabab utama mengapa tragedi itu bisa terjadi. Apalagi membahas dan mengusulkan langkah-langkah pencegahan.
Kita merindukan pertandingan sepak bola berlangsung dengan meriah, tetapi aman, tertib, damai, sekaligus menghibur. Nyaman ditonton semua kalangan, tua, muda, laki-laki, dan perempuan.
Saat ini kompetisi Liga BRI 1, 2, dan 3 sudah mulai lagi, tetapi tanpa penonton. Tentu ini hambar, seperti sayur tanpa garam. Apalah artinya pertandingan tanpa penonton.
Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin kalau ada niat dan kemauan memperbaiki. Saya teringat kondisi perkeretaapian di Indonesia masa lalu. Penumpang berjubel sampai atap gerbong.
Di tangan Direktur PT KAI Ignasius Jonan, keadaan dia benahi menjadi tertib dan nyaman hingga sekarang.
Siswa baru mengikuti tes potensi akademik pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Negeri 2 Malang di kelas yang menerapkan protokol kesehatan, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/7/2020). Hari pertama tahun ajaran baru 2020/2021 saat MPLS sekolah menghadirkan 40 siswa baru untuk mengikuti tes potensi akademik sekaligus menguji coba protokol kesehatan saat masuk sekolah. Ke depannya aktifitas belajar masih menggunakan sistem daring. Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Opini Kompas (27/2/2023) membahas tentang kekerasan oleh remaja dan gagalnya pendidikan keluarga. Para remaja adalah penerus kita. Harus ada yang peduli mereka.
Pada Sabtu-Minggu, 25-26 Februari 2023, di suatu lembaga pendidikan di Serpong, Tangerang Selatan, diadakan tes masuk SMA swasta. Peserta terdiri dari siswa SMP dan sederajat yang di kelas terakhir dapat nilai tinggi.
Para remaja umur 14-15 tahun itu mendapat rekomendasi dari sekolah masing-masing. Tes diadakan dalam dua sesi. Rombongan pertama pukul 08.00-14.00, rombongan kedua pukul 13.00-17.00. Ada 25 ruang kelas lengkap dengan komputer. Tidak ada yang datang terlambat.
Mereka mengatur sendiri tanpa komando. Jumlah peserta 3.000 orang lebih, dan akan diambil 70 orang saja. Mereka pasrah, tidak ada uang beredar, juga tanpa minum dan makanan. Mereka masuk ruangan hanya membawa alat tulis dan surat rekomendasi.
Melihat pemandangan itu saya berpikir, pasti mereka mendapat pendidikan dalam keluarga, yaitu disiplin disertai kasih sayang.
Mudah-mudahan pendidikan dalam keluarga bisa meluas, pada seluruh masyarakat. Benar kata opini, pendidikan dalam keluarga harga mati.