UNESCO Menyerukan Transformasi Pendidikan di Asia Tenggara
Digitalisasi dan ketidaksetaraan capaian pendidikan menjadi tantangan pemulihan pembelajaran pascapandemi Covid-19. UNESCO menekankan pentingnya transformasi pendidikan di negara-negara ASEAN.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyerukan transformasi pendidikan di negara-negara Asia Tenggara. Hal ini diperlukan untuk membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Pemulihan pembelajaran pasca-pandemi Covid-19 dihadapkan pada beragam tantangan, seperti digitalisasi dan ketidaksetaraan capaian pendidikan. Melalui forum daring akhir Mei lalu, UNESCO menekankan pentingnya transformasi pendidikan di negara ASEAN.
Forum ini mempertemukan sejumlah pejabat negara-negara ASEAN, mitra pembangunan nasional, pakar pendidikan, dan perwakilan organisasi multilateral. Pertemuan itu menggarisbawahi perlunya pembangunan keterampilan digital serta mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat sebagai pendorong untuk memajukan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Forum tersebut terinspirasi dari publikasi UNESCO pada 2021 tentang ”Mengimajinasi Kembali Masa Depan Kita Bersama: Sebuah Kontrak Sosial Baru Untuk Pendidikan”. Laporan itu merupakan seruan atau ajakan untuk berdialog merancang kontrak sosial baru bagi pendidikan. Tujuannya membangun kembali hubungan satu sama lain, dengan Bumi, dan dengan teknologi.
Kepala Bagian Pengembangan Guru UNESCO Carlos Vargas menekankan pentingnya memberi guru dukungan, otonomi, dan kepercayaan yang dibutuhkan untuk berkontribusi pada transformasi pendidikan. ”Peran yang dapat dimainkan guru lebih dari sekadar mengajar. Mereka dapat membantu membentuk sistem pendidikan dan berkontribusi pada pengembangan kebijakan. Mereka adalah agen perubahan utama, tetapi memerlukan dukungan untuk mewujudkan seluruh potensi mereka,” ujarnya dikutip dari laman UNESCO, Sabtu (3/6/2023).
Investasi untuk masa depan pendidikan juga menjadi isu kritis yang diidentifikasi dalam Transforming Education Summit oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada September 2022. Transformasi yang paling signifikan meliputi menata ulang, memperbarui, dan mengubah sistem pendidikan.
Berbagai disrupsi, seperti digitalisasi dan perubahan iklim, diperkirakan akan berimplikasi signifikan pada pendidikan. UNESCO berkomitmen mendukung negara-negara ASEAN mentransformasi pendidikan guna membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kualitas pendidikan turut ditentukan oleh kualitas guru. Selain itu, perkembangan dan peradaban sebuah bangsa juga dipengaruhi oleh kualitas tenaga pendidik.
Direktur Pembelajaran Masa Depan dan Inovasi UNESCO Sobhi Tawil menyebutkan, pendidikan adalah tentang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan persepsi kita tentang masa depan. Ia menyoroti pentingnya pembelajaran sepanjang hayat dan kebutuhan untuk mendorong inovasi dalam pendidikan.
”Kami sering berbicara tentang kemungkinan masa depan berdasarkan tren saat ini. Namun, ada juga diskusi tentang kemungkinan masa depan alternatif yang kami harapkan dan cita-citakan. Untuk itu, pendidikan sangat penting dalam membentuknya,” katanya.
Guru berkualitas
Secara terpisah, dalam Pembukaan Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan, praktisi pendidikan yang juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodidjah menyampaikan, kualitas pendidikan turut ditentukan oleh kualitas guru. Selain itu, perkembangan dan peradaban sebuah bangsa juga dipengaruhi oleh kualitas tenaga pendidik.
”Oleh karena itu, perkembangan profesi guru harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, pemerintah dan seluruh komponen masyarakat,” ucapnya.
Menurut Itje, permasalahan kualitas dan kuantitas guru merupakan tantangan global yang dialami banyak negara. Pengelolaan pendidikan perlu lebih profesional dengan upaya kolaboratif untuk menjadikan guru produsen pengetahuan dan tokoh kunci dalam pendidikan.
”Menjadi guru pada zaman ini bukan sekadar berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi. Namun, juga sebagai aktor penting bagi kehidupan orang lain. Yang lebih penting, bagi masa depan kehidupan bangsa mengingat proses pendidikan guru saat ini telah bertransformasi sesuai tuntutan zaman,” jelasnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyebutkan, guru berkualitas berperan penting menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru-guru yang berani berinovasi dan mengambil risiko demi memenuhi kebutuhan pelajar merupakan ujung tombak menghasilkan sumber daya manusia unggul.
”Demi memastikan guru berkualitas merata di seluruh daerah, kita memerlukan satu gerakan yang mampu mendorong seluruh guru untuk terus bersemangat meningkatkan kapasitas diri sebagai pendidik. Menjadikan dirinya sosok inspiratif dengan mentalitas pembelajar sepanjang hayat,” ujarnya.
Nadiem menambahkan, pihaknya telah menghadirkan terobosan melalui kebijakan Merdeka Belajar. Saat ini, Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang menyediakan ribuan bahan ajar telah dimanfaatkan lebih dari 2,6 juta guru di Tanah Air. Platform ini membuka kesempatan bagi guru untuk berkarya dan saling berbagai praktik baik dengan rekan sesama guru.