El Nino Tahun Ini Diprediksi Memiliki Intensitas Kuat
El Nino tahun ini diprediksi dalam kategori kuat sehingga dampaknya akan lebih terasa.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO telah mengeluarkan laporan pemantauan terbaru mengenai peluang terjadinya El Nino pada tahun 2023. Tim peneliti memprediksi El Nino yang bakal terjadi dalam kategori kuat sehingga dampaknya bisa lebih besar.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Ocean-Land-Atmosphere Research edisi April. Tao Lian, profesor iklim di Second Institute of Oceanography Ministry of Natural Resources, menjadi penulis pertama paper ini.
”Kandungan panas lautan bagian atas pada musim dingin tahun 2022 menempati urutan terbesar selama 40 tahun terakhir. Karena kandungan panas berfungsi sebagai prekursor utama untuk El Nino yang akan datang, kami menunjukkan melalui serangkaian eksperimen model bahwa dalam atmosfer frekuensi rendah, kandungan panas saat ini cukup untuk mendorong El Nino yang kuat menjelang akhir tahun 2023,” kata Tao Lian.
Sebelumnya, WMO dalam laporan Keadaan Iklim Global pada Rabu (3/5/2023) menyebutkan, peluang terjadinya El Nino selama Mei-Juli 2023 mencapai 60 persen dan akan meningkat menjadi sekitar 70 persen pada Juni-Agustus, serta 80 persen antara Juli dan September. Meski demikian, dalam laporan ini, WMO belum bisa memprediksi kekuatan El Nino.
Studi pemodelan
Siklus El Nino–Osilasi Selatan adalah nama yang diberikan para ilmuwan untuk pola iklim yang kuat dan berulang di atas Samudra Pasifik tropis. Ini memiliki dampak luas pada iklim global dan masyarakat manusia.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa terjadinya El Nino sering didahului oleh penumpukan kandungan panas lautan bagian atas di Pasifik barat khatulistiwa sekitar enam hingga sembilan bulan sebelum El Nino.
Ketika kedalaman termoklin lebih besar dari biasanya di Pasifik barat, kemungkinan El Nino akan terjadi di tahun mendatang.
Karena isi ulang dan pelepasan kandungan panas laut bagian atas secara teratur, para ilmuwan dapat memprediksi El Nino menggunakan model dinamis, jauh sebelum kedatangannya. Namun, gangguan yang dikenal sebagai perturbasi frekuensi tinggi atmosfer dan kesalahan awal dapat menyebabkan ketidakpastian dalam prakiraan waktu nyata.
Tao Lian dan tim memperhatikan, penumpukan kandungan panas lautan tampaknya potensial untuk mendorong El Nino yang kuat di akhir 2023. Untuk mengonfirmasi potensi dampaknya terhadap El Nino yang sedang berlangsung, mereka mengevaluasi efek dari kandungan panas dan gangguan frekuensi tinggi, bersama dengan ketidakpastian dalam kondisi awal, menggunakan analisis data dan serangkaian percobaan prakiraan waktu nyata.
Para peneliti juga menunjukkan, La Nina telah berakhir sekitar Maret 2023. Itu adalah peristiwa dingin yang luar biasa panjang yang berlangsung dari musim dingin 2020 hingga musim semi 2023.
Tim peneliti kemudian memeriksa data kedalaman termoklin untuk akhir 2022 hingga awal 2023. Termoklin adalah lapisan transisi antara perairan yang lebih hangat di dekat permukaan laut dan perairan dalam yang lebih dingin. Ketika kedalaman termoklin lebih besar dari biasanya di Pasifik barat, kemungkinan El Nino akan terjadi di tahun mendatang.
Mereka membandingkan data terakhir ini dengan data termoklin dari tahun 1982, 1997, dan 2015. Tahun-tahun itu menunjukkan termoklin yang lebih dalam dari biasanya sebelum dimulainya tiga peristiwa El Nino ekstrem.
Tim tersebut juga melakukan eksperimen prakiraan menggunakan sistem prediksi El Nino–Southern Oscillation (ENSO). Prediksi tersebut menunjukkan El Nino berkekuatan sedang yang akan datang pada akhir tahun 2023.
Selanjutnya tim mengurangi ketidakpastian dalam prediksi tersebut dengan menyaring beberapa pengaruh cuaca dari luar Pasifik tropis. Dengan data yang lebih rinci ini, tim melihat tahapan yang ditetapkan untuk El Nino yang lebih kuat yang akan datang pada akhir 2023.
Selain meneliti kandungan panas lautan, tim juga mengamati gangguan frekuensi tinggi, yaitu embusan angin barat dan embusan angin timur, yang keduanya berpengaruh kuat terhadap El Nino. Gangguan tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas El Nino. Namun, penumpukan konten panas lautan saja tampaknya cukup untuk meningkatkan El Nino yang kuat pada akhir 2023.
Ke depan, tim berharap untuk terus menyempurnakan prediksi mereka. ”Gangguan frekuensi tinggi di musim semi dan awal musim panas memainkan peran penting dalam intensitas dan struktur El Nino. Kami berharap dapat lebih meningkatkan kemampuan prediksi ENSO melalui penggabungan model prakiraan musiman dari gangguan frekuensi tinggi,” kata Dake Chen dari Second Institute of Oceanography Ministry of Natural Resources, yang turut dalam kajian ini.
Terkait prakiraan kehadiran El Nino ini, BMKG menyatakan sedang menyiapkan pernyataan resmi terkait hal itu. Menurut Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supari, El Nino diperkirakan terjadi mulai pertengahan tahun ini. ”Untuk intensitasnya ada beberapa kemungkinan, tetapi jika merujuk sejarah, biasanya kalau El Nino mulainya di pertengahan tahun cenderung lemah-moderat,” ujarnya (Kompas.id, 4/5/2023).