Dunia Kerja Diajak Gotong Royong Siapkan Talenta Berkualitas
Penyiapan talenta berkualitas untuk mendukung dunia kerja menjadi kerja gotong royong pemerintah maupun industri swasta. Semakin banyak mahasiswa yang perlu mendapatkan peluang magang.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia kerja baik di pemerintahan maupun swasta diajak bergotong royong untuk terlibat menyiapkan talenta berkualitas sesuai kebutuhan. Untuk itulah, lembaga pemerintah hingga industri diminta membuka diri memberikan pengalaman belajar di luar kampus bagi mahasiswa Indonesia lewat Kampus Merdeka.
Keterlibatan dunia kerja yang dibuka pemerintah untuk mendukung Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek, salah satunya dijalankan melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang kini memasuki angkatan kelima. Pendaftaran dan pengumpulan proposal untuk mitra dari dunia kerja dibuka pada 6 April-5 Mei 2023.
”Kami berharap lebih banyak mitra dapat bergabung pada angkatan kelima ini. Tahun ini, kami akan membuka hingga lebih dari 52.000 lowongan di MSIB bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Gunani Partiwi di Jakarta pada peluncuran MSIB Ke-5 secara daring, Rabu (5/4/2023).
Program MSIB menjadi salah satu wujud implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna di luar kampus. Mahasiswa diajak untuk masuk ke dalam ekosistem dunia usaha dan dunia industri (DUDI), berinteraksi dengan para praktisi yang ahli di bidangnya, dan melihat langsung bagaimana dunia kerja bergerak.
Program MSIB pertama kali diluncurkan pada tahun 2021. Hingga angkatan 4 yang sedang berjalan saat ini, sudah ada sekitar 93.000 mahasiswa dari 700 perguruan tinggi di 34 provinsi yang ikut program di bawah koordinasi Kemendikbudristek. Lebih dari 250 instansi, organisasi, kementerian, dan lembaga pun telah terlibat dalam pelaksanaan program, baik sebagai mitra magang maupun studi independen.
”Pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh selama mengikuti program menjadi pelengkap bagi pembelajaran serta pembentukan karakter yang diperoleh mahasiswa di kampus masing-masing. Hal ini diharapkan dapat membentuk mahasiswa menjadi lulusan perguruan tinggi yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang mumpuni tetapi juga siap kerja, dalam artian memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan mampu menerapkan ilmu yang mereka peroleh,” papar Sri.
Selain memberikan manfaat langsung kepada para mahasiswa, program MSIB juga berperan menjembatani dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri. Dengan terlibat dalam program ini, perusahaan atau instansi dapat mengamankan ketersediaan talenta berkualitas dengan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Mengakselerasi talenta digital
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek bersama Huawei Indonesia memperkuat sinergi dalam membangun sumber daya manusia yang cakap digital. Hal ini dituangkan dalam penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (MoU) tentang peningkatan kapasitas talenta digital Indonesia, Rabu.
Huawei Indonesia telah menjadi mitra kementerian dalam mencetak talenta digital Indonesia semenjak tahun 2020. Sinergi ini membuktikan komitmen bersama untuk mengakselerasi pertumbuhan talenta digital demi tercapainya 9 juta talenta digital yang dibutuhkan Indonesia hingga 2030.
Selain memberikan manfaat langsung kepada para mahasiswa, program MSIB juga berperan menjembatani dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam mengapresiasi langkah nyata Huawei dalam menyiapkan SDM digital yang mampu menjawab tuntutan di era transformasi digital. Dukungan Huawei yang berkelanjutan terhadap program Kampus Merdeka dan Kedaireka demi menyiapkan generasi unggul yang menghidupi semangat Pancasila.
”Melalui literasi digital dan dunia teknologi, Kemendikbudristek turut mendukung untuk menciptakan generasi unggul dan emas dalam menguasai dunia baru ini. Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, diharapkan generasi muda dapat menjadi penguasa teknologi yang bijak dan kritis,” kata Nizam.
Director of Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, menyampaikan, sebagai perusahaan teknologi, informasi dan komunikasi global, Huawei akan mendukung pemanfaatan TIK di lembaga pendidikan, tidak hanya di perguruan tinggi negeri dan swasta, tetapi juga akan meluas ke pendidikan tinggi Islam, serta SMK dan pesantren. Bentuk dukungan dilakukan melalui berbagai pelatihan upskilling, sertifikasi, dan kesempatan mengikuti kompetensi TIK, baik tingkat nasional maupun global.
Sebelumnya, dalam rapat kerja Bersama Komisi X DPR, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, transformasi vokasi tidak hanya dirasakan mahasiswa pendidikan vokasi. Lewat Kampus Merdeka, justru banyak mahasiswa non-vokasi yang juga mendapatkan pengalaman vokasi. Lebih dari 500.000 mahasiswa berpartisipasi untuk penguatan kemampuan vokasi sesuai bidang dan minat di luar kampus lewat magang, riset, kewirausahaan, hingga program sosial/kemanusiaan.