Kampus Merdeka Mulai Hasilkan Lulusan yang Lebih Unggul
Transformasi pendidikan tinggi lewat Merdeka Belajar Kampus Merdeka diyakini mulai membuahkan hasil. Hasil ini terwujud dari gotong royong perguruan tinggi, dunia usaha/industri, dan mitra lainnya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi harus mendidik generasi muda bangsa yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang dinamis. Melalui transformasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang sudah berjalan tiga tahun, terlihat perguruan tinggi mulai menghasilkan lulusan yang lebih unggul dan beprestasi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan, dengan semangat gotong royong, perguruan tinggi bertransformasi menuju perguruan tinggi masa depan yang menyiapkan sumber daya manusia unggul, adaptif, kreatif, dan berakhlak mulia. Tujuannya untuk menyiapkan masa depan anak-anak bangsa yang gemilang.”Transformasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM sudah memasuki tahun ketiga. Evaluasi dari UGM atas program ini, baik yang digelar Kemendikbudristek maupun mandiri, melihat seberapa hasil dari program ini. Hampir 500.000 mahasiswa yang ikut MBKM,” kata Nizam di acara Anugerah Diktiristek 2022 di Jakarta, Kamis (15/12/2023) malam.
Menurut Nizam, lulusan pertama program MBKM sudah memasuki dunia kerja. Hasilnya, waktu tunggu alumni MBKM dengan yang tidak ikut dalam mendapatkan pekerjaan lebih rendah. Secara nasional, waktu tunggu mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekitar 4 bulan. Untuk alumni MBKM, sekitar 2,8 bulan.
Nizam menambahkan, penghasilan pertama juga menjadi 2-2,5 kali upah minimum regional. Peningkatan ini karena mahasiswa merasakan program MBKM memberi rasa percaya diri sehingga mereka menjadi tangguh. Hasil ini sejalan dengan tujuan mendidik yang dilakukan perguruan tinggi, yakni untuk menjadikan mahasiswa sebagai generasi yang lebih siap menghadapi masa depan yang dinamis.
”Dengan semangat gotong royong, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, serta mitra lainnya bersama-sama mewujudkan transformasi pendidikan tinggi Indonesia yang berkualitas. Kami mengapresiasi semua kontribusi dan kolaborasi yang berdampak baik untuk kemajuan Indonesa,” kata Nizam.
Penghargaan
Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Diktiristek Tjitjik Sri Tjahjandarie menjelaskan, Anugerah Diktiristek 2022 untuk memberikan penghargaan kepada perguruan tinggi dan lembaga layanan pendidikan tinggi atas kinerjanya melaksanakan program dan kebijakan Diktiristek. Anugerah Diktristek juga memberikan apresiasi kepada para mitra yang berasal dari kementerian/lembaga, dunia usaha dan dunia industri, serta jurnalis dan media yang mendukung aktif transformasi pendidikan tinggi melalui kebijakan MBKM.
Ada 381 penerima Anugerah Diktiristek 2022 yang terbagi dalam 11 kategori utama. Kategori penghargaan itu antara lain adalah Anugerah Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Anugerah Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Anugerah Sumber Daya, Anugerah Kelembagaan, Anugerah Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Anugerah untuk Prioritas Nasional, Anugerah Mitra Kerja Sama Pendukung Program Diktiristek, Anugerah Humas, hingga Angerah Jurnalis dan Media Terbaik.
”Anugerah Diktiristek yang merupakan ajang tahunan ini menjadi bukti komitmen Diktiristek mengapresiasi para pemangku kepentingan pendidikan tinggi dalam upaya untuk membangun SDM unggul dan berdampak kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” tutur Tjitijk.
Semoga sedikit kontribusi ini dapat berpengaruh terhadap upaya memajukan masyarakat dan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Di kategori jurnalis dan media terbaik Anugerah Diktiristek 2022, harian Kompas meraih predikat media cetak terbaik. Penghargaan diserahkan Plt Dirjen Diktiristek kepada Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Antonius Tomy Trinugroho. Adapun media daring terbaik diraih Medcom.id serta media elektronik terbaik diraih Metro TV. Sementara itu, wartawan harian Kompas, Ester Lince Napitupulu, meraih silver winner untuk kategori penulis artikel berita terbaik.
Salah satu penerima penghargaan, Rektor Institut Pertanian Bogor University Arif Satria, meraih penghargaan pemimpin akademik di kategori Rektor Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Kategori ini diberikan kepada rektor dan dosen yang telah konsisten berkarya dan berinovasi bagi kemajuan pembangunan nasional.
”Alhamdulillah, hingga hari ini saya masih diberikan kesempatan untuk berkontribusi dan berbagi. Semoga sedikit kontribusi ini dapat berpengaruh terhadap upaya memajukan masyarakat dan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” ujar Arief.