Olahraga Lebih Efektif untuk Mengelola Kesehatan Mental
Penelitian terbaru di University of South Australia menyebutkan, olahraga atau aktivitas fisik 1,5 kali lebih efektif daripada mengonsumsi obat-obatan dalam mengelola depresi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai jenis obat sering digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental seseorang. Namun, penelitian terbaru di University of South Australia menyebutkan, olahraga atau aktivitas fisik 1,5 kali lebih efektif daripada mengonsumsi obat-obatan dalam mengelola depresi.
Penelitian ini telah diterbitkan di British Journal of Sports Medicine. Riset mencakup 97 ulasan, 1.039 percobaan, dan 128.119 peserta sehingga disebut menjadi riset yang paling komprehensif hingga saat ini.
Hasil penelitian menyebutkan aktivitas fisik sangat bermanfaat untuk memperbaiki gejala depresi, kecemasan, dan kesusahan. Tinjauan itu menunjukkan intervensi olahraga selama 12 minggu atau lebih pendek paling efektif dalam mengurangi gejala kesehatan mental.
Peneliti utama di University of South Australia, Ben Singh, mengatakan, aktivitas fisik harus diprioritaskan untuk mengelola kasus kesehatan mental dengan lebih baik. ”Aktivitas fisik diketahui dapat membantu meningkatkan kesehatan mental. Namun, terlepas dari buktinya, itu belum diadopsi secara luas sebagai pengobatan pilihan pertama,” ujarnya dilansir dari Eurekalert.org, Jumat (24/2/2023).
Manfaat terbesar pendekatan ini terlihat di antara orang dengan depresi, perempuan hamil dan pascapersalinan, serta orang dengan HIV atau penyakit ginjal. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari delapan orang di seluruh dunia (sekitar 970 juta orang) hidup dengan gangguan mental.
Satu dari lima orang (berusia 16–85) di Australia diperkirakan mengalami gangguan mental dalam setahun terakhir. Kesehatan mental yang buruk turut merugikan perekonomian dunia.
Hasil penelitian menyebutkan aktivitas fisik sangat bermanfaat untuk memperbaiki gejala depresi, kecemasan, dan kesusahan. Tinjauan tersebut menunjukkan intervensi olahraga selama 12 minggu atau lebih pendek paling efektif dalam mengurangi gejala kesehatan mental.
”Kami juga menemukan bahwa semua jenis aktivitas fisik dan olahraga bermanfaat, termasuk olahraga aerobik, seperti jalan kaki, latihan ketahanan, pilates, dan yoga. Yang penting, penelitian menunjukkan tidak perlu banyak olahraga untuk membuat perubahan positif pada kesehatan mental Anda,” papar Singh.
Aktivitas fisik intensitas tinggi dikaitkan dengan peningkatan gejala yang lebih besar. Sementara durasi yang lebih lama memiliki efek lebih kecil jika dibandingkan dengan durasi pendek dan menengah.
Para peneliti merekomendasikan aktivitas fisik menjadi pendekatan andalan dalam pengelolaan kesehatan mental. Peneliti senior di University of South Australia, Prof Carol Maher, mengatakan, penelitian ini adalah yang pertama mengevaluasi efek dari semua jenis aktivitas fisik terhadap depresi, kecemasan, dan tekanan psikologis pada semua populasi orang dewasa.
”Memeriksa studi ini secara keseluruhan adalah cara efektif bagi dokter untuk dengan mudah memahami bukti yang mendukung aktivitas fisik dalam mengelola gangguan kesehatan mental,” katanya.
Ia berharap penelitian itu akan menggarisbawahi perlunya aktivitas fisik, termasuk intervensi olahraga terstruktur, sebagai pendekatan andalan untuk mengelola depresi dan kecemasan.