Berolahraga sambil Mendengarkan Musik Bisa Mengurangi Kelelahan
Saat berolahraga, musik memengaruhi suasana hati dan membantu menyelaraskan gerakan. Musik membuat berolahraga lebih menyenangkan dan dapat mengalihkan perhatian dari kelelahan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berolahraga sambil mendengarkan musik menggunakan penyuara telinga atau earphone jamak ditemukan pada masyarakat urban. Berdasarkan sejumlah penelitian, aktivitas ini dapat meningkatkan kesenangan saat berolahraga dan mengalihkan perhatian dari kelelahan.
Saat berolahraga, musik memengaruhi suasana hati dan membantu menyelaraskan gerakan. Sambil mendengarkan musik, sebagian orang bisa berlari lebih jauh dan bersepeda lebih lama karena suasana hati menyenangkan.
Pakar psikologi olahraga dari Brunel University, London, Inggris, Costas Karageorghis, bersama timnya meneliti respons otak terhadap musik saat berolahraga. Penelitian itu menemukan bahwa mendengarkan musik meningkatkan 28 persen kesenangan dalam aktivitas fisik dibandingkan dengan tidak mendengarkan apa pun.
”Musik yang dipilih semaunya akan mengurangi pengerahan tenaga yang dirasakan sekitar 8 persen pada latihan intensitas rendah hingga sedang,” ujarnya, dilansir dari Livescience.com, Jumat (7/10/2022).
Akan tetapi, jika berolahraga melebihi 75 persen dari VO2max selama latihan intensitas tinggi, musik relatif tidak efektif terhadap persepsi pengerahan tenaga. VO2max adalah tingkat maksimum oksigen yang dapat digunakan tubuh selama berolahraga.
Penelitian itu menunjukkan, musik membantu meningkatkan kinerja berolahraga. Sebab, musik dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit dan kelelahan sehingga memungkinkan seseorang untuk berolahraga lebih lama.
Menurut Karageorghis, manfaat distraksi (mengalihkan perhatian) paling menonjol dalam olahraga intensitas rendah hingga sedang. Sementara saat seseorang berusaha keras dalam berolahraga intensitas tinggi, musik tidak mungkin mengalihkan perhatian dari kelelahan ekstra.
Musik memengaruhi kinerja berolahraga melalui sinkronisasi dengan ketukan. Efek metronom itu dapat mengurangi asupan oksigen hingga 7 persen.
Musik membantu meningkatkan kinerja berolahraga. Sebab, musik dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit dan kelelahan sehingga memungkinkan seseorang untuk berolahraga lebih lama.
”Ketika menerapkan musik dalam mode sinkron, di mana orang secara sadar menyesuaikan pola gerakan mereka dengan musik, dapat memiliki efek ergogenik atau peningkatan kinerja 10-15 persen,” katanya.
Memilih nada
Apabila tujuannya ingin meningkatkan kinerja ketimbang sekadar mengalihkan perhatian, sangat penting memilih nada dengan tempo yang sesuai dengan kecepatan gerakan. Karageorghis merekomendasikan untuk memilih ketukan musik setengah dari kecepatan yang diinginkan.
”Jika misalnya Anda ingin berlari pada frekuensi 180 langkah per menit, yang mungkin Anda lakukan adalah memilih musik dengan irama cukup sibuk dengan total 90 ketukan per menit,” ucapnya.
Hal ini disarankan karena mendengarkan musik dengan lebih dari 150 ketukan per menit sangat susah diproses. Alhasil, sulit untuk mempertahankan sinkronisitas saat berolahraga.
”Jadi, 120 ketukan per menit cocok untuk aktivitas olahraga intensitas rendah, seperti berjalan, dan 140 ketukan per menit cocok untuk mode latihan intensitas tinggi, misalnya berlari dengan kapasitas aerobik 80 persen,” paparnya.
Sejumlah studi lain mengungkapkan efek mendengarkan musik saat berolahraga. Penelitian berjudul ”Pengaruh Musik dalam Latihan dan Olahraga: Tinjauan Meta-Analitik” yang diterbitkan di International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-being, misalnya, menyebutkan, mendengarkan musik yang dianggap menyenangkan memacu kadar serotonin lebih tinggi. Hal itulah yang mendorong perasaan positif.
Dalam artikel yang ditulis psikolog bidang musik Raymond AR MacDonald dijelaskan, musik berdampak positif bagi kesehatan. Musik cocok untuk mengelola emosi dan stres dalam kehidupan sehari-hari karena bisa mengalihkan perhatian dan melibatkan pendengar dalam berbagai cara kognitif dan emosional.
”Mendengarkan musik sangat berkaitan dengan pemeliharaan suasana hati. Pilihan musik kita juga bentuk bantuan diri secara psikologis. Pada akhirnya, mendengarkan musik berdampak pada kesehatan fisik,” tuturnya.