Aktivitas fisik harus tetap dilakukan secara rutin dan teratur pada masa pandemi Covid-19. Selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, aktivitas fisik juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
Kompas/Priyombodo
Seorang anak berolahraga dengan mengenakan pelindung wajah di kawasan Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu (18/7/2020) pagi. Minat masyarakat untuk berolahraga di tengah pandemi Covid-19 cukup tinggi. Dibutuhkan kesadaran warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas di luar seperti mengenakan masker mengingat kasus yang terinfeksi Covid-19 masih tinggi.
Kesehatan dan kebugaran tubuh harus terus dijaga selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Itu bisa didapatkan dengan beraktivitas fisik secara rutin.
Hasil riset yang diterbitkan di International Journal of Cardiovascular Science membuktikan, aktivitas fisik dengan intensitas dan durasi sedang dapat mendukung respons imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa berolahraga berdampak positif terhadap kondisi kesehatan mental seseorang.
Karena itu, aktivitas fisik penting untuk dilakukan di tengah pandemi saat ini, baik pada orang yang sehat maupun yang sakit, khususnya yang sedang menjalani karantina atau isolasi. Pembatasan fisik dapat memicu terjadinya gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres.
Aktivitas fisik juga penting untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular, seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Selama pandemi, risiko dari penyakit tersebut justru semakin tinggi karena kurangnya aktivitas fisik.
ARSIP PRIBADI
Yoga di rumah, bisa menjadi salah satu pilihan olahraga di masa penyebaran Covid-19.
Masyarakat kini lebih banyak menjalankan gaya hidup sedentari atau kebiasaan malas bergerak. Aktivitas harian banyak diisi dengan duduk di depan gawai, berbaring, ataupun menonton televisi. Kebiasaan ini perlu diubah. Berbagai cara bisa dilakukan agar masyarakat bisa tetap beraktivitas fisik, sekalipun tetap berada di dalam rumah.
Masyarakat kini lebih banyak menjalankan gaya hidup sedentari atau kebiasaan malas begerak. Aktivitas harian banyak diisi dengan duduk di depan gawai, berbaring, atau menonton televisi.
Dalam laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan disebutkan, aktivitas fisik yang disarankan untuk dilakukan di dalam rumah, antara lain, gerakan kardio, senam aerobik, dan yoga. Kardio bisa dilakukan dengan menggunakan sepeda statis, lompat tali (skipping), dan treadmill.
Sementara untuk senam bisa dilakukan dengan memanfaatkan tayangan yang diunggah di internet. Agar senam lebih menyenangkan, seseorang bisa melakukan konferensi video agar bisa tetap senam bersama teman. Hal ini juga bisa dilakukan untuk yoga.
Aktivitas fisik anak
Anak juga sebaiknya berkegiatan fisik. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan fisik, anak juga memiliki kesehatan mental yang lebih baik jika melakukan aktivitas fisik secara rutin. Selain itu, fokus dan pembelajaran bisa semakin baik serta menurunkan risiko berbagai penyakit.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Listya Tresnanti Mirtha dalam siaran pers yang diterbitkan pada 7 Februari 2022 mengatakan, berkurangnya aktivitas fisik pada anak dapat menurunkan tingkat kebugaran serta dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental pada anak. Manfaat aktivitas fisik bisa diperoleh apabila dilakukan secara rutin dan teratur.
Kompas/Priyombodo
Warga berolahraga sepeda melintas di jalan Boulevard Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (18/7/2020) pagi. Minat masyarakat untuk berolahraga di tengah pandemi Covid-19 cukup tinggi. Dibutuhkan kesadaran warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas di luar seperti mengenakan masker mengingat kasus yang terinfeksi Covid-19 masih tinggi.
”Kunci untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal dengan pendekatan bergerak adalah melakukan latihan fisik dengan baik, benar, terukur, dan teratur,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan aktivitas fisik pada anak setidaknya dilakukan minimal 60 menit setiap hari setiap tiga kali seminggu. Sebagai penyeimbang, waktu untuk menggunakan gawai (screen time) perlu dibatasi maksimal dua jam per hari dan waktu tidur selama 9-11 jam per hari.
Listya mengatakan, melakukan beberapa aktivitas fisik lebih baik daripada tidak melakukan apa pun. Selain itu, mulailah melakukan sedikit aktivitas fisik dan secara bertahap bisa ditingkatkan intensitas dan frekuensinya.
”Segala kegiatan yang membuat tubuh bergerak dapat digolongkan sebagai aktivitas fisik, termasuk di dalamnya adalah latihan fisik dan olahraga. Perlu dipahami pula bahwa manfaat melakukan latihan fisik maupun olahraga sejak dini hanya bisa berdampak positif apabila dilakukan secara rutin dan teratur,” ujarnya.