Cuaca ekstrem diprediksi melanda sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya, hingga awal Tahun Baru 2023. Selain meningkatnya intensitas hujan dan gelombang tinggi, banjir rob juga mengancam.
Oleh
AHMAD ARIF
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cuaca ekstrem diprediksi melanda sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya, hingga awal Tahun Baru 2023. Selain meningkatnya intensitas hujan dan gelombang tinggi hingga lebih dari 6 meter, masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman banjir rob yang bisa melanda di 21 kawasan pesisir.
Peringatan dini cuaca ekstrem ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati kepada pers secara daring, Selasa (27/12/2022). “Berdasarkan analisis cuaca terkini, dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan mengalami peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan,“ katanya.
Menurut analisis BMKG, beberapa daerah yang perlu mewaspadai hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat pada periode 27 Desember 2022-2 Januari 2023 meliputi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun daerah yang berpotensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat dapat terjadi di sebagian wilayah Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Barat, dan Papua.
Menurut Dwikorita, peningkatan curah hujan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya aktivitas monsun Asia yang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, saat ini terdapat seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.
Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim saat monsun Asia aktif, yang ditandai adanya aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju wilayah selatan. Fenomena ini disertai dengan munculnya arus lintas ekuatorial (cross equatorial northerly surge/ CENS) yang mengindikasikan adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.
“Adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai CENS kali ini dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin disekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator,“ katanya.
Menurut Dwikorita, BMKG juga mendeteksi adanya pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.
Selain itu, bibit siklon tropis 95W tumbuh di Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8,8 derajat Lintang Utara 130,9 derajat Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 milibar. “Citra satelit Himawari-8 dalam enam jam terakhir menunjukkan aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem ini,“ katanya.
Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan di wilayah Indonesia.
Gelombang tinggi
Selain peningkatan curah hujan, Dwikorita juga menyampaikan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia. Untuk periode 27 Desember 2022-3 Januari 2023, gelombang laut melebihi 6 meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur.
Gelombang tinggi 4–6 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, perairan Pulau Sumba, perairan Kupang–Pulau Rote, perairan Pulau Flores, perairan Kepulauan Anambas–Kepulauan Natuna, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Sementara gelombang 2,5–4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Lampung, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Selat Sunda, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa, perairan selatan Bali, perairan selatan Lombok, perairan selatan Sumbawa, dan perairan utara Halmahera.
Berdasarkan analisis cuaca terkini, dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan mengalami peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.
Deputi BMKG Guswanto mengatakan, masyarakat yang hendak melakukan pelayaran di perairan yang diprediksi mengalami ombak tinggi diminta lebih waspada. Adanya awan gelap (cumulonimbus) dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang. “Sebaiknya tunggu jeda cuaca membaik karena hujan dan angin kencang biasanya tidak sepanjang hari,“ kata dia.
Guswanto secara khusus juga menyoroti potensi hujan lebat di DKI Jakarta yang dikhawatirkan memicu banjir. Hujan lebat di pergantian tahun juga pernah terjadi di Jakarta pada pergantian tahun 2019-2020 sehingga memicu banjir besar. Curah hujan maksimal saat itu terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma, mencapai 377 milimeter per hari, merupakan yang tertinggi dalam catatan sejarah di Jakarta.
“Saat ini juga ada potensinya walaupun situasinya berbeda. Tahun 2019-2020 terjadi La Nina kategori moderat, saat ini La Nina lemah menuju netral. Namun, saat ini berbarengan dengan MJO dan arus lintas ekuator yang bisa meningkatkan curah hujan. Jadi, kami berharap masyarakat selalu waspada terhadap cuaca ekstrem,“ kata Guswanto.
Banjir rob
Guswanto juga mengatakan, dalam sepekan kedepan, sejumlah wilayah pesisir di Indonesia berpotensi mengalami banjir pesisir atau rob dengan variasi waktu berbeda. Untuk pesisir Aceh, yang berpotensi mengalami banjir rob adalah Sabang dan Meulaboh pada 20-28 Desember 2022. Sementara pesisir Sumatera Utara, yaitu di Belawan dan sekitarnya, berisiko mengalami banjir rob pada 20-27 Desember 2022.
Untuk pesisir Sumatera Barat, potensi rob bisa terjadi di Padang, Padang Pariaman, Agam Tiku, Pasaman Barat dan Pesisir selatan pada 23-26 Desember 2022. Di Lampung pada 22-27 Desember 2022, Kepulauan Riau pada 21-31 Desember 2022, dan Bangka Belitung pada 24-31 Desember 2022. Di pesisir Banten, peluangnya pada 21 Desember 2022–5 Januari 2023, pesisir utara DKI Jakarta 20-27 Desember 2022, pesisir Jawa Barat 20-31 Desember 2022, pesisir utara Jawa Tengah 28 Desember 2022–8 Januari 2023, dan pesisir selatan Jawa Tengah pada 22-27 Desember 2022.
Pesisir Jawa Timur berpotensi banjir rob pada 21-26 Desember 2022, pesisir NTB pada 21-26 Desember 2022, NTT pada 22-28 Desember 2022, Kalimantan Barat 24-29 Desember 2022, Kalimantan Tengah 24-29 Desember 2022, dan Sulawesi Utara 20-29 Desember 2022, Sulawesi Selatan 23-25 Desember 2022. Sementara di pesisir Maluku Utara pada 25–29 Desember 2022, utara Papua 24-30 Desember 2022, dan Papua Selatan 23-27 Desember 2022.