Peringatan Hari Ibu menunjukkan vitalnya peran perempuan dalam keluarga dan bangsa. Dukungan bagi para ibu dan perempuan untuk berdaya dalam keluarga dan karier penting untuk kemajuan bangsa di masa depan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sejumlah ibu berfoto dalam rangkaian peringatan Hari Ibu ke-94 di Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (17/12/2022). Para ibu yang punya peran sentral dalam keluarga juga didorong untuk tetap produktif mengembangkan potensi dan kapasitas dirinya.
Ibu yang membesarkan dan mendidik anak-anak di rumah tetap mampu mengambil peran lain yang bermakna. Di luar rumah, para ibu berdaya ini mampu mendukung perekonomian di berbagai sektor hingga mengedukasi masyarakat soal lingkungan hidup.
Momentum Hari Ibu pada Kamis (22/12/2022) tahun ini menyorot kiprah para ibu yang tetap mampu mengembangkan kapasitas diri sesuai potensi dan minatnya. Kontribusi perempuan baik sebagai ibu maupun pekerja dibutuhkan untuk mendorong kemajuan bangsa dan dunia.
Para perempuan dibutuhkan untuk menjadi ibu yang baik dan berkualitas dalam pengasuhan anak dan keluarga. Di sisi lain, negara juga membutuhkan perempuan untuk masuk dalam angkatan kerja.
Meningkatnya jumlah perempuan yang masuk angkatan kerja tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga mendukung kemajuan ekonomi negara. Namun, dalam 20 tahun terakhir, angka partisipasi perempuan Indonesia di dunia kerja relatif stagnan.
Jutaan perempuan Indonesia meninggalkan dunia kerja dengan alasan yang beragam dan kompleks. Namun, menikah dan memiliki anak menjadi dua alasan utama mereka.
Penelitian Prospera dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia tahun 2021 menemukan, peran jender dalam rumah tangga membentuk persepsi perempuan dan laki-laki tentang bekerja di luar rumah.
Peran perempuan dalam pengasuhan anak menjadi faktor utama yang menentukan keputusan perempuan bekerja dan referensi untuk bekerja. Banyak perempuan setelah menikah, melahirkan anak, dan mengurus rumah tangga memilih meninggalkan dunia kerja.
Padahal, para ibu Indonesia memiliki sejumlah prestasi dalam berbagai bidang, termasuk di bidang teknologi, kewiraswastaan, dan pendidikan. Mereka memiliki banyak keahlian dan pengetahuan untuk membantu pekerja Indonesia lainnya meningkatkan keterampilan dan melatih kemampuan. Mereka juga bebas dalam menentukan jalan karier guna meningkatkan kualitas hidup melalui pembelajaran.
Tetap produktif
Giri Suhardi, Head of Indonesia Market Udemy, mengutarakan, teknologi digital membuka peluang para ibu di rumah untuk tetap produktif. Udemy yang merupakan platform untuk belajar dan mengajar secara daring mendorong para ibu berbagi pengetahuan dan keahlian mereka sekaligus mendapatkan penghasilan pasif sambil tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
”Berbagi pengetahuan dengan membuat kursus online adalah salah satu cara yang paling populer untuk memperoleh pendapatan pasif, termasuk untuk para ibu Indonesia,” papar Giri.
Udemy memiliki komunitas yang dinamis dengan lebih dari 74.000 instruktur, termasuk ibu rumah tangga.
Salah satunya adalah Heni Prasetyorini. Ibu rumah tangga dengan dua anak ini sejak tahun 2021 membuat kursus di Udemy. Heni mengajar anak-anak belajar coding dan lebih mengenal teknologi.
Heni biasanya mengalokasikan dua hingga tiga jam per hari untuk membuat konten video edukasi. Video itu kemudian diselesaikan sekitar dua minggu di sela-sela kegiatan sehari-harinya, seperti mengajar, mengelola bisnis, dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
”Sangat penting bagi para perempuan, khususnya para ibu, untuk memahami teknologi dan memiliki keberanian untuk terjun ke dunia IT. Teknologi membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Jika seorang ibu memahami teknologi, akan menjadi lebih mudah untuk mengembangkan diri dan keluarga, terlebih lagi untuk melindungi keluarganya,” tutur Heni.
Meningkatnya jumlah perempuan yang masuk angkatan kerja tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga mendukung kemajuan ekonomi negara.
Di sektor ekonomi, para ibu di rumah juga punya peluang untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui kolaborasi Unilever dan International Trade Center (ITC), para perempuan didorong untuk berperan dalam pengadaan barang dan jasa.
Kolaborasi Unilever-ITC ini sebagai upaya yang lebih responsif terhadap kesetaraan jender sekaligus memberdayakan ekonomi perempuan Indonesia. Inisiatif ini diwujudkan SheTrades dari ITC bekerja sama dengan komunitas Womanpreneur.
Di bawah kemitraan ini, bisnis yang dimiliki dan dipimpin perempuan juga akan berkesempatan untuk meningkatkan daya saing mereka dengan menghadiri sesi pelatihan teknis tentang perencanaan bisnis yang berkelanjutan dan sesuai etika.
Anna Mori, SheTrades-Unilever Partnership Manager ITC, memaparkan, seiring tingginya jumlah perempuan wirausaha yang aktif, Indonesia menjadi negara prioritas baik bagi Unilever maupun SheTrades. Kontribusi UMKM menyumbang 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara, dengan lebih dari 50 persen UMKM dimiliki perempuan.
”Memperluas peluang ekonomi bagi bisnis yang dimiliki dan dipimpin perempuan melalui pengadaan dapat mempercepat pemulihan pascapandemi dan menghasilkan manfaat besar bagi perekonomian,” ujarnya.
Mengatasi sampah
Tidak hanya pemberdayaan ekonomi, perempuan juga punya peran penting untuk menjadi agen perubahan mengatasi masalah sampah di Indonesia. Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sekitar 40 persen sampah di Indonesia dihasilkan oleh rumah tangga.
Di dalam setiap rumah tangga, ada peran penting seorang perempuan untuk bisa mengatasi masalah sampah. Perempuan memiliki peran untuk mengedukasi anggota keluarga serta masyarakat sekitar.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS
Ibu-ibu hingga nenek-nenek mengolah sampah menjadi kerajinan di Lapulu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (27/3/2021). Kelompok bank sampah Jaringan Perempuan Pesisir ini mengolah sampah hasil memulung untuk kelestarian lingkungan dan kesejahteraan anggota.
Perempuan dapat menjadi sosok sentral dalam rumah tangga yang siap menjadi agen perubahan. Di rumah, perempuan bisa menginisiasi perubahan perilaku dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) serta memilah, mengumpulkan, dan mengolah sampah rumah tangga.
The Antheia Project bersama Universitas Paramadina dan Taman Nasional Kepulauan Seribu melihat ancaman kerusakan lingkungan masyarakat, khususnya di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dapat dibenahi dengan memberdayakan perempuan.
Sampah stirofoam atau plastik dapat diubah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Melaluilokakarya,The Antheia Project memberikan solusi nyata mengatasi masalah lingkungan sekaligus mengubah perilaku masyarakat agar memilih gaya hidup yang berkelanjutan.
”Kami ingin mengajak ibu-ibu di Pulau Harapan untuk tidak hanya memilah sampah dengan benar, namun mengolahnya menjadi barang yang bisa digunakan lagi. Kami ingin mengajak mereka menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi,” katanya.
Hasil kerajinan dari sampah stirofoam dan plastik ini harapannya dapat dijual kembali kepada pengunjung Pulau Harapan sehingga sampah tersebut tidak lagi merusak ekosistem laut, merusak alam, atau dibakar.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Komunitas Sahabat Sampah di sela-sela peragaan busana memeriahkan tarian Ronggeng Menor massal di area hari bebas kendaraan bermotor di Jalan Boulevard Selatan Summarecon, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/11/2018). Busana yang dikenakan terbuat dari daur ulang sampah plastik.
”Inisiatif ini juga sejalan dengan program ekonomi sirkular yang digagas pemerintah untuk mengurangi stirofoam dan plastik dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Ruhani Nitiyudo, Co-founder of The Antheia Project.
Sampah stirofoam menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup masyarakat kepulauan serta lingkungan hidup yang harus segera dibenahi. Data Administrasi Perekonomian dan Pembangunan di Kepulauan Seribu menunjukkan, 70 persen sampah di wilayah itu harus dikirim ke Jakarta, termasuk limbah bahan beracun berbahaya (B3), menggunakan kapal pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Di tangan ibu-ibu, sampah tersebut akan menjadi barang-barang daur ulang yang dijual di toko suvenir Pulau Harapan dan dapat dibeli wisatawan sebagai buah tangan.