Sosialisasi untuk Vaksinasi Warga Lansia Perlu Lebih Masif
Vaksinasi Covid-19 untuk warga lansia harus terus digenjot. Cakupan saat ini masih minim untuk memberikan perlindungan dari risiko penularan Covid-19. Sosialisasi pun harus lebih gencar dilakukan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga lansia merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari penularan Covid-19. Vaksinasi telah terbukti dapat melindungi kelompok tersebut dari risiko rawat inap di rumah sakit dan kematian. Sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya vaksinasi kepada warga lansia pun harus lebih masif.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Jakarta, Jumat (25/11/2022), mengatakan, pemerintah sudah memastikan stok untuk suntikan dosis penguat bagi masyarakat, termasuk warga lansia, terjamin. Setidaknya, ada 5 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer serta 10 juta dosis vaksin Covid-19 dalam negeri, Indovac dan Inavac, yang tersedia hingga akhir 2022.
”Dengan jumlah ini seharusnya cukup untuk vaksinasi di masyarakat, termasuk untuk booster kedua warga lansia. Sekarang yang harus didorong agar masyarakat bisa segera mendapat vaksinasi,” katanya.
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR pada 8 November 2022, Budi menuturkan, setidaknya masih ada 5,5 juta dosis vaksin Pfizer yang tersedia. Dari jumlah itu, sebagian sudah didistribusikan ke seluruh daerah dan sebagian lain disimpan di instalasi farmasi pusat. Distribusi akan kembali dilakukan sesuai dengan permintaan daerah. Hal ini untuk mencegah penumpukan vaksin di daerah yang berujung pada vaksin kedaluwarsa.
Ia menuturkan, pemerintah juga sudah membeli vaksin Covid-19 Indovac produksi PT Bio Farma dan vaksin Covid-19 Inavac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Vaksin Indovac sudah bisa diberikan untuk dosis penguat pertama dan kedua, sedangkan vaksin Inavac bisa untuk suntikan dosis penguat pertama.
Dengan jumlah ini seharusnya cukup untuk vaksinasi di masyarakat, termasuk untuk booster kedua lansia. Sekarang yang harus didorong agar masyarakat bisa segera mendapat vaksinasi.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, saat ini setidaknya sudah ada 270.000 dosis vaksin Indovac yang sudah didistribusikan ke daerah. Distribusi dilakukan setelah adanya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Targetnya, total vaksin yang bisa diproduksi dan didistribusikan hingga akhir tahun ini sebanyak lima juta dosis vaksin.
Saat ini, vaksin Indovac sudah bisa diberikan sebagai vaksin dosis primer, vaksin dosis penguat pertama, dan vaksin dosis penguat kedua. Untuk vaksin dosis penguat kedua bisa diberikan pada masyarakat usia 18 tahun ke atas, termasuk lansia yang mendapatkan dosis penguat pertama Sinovac.
”Proses uji klinis untuk pemberian booster kedua untuk booster pertama Astrazeneca sudah selesai dilakukan. Kami tinggal menunggu izin dari Badan POM. Jadi, Indovac nanti bisa diberikan untuk booster kedua dari Sinovac dan Astrazeneca,” katanya.
Menurut Honesti, distribusi tidak mengalami kendala yang berarti. Namun, penyaluran ke masyarakat tetap bergantung pada setiap daerah. ”Jadi kesiapan daerah juga berpengaruh,” ucapnya.
Data Kementerian Kesehatan per 25 November 2022 menunjukkan, masyarakat yang sudah mendapatkan suntikan dosis primer 172,3 juta orang atau 63,8 persen dari total penduduk. Sementara yang sudah mendapatkan dosis penguat pertama 66,4 juta atau 24,5 persen dari total penduduk.
Sementara untuk kelompok warga lansia, jumlah yang sudah mendapatkan vaksin dosis primer atau dua dosis 14,9 juta orang atau 69,4 persen dari target sasaran dan dosis penguat pertama sebanyak 6,9 juta orang atau 32,3 persen dari target sasaran vaksinasi.