Deklarasi Bali Dukung Akses Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas
Akses pada pendidikan berkualitas dan relevan menjadi hal mendasar bagi pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Solidaritas untuk membangun kembali pendidikan yang tangguh dan berteknologi jadi komitmen negara G20.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
KOMPAS
Diwarnai diskusi alot, KTT G20 Indonesia capai deklarasi bersama.
JAKARTA, KOMPAS – Deklarasi para kepala negara dalam KTT G20 di Bali di bidang pendidikan, Rabu (16/11/2022), menegaskan bahwa akses pendidikan sebagai hak asasi manusia dan alat penting untuk pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ada komitmen solidaritas bersama, khususnya untuk membantu negara berkembang membangun kembali sistem pendidikan yang lebih tangguh, berteknologi, dapat diakses, dan efektif.
Para pemimpin negara G20 juga mendukung transformasi pendidikan dunia yang dibahas dalam Transforming Education Summit, September 2022. Untuk itu, mereka akan memberdayakan aktor yang relevan di dalam dan di luar G20 untuk menghilangkan hambatan pendidikan, meningkatkan pengajaran dan lingkungan pembelajaran, serta mendukung transisi di dalam dan di semua tahapan pendidikan, dengan penekanan pada perempuan dan anak perempuan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dengan transformasi pendidikan yang dilakukan, Indonesia bisa menjadi inovator pendidikan. Ini juga yang diperlihatkan Indonesia kepada negara-negara selama presidensi G20.
Dalam tiga tahun ini, Indonesia sudah mentrasformasi pendidikan agar relevan dengan perubahan di masa depan. Berbagai kebijakan Merdeka Belajar dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi disebutkan sudah menghasilkan berbagai perubahan positif.
”Pendidikan tidak lagi berbasis konten, tetapi diubah untuk menguatkan kompetensi dasar dan karakter. Di pendidikan tinggi, mahasiswa sudah disiapkan untuk memiliki kecakapan multidisiplin dan belajar secara langsung serta menghadirkan solusi di dunia nyata lewat program Kampus Merdeka. Kita yakin, Indonesia akan siap menghasikan talenta muda yang tangguh, cerdas, dan berkarakter untuk menyongsong Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia,” tutur Nadiem.
HUMAS UNWIRA KUPANG
Mahasiswa dari Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, mendampingi siswa yang belum lancar membaca, menulis, dan berhitung, di Kabupaten Nagekeo, NTT, selama Juli hingga Agustus 2022. Akses pendidikan berkualitas sebagai hak asasi manusia menjadi salah satu butir dari deklarasi pemimpin G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Pendidikan tidak lagi berbasis konten, tetapi diubah untuk menguatkan kompetensi dasar dan karakter.
Kolaborasi riset
Selain pendidikan, kepala negara anggota G20 juga mengakui pentingnya riset dan inovasi dalam memanfaatkan sumber daya yang berkelanjutan di berbagai sektor, terutama di kesehatan, iklim, pangan, dan energi. ”Kami menyambut kolaborasi penelitian dan inovasi untuk konservasi keanekaragaman hayati dan penggunaannya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, termasuk ekonomi hijau dan biru. Kami juga mempromosikan kolaborasi inklusif penelitian dan inovasi lebih lanjut serta mempromosikan mobilitas internasional peneliti,” demikan pernyataan para pemimpin G20 dalam deklarasinya.
Terkait digitalisasi pendidikan yang juga penting, menurut Nadiem, hingga saat ini sudah lebih dari 70.000 sekolah menerima bantuan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi guna mendukung digitalisasi sekolah. Lebih dari 1 juta perangkat dibagikan ke sekolah untuk mendukung program ini. Selain itu, lebih dari 10 juta pengguna memanfaatkan beragam platform digital dari Kemendikbudristek.
Sebelumnya, Ketua Education Working Group G20 Iwan Syahril mengatakan, Indonesia telah mencapai tonggak penting untuk mendorong semangat gotong royong atau kolaborasi dalam pemulihan pendidikan setelah terdampak pandemi Covid-19.
”Kita akan bersama-sama memulihkan pendidikan global dengan semangat kolaborasi. Ini merupakan sebuah warisan Presidensi G20 Indonesia yang kami harapkan dapat diteruskan oleh presidensi India dan pada tahun-tahun mendatang,” ujar Iwan.