Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri Semakin Dibutuhkan
Berbagai program Kemendikbudristek mendorong perguruan tinggi Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi dengan PT terbaik di luar negeri. Kemitraan yang saling menguntungkan ini untuk meningkatkan kualitas.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemitraan yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi luar negeri terus didorong. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka meningkatkan kebutuhan kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri, mulai dari peningkatan kualitas pembelajaran, riset, hingga pertukaran mahasiswa.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi (PT) dari negara lain tersebut untuk mendukung sejumlah program Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi guna meningkatkan kualitas kelembagaan, dosen, ataupun lulusan perguruan tinggi dalam negeri. Program unggulan Kampus Merdeka untuk mahasiswa, mulai dari Magang dan Studi Independen Bersertifikat serta Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), dana padanan untuk riset (matching fund), dosen tamu (visiting scholars), beasiswa sarjana dan pascasarjana di luar negeri, hingga pendirian perguruan tinggi luar negeri di Indonesia, membutuhkan kemitraan antar-PT di dalam dan luar negeri.
”Pemerintah melalui Ditjen Diktiristek mendukung kampus kelas dunia untuk memiliki kerja sama di Indonesia dan melakukan penelitian. Kerja sama ini antara lain diwujudkan dengan menghasilkan publikasi bersama, konsorsium kampus, penelitian bersama, penelitian mahasiswa dan dosen, beasiswa, magang di industri, pengembangan pembelajaran online selama dan pasca-Covid-19, serta kegiatan dalam pengembangan sistem pendidikan,” kata Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam, di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan global.
Dalam pekan ini, berbagai pertemuan dan perjanjian kerja sama Pemerintah Indonesia dengan pemerintah dan institusi PT luar negeri dilakukan antara lain dengan Singapura, Amerika Serikat, dan Kanada. Pertemuan membahas cara memperkuat kerja sama pendidikan yang selama ini sudah berlangsung.
Pada Selasa (18/10/2022), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing. Pertemuan bertujuan untuk mendiskusikan peningkatan kerja sama pendidikan, riset, dan teknologi dalam kerangka kerja sama bilateral. Selain itu, pertemuan juga menyepakati peningkatan kerja sama pelatihan guru, pemahaman budaya antarpelajar kedua negara, mobilitas pelajar, upaya peningkatan minat mahasiswa dari Singapura untuk menempuh pendidikan di Indonesia, kolaborasi antar-universitas dan politeknik, pemagangan mahasiswa, serta pelatihan/kursus (microcredentials) dari universitas di Singapura bagi mahasiswa Indonesia.
Di sela-sela pertemuan bilateral, kedua menteri menandatangani naskah memorandum saling pengertian (MOU) tentang program mobilitas pemuda. Upaya ini merupakan langkah konkret dua kementerian dalam mengembangkan kompetensi mahasiswa di kedua negara.
Nadiem menjelaskan, MOU program mobilitas pemuda ini merupakan komitmen kedua negara dalam memfasilitasi mahasiswa dari Indonesia dan Singapura untuk mengembangkan kompetensinya. Kegiatan ini berbentuk pemagangan mahasiswa di kedua negara yang akan dilaksanakan selama enam bulan kalender akademik.
”Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan global,” kata Nadiem.
Mitra meningkat
Sementara itu, kerja sama PT Indonesia dengan PT di Amerika Serikat (AS) didukung lewat program Connect and Collaborate (C2) 2022 US- Indonesia Higher Education Forum yang digelar US Agency for International Development (USAID). Hingga saat ini, Indonesia dan AS telah menjalin lebih dari 700 MOU aktif perguruan tinggi. Saat ini ada 2.500 mahasiswa program IISMA yang belajar di berbagai PT di AS serta 300 program doktor yang didanai bersama oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi-Fulbright.
Officer in ChargeUSAID Indonesia Laura Gonzalez menyampaikan, AS dan Indonesia akan terus memperluas kerja sama bilateral dan saling membantu dalam bidang pendidikan. ”Kami bangga bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan akses ke pendidikan berkualitas di AS, yang merupakan rumah bagi beberapa universitas terbaik di dunia,” ujar Laura.
Laura mengapresiasi komitmen Kemendikbudristek untuk memperluas kerja sama dengan PT di luar negeri, termasuk AS. ”Kita semua di sini memiliki minat yang sama untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia dan membantu lulusan Indonesia unggul dalam ekonomi digital saat ini,” kata Laura.
Director of Global Affairs University of California Davis, AS, Jacob Havier menyampaikan, program IISMA (beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar satu semester di luar negeri dengan pengakuan 20 SKS) kini menjadi jembatan pengembangan jejaring kerja sama antara UC Davis dan PT di Indonesia. ”Sebelumnya, kami hanya memiliki lima PT mitra di Indonesia dan hampir saja hanya sekadar MOU ’tidur’. Tetapi, dengan IISMA, kami memiliki 10 PT mitra baru yang berkomitmen untuk mengimplementasikan kegiatan pada tahun 2023,” kata Jacob.
Nizam mengatakan, program unggulan Kampus Merdeka IISMA mengirimkan ribuan mahasiswa melaksanakan kegiatan di luar kampus pada program studi yang berbeda di PT luar negeri. ”Dalam dua tahun ini, para rektor di PT selalu menyebutkan capaian jumlah mahasiswanya yang mengikuti IISMA sebagai bagian dari prestasi PT tersebut,” kata Nizam.
Sementara itu, peluang kerja sama dengan PT Kanada juga terbuka, salah satunya dengan Queen’s University yang memiliki program dual degree. Delegasi dari Queen’s University, Sandra den Otter, mengatakan, pihaknya saat ini sedang menyusun rencana strategis sehingga keuntungan bersama bagi kedua negara dapat terwujud.
Sandra menyatakan, Kanada juga memiliki ketertarikan pada keadilan, keragaman, dan inklusi dalam pengembangan pendidikan. ”Kanada tertarik dan berharap dapat bekerja sama dengan institusi atau kampus di daerah terpencil. Hal tersebut dirasa penting dilakukan karena membuka peluang yang lebih nyata dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan tinggi serta kerja sama Indonesia dan Kanada di masa mendatang,” ujar Sandra.