Pemeringkatan Perguruan Tinggi Dunia dan Pergeseran Kekuatan
Pemeringkatan universitas dunia memberikan gambaran posisi kinerja menjalankan misi pendidikan untuk tiap perguruan tinggi di negara dan wilayah. Pergeseran kekuatan PT di dunia mulai terlihat untuk keseimbangan global.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Pemeringkatan perguruan tinggi di dunia atau world university rankings banyak diperdebatkan. Namun, pemeringkatan tetap dipandang perlu untuk memperlihatkan kinerja perguruan tinggi di tingkat global dalam berbagai aspek sebagai insentif serta membuat pendekatan terbuka dan berwawasan ke luar, khususnya terhadap sains dan penelitian.
Bagi Indonesia, pemeringkatan universitas secara global ini mendorong kesadaran membawa perguruan tinggi (PT) negeri dan swasta untuk mampu go international. Kini, dorongan universitas yang go global dijabarkan dalam indikator kinerja utama untuk mewujudkan PT berkualitas.
Meskipun masih sedikit PT di Indonesia yang masuk daftar pemeringkatan dunia, hasilnya sudah bisa membawa universitas Indonesia masuk dalam tataran 500 top dunia hingga di atas 1.000 top dunia.
Bahkan, Indonesia mampu menawarkan pemeringkatan PT dunia dari sisi berbeda. Universitas Indonesia (UI) menggelar UI GreenMetric World University Rankings untuk mengukur universitas yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2021, perankingan ini diikuti 956 PT dari 80 negara. Lalu, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) akan merancang Unesa Disability Inclusion Metric (UDIM) sebagai parameter universal tingkat aksesibilitas penyandang disabilitas di lembaga atau organisasi.
Pemeringkatan PT dunia versi Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2023 yang dirilis pada Rabu (12/10/2022) menunjukkan semakin banyak PT di dunia yang terlibat. Pada pemeringkatan terbaru ini, jumlah PT yang terlibat dinyatakan terbanyak dan beragam, yakni 1.799 universitas di 104 negara dan wilayah.
Dari Indonesia, ada 18 PT yang masuk daftar THE WUR 2023, dengan status ada yang naik dan turun. Pada pemeringkatan tahun ini, UI menempati posisi 1001-1200. Lalu di kelompok 1201-1500 ada Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Binus, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, IPB University, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Malang, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
Adapun perguruan tinggi yang masuk kelompok 1501+ adalah Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Sumatera Utara, Telkom University, dan Universitas Andalas.
Ada juga tujuh universitas yang masuk kategori reporter karena sudah ada data, tetapi belum memenuhi syarat untuk disertakan dalam pemeringkatan. Tujuh universitas tersebut meliputi Universitas Bakrie, Universitas Lampung, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Satya Wacana, Itenas Bandung, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam memaparkan, pemerintah mendorong transformasi PT yang bermutu. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagai transformasi untuk meningkatkan institusi dan mutu lulusan yang semakin relevan dengan kebutuhan dunia yang berubah.
Keseimbangan global
Ellie Philpotts dari tim penulis THE mengatakan, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari hasil tahun ini. Setidaknya keseimbangan global kekuatan riset menunjukkan tanda-tanda pergeseran. Amerika Serikat mengalami stagnasi, sedangkan China secara luas meningkatkan permainannya, dan kehadiran universitas-universitas di Afrika menguat.
Pemeringkatan THE WUR didasarkan pada 13 indikator kinerja yang dikalibrasi dengan cermat yang mengukur kinerja lembaga di empat bidang, yakni pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan pandangan internasional.
Pemeringkatan tahun ini menganalisis lebih dari 121 juta kutipan di lebih dari 15,5 juta publikasi penelitian dan termasuk tanggapan survei dari 40.000 sarjana di seluruh dunia. Secara keseluruhan, tim THE WUR mengumpulkan lebih dari 680.000 titik data dari lebih dari 2.500 institusi yang mengirimkan data.
Untuk tahun 2023, University of Oxford menduduki peringkat teratas selama tujuh berturut-turut. Universitas Harvard tetap di tempat kedua, tetapi Universitas Cambridge melompat dari peringkat kelima tahun lalu ke peringkat ketiga.
Dari data THE WUR, Amerika Serikat adalah negara yang paling terwakili secara keseluruhan, dengan 177 institusi, dan juga yang paling terwakili di 200 teratas (58). Adapun China Daratan kini memiliki jumlah institusi tertinggi keempat di 200 teratas (11, dibandingkan dengan 10 tahun lalu), setelah menyusul Australia, yang turun ke urutan kelima (bersama dengan Belanda).
Ada lima negara masuk peringkat untuk pertama kalinya. Semuanya di Afrika (Zambia, Namibia, Mozambik, Zimbabwe, dan Mauritius).
John Gill dari THE mengatakan, publikasi peringkat universitas dunia 2023 datang pada saat ketidakpastian yang sangat besar. PT menghadapi tantangan pandemi Covid-19, lalu perang di Eropa, pengerasan perpecahan geopolitik, retaknya rantai pasokan global, dan meningkatnya pembatasan pada kolaborasi ilmiah kini jadi ciri lanskap.
”Singkatnya, ini terasa seperti waktu yang berbahaya bagi dunia, dan itu berarti saat-saat berbahaya bagi universitas, sains, dan penelitian, yang keduanya bergantung pada dan memungkinkan kolaborasi dan pemahaman,” kata Gill.
Publikasi peringkat dunia merupakan tonggak utama dalam pendidikan tinggi. Setiap pengulangan baru menambah pandangan longitudinal tentang bagaimana universitas dan sistem telah berkembang selama hampir dua dekade.
Ini terasa seperti waktu yang berbahaya bagi dunia, dan itu berarti saat-saat berbahaya bagi universitas, sains, dan penelitian, yang keduanya bergantung pada dan memungkinkan kolaborasi dan pemahaman.
Tahun ini data yang digunakan dalam THE WUR mulai mencerminkan kekacauan yang disebabkan oleh pandemi, hasilnya sebagai pertanda banyak sistem memasuki periode gangguan ini pada posisi yang kuat.
Selama beberapa tahun ke depan, data peringkat akan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang dampak pandemi. Namun, terlepas dari banyak masalah yang dihadapi umat manusia, sejauh ini sistem universitas di seluruh dunia terlihat tetap tangguh.