Deteksi Dini Kanker Payudara Dapat Menunjang Harapan Hidup
Penanganan kanker payudara dengan deteksi dini dapat menunjang usia harapan hidup seseorang yang terkena penyakit tersebut. Upaya preventif dan promotif diharapkan dapat mendorong kesadaran akan hal itu.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Deteksi dini kanker payudara dapat membantu penanganan dan pengobatan yang lebih mudah bagi pasien. Pemerintah juga mengupayakan penanganan kanker payudara mulai dari upaya promotif hingga preventif. Hal ini untuk mendorong masyarakat agar lebih sadar tentang bahaya kanker payudara.
Direktur Utama RS Kanker Dharmais dr Soeko Werdi Nindito, dalam diskusi daring, Rabu (19/10/2022), mengatakan, penanganan dini pada orang dengan kanker payudara dapat menunjang usia harap hidupnya. Jika pasien memeriksakan diri sejak dini, besar kemungkinan kanker payudara masih dalam stadium awal atau belum memasuki stadium lanjut. Ini dapat memudahkan penanganan serta pengobatan kepada pasien terutama jika masih dalam stadium satu atau dua.
”Masalahnya, kebanyakan orang memeriksakan diri ketika kanker sudah masuk stadium lanjut. Hal ini karena stadium awal sulit terdeteksi karena kurangnya pengetahuan tentang gejala kanker payudara,” ujarnya.
Soeko menjelaskan, kanker payudara memiliki jumlah kematian terbesar di antara penyakit kanker yang lain. Dilansir dari data The Global Cancer Observatory 2021, dari 100.000 kasus, rata-rata kematian kanker payudara sebesar 15,3 persen, diikuti oleh kanker serviks 14,4 persen dan kanker paru-paru 11,4 persen.
Selain itu, dari 100.000 kasus, persentase rata-rata kasus baru kanker payudara per tahun pada perempuan adalah 44,0 persen, di atas kanker serviks 24,4 persen. Artinya, jika di Jakarta dengan penduduk perempuan berusia 15 tahun ke atas berjumlah 4 juta jiwa, setiap tahun ada 176 kasus kanker payudara baru.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan, pemerintah telah menetapkan langkah-langkah penanganan, pencegahan, dan pengendalian kanker, terutama kanker payudara. Langkah-langkah itu dilakukan dengan memperhatikan empat pilar kebijakan pencegahan kanker, yakni promosi, deteksi dini, perlindungan khusus, dan pengobatan.
Menurut Eva, pilar promosi dan deteksi dini merupakan upaya preventif yang dapat mendorong masyarakat dalam pencegahan kanker payudara. Selain memberikan edukasi dan pengetahuan kanker payudara melalui promosi, Eva mengatakan, pemerintah juga akan menyosialisasikan deteksi dini dengan mengajak seseorang yang merasa sehat untuk memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan secara berkala. Hal ini penting untuk memastikan pasien yang mengalami kanker payudara agar segera ditangani pada stadium awal.
Apabila dideteksi dini, pasien kanker payudara akan berkemungkinan membayar biaya sedikit dan menjalani proses pengobatan yang minim serta punya peluang sembuh lebih besar.
Selain itu, pemerintah juga menggaungkan sadari atau pemeriksaan payudara sendiri dan sadanis atau pemeriksaan payudara klinis. Itu merupakan bentuk kampanye kepada perempuan agar lebih memperhatikan kesehatan payudara terutama terkait dengan kanker payudara. Kampanye itu dilakukan dengan berbagai platform, mulai dari penyebaran poster, baliho, dan spanduk hingga penyebaran melalui media sosial dan Peduli Lindungi.
Wakil Ketua Lovepink Indonesia Tri Oetami mengatakan, salah satu kendala yang membuat masyarakat enggan memeriksakan kondisi payudaranya ke fasilitas layanan kesehatan terkait dengan biaya. Selain itu, faktor pendidikan masyarakat serta kondisi sosial ekonomi juga menghambat upaya deteksi dini. Tri menyebutkan, masih ada kecenderungan masyarakat yang melakukan pengobatan alternatif karena takut dengan biaya yang mahal dengan pemeriksaan layanan kesehatan.
”Ada juga faktor dari peralatan medis yang terbatas di fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) dan kurangnya tenaga medis yang memadai di fasyankes tersebut,” kata Tri Oetami.
Tri mengungkapkan, ada banyak keuntungan jika melakukan deteksi dini kanker payudara. Biasanya, biaya pengobatan lebih kecil dan kemungkinan pasien untuk sembuh adalah 98 persen. Selain itu, ada kemungkinan untuk tidak diseksi KGB, yakni proses limfadenektomi untuk mengangkat kelenjar getah bening. Lalu kemungkinan tidak harus kemoterapi dan mastektomi. Sederhananya, apabila dideteksi dini, pasien kanker payudara akan berkemungkinan membayar biaya sedikit dan menjalani proses pengobatan yang minim serta punya peluang sembuh lebih besar.