Sejumlah daerah di Indonesia saat ini dilanda bencana hidrometeorologis. Antisipasi perlu dilakukan karena cuaca ekstrem masih berlanjut hingga 15 Oktober 2022.
Oleh
AHMAD ARIF, ZULKARNAINI, EMANUEL EDI SAPUTRA, AGUIDO ADRI, HELENA FRANSISCA NABABAN, ABDULLAH FIKRI ASHRI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis peringatan bahwa cuaca ekstrem masih dapat berlanjut hingga sepekan mendatang di sebagian wilayah Indonesia. Banjir, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang bisa saja terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Kewaspadaan masyarakat serta semua pihak perlu ditingkatkan mengingat cuaca ekstrem sejak awal Oktober telah memicu bencana yang menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian. Bahkan, di sejumlah daerah dampak bencana tersebut belum selesai ditangani.
Seperti di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, hingga Minggu (9/10/2022), banjir belum sepenuhnya surut. Jalan nasional Banda Aceh-Medan di Lhoksukon masih tergenang air meski ketinggiannya mulai berkurang.
Di Lhoksukon ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Sebagian pengendara nekat menerobos banjir. Sementara bagi warga yang khawatir kendaraan mogok memilih memutar arah.
Kami merekomendasikan agar para pihak terkait memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air agar siap mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Banjir di Aceh Utara setidaknya menggenangi 142 desa di 14 kecamatan. Banjir terjadi setelah beberapa sungai utama di kabupaten itu meluap. Hujan dalam intensitas tinggi membuat debit air sungai naik sangat cepat. Sebanyak 39.000 warga di Aceh Utara dilaporkan mengungsi.
Di Kalimantan Barat, sebagian wilayah di Kabupaten Ketapang, Melawi, dan Sanggau kembali direndam banjir. Daniel dari tim Satuan Tugas Informasi Bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar mengatakan, banjir di Ketapang terjadi di Kecamatan Jelai Hulu sejak Jumat (7/10/2022) hingga Minggu (9/10/2022).
Dengan ketinggian 50-170 sentimeter, 147 rumah yang dihuni 189 keluarga kini terendam. Sejumlah titik jalan juga tidak bisa dilintasi. Sekolah, pusat kesehatan desa, surau, dan kantor desa tidak bisa berfungsi ideal. Warga setempat masih harus bersiaga karena hujan masih bisa berlangsung hingga beberapa hari mendatang.
Dinamika atmosfer
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem sebelumnya untuk periode 2-8 Oktober 2022. ”Berdasarkan analisis terkini, dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” tuturnya.
Menurut Dwikorita, analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan. Selain itu, aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksi potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang untuk periode 9-15 Oktober 2022 dapat melanda sejumlah wilayah. Untuk wilayah Sumatera, potensi cuaca ekstrem ini bisa terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung. Potensi cuaca ekstrem juga bisa terjadi di seluruh wilayah Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, hingga Papua dan Papua Barat.
Sementara itu, untuk tiga hari ke depan, yaitu hingga 10 Oktober 2022, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah berpotensi terdampak hujan lebat yang harus waspada terutama adalah Aceh, Banten, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Timur, sebagian wilayah Kalimantan Barat, dan sebagian wilayah Sulawesi Tengah.
”Kami merekomendasikan agar para pihak terkait memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air agar siap mengantisipasi peningkatan curah hujan,” kata Dwikorita.
Daerah bersiap
Terkait dengan antisipasi atas peringatan dini BMKG ini, BPBD DKI Jakarta mewaspadai 25 kelurahan rawan banjir. Warga di kelurahan-kelurahan itu diminta waspada dan mengantisipasi cuaca ekstrem.
”BPBD perlu untuk meneruskan informasi tersebut kepada warga masyarakat bahwa kita harus menghadapi cuaca dalam 1-2 minggu ke depan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Minggu (9/10/2022).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, melalui keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta, menyatakan, terkait pengendalian banjir di Jakarta, sejumlah upaya sudah dilakukan. Disebutkan, upaya itu seperti pengerukan lumpur di danau, sungai, dan waduk di Jakarta. Kegiatan ini untuk membantu mengurangi pendangkalan dengan mengerahkan alat berat berskala hingga tiga kali lipat dari kapasitas biasanya.
Antisipasi cuaca ekstrem juga dilakukan Pemerintah Kota Cirebon. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, dinas terkait telah menormalisasi sungai di sekitar Cirebon untuk mencegah banjir akibat pendangkalan sungai.
”Kami sudah buat instruksi agar kelurahan dan masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan,” katanya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Cirebon Wandi Sofyan menambahkan, petugas telah memperbaiki drainase permukiman, seperti di daerah pesisir pantai. Kawasan padat penduduk di Samadikun dan Pesisir itu rawan banjir, termasuk saat rob.
Pihaknya pun menyiapkan tim biru yang berjumlah 60 petugas untuk mengantisipasi penyumbatan drainase hingga antisipasi pohon tumbang saat musim hujan. ”Masyarakat bisa melaporkan ke call center 112 apabila ada yang harus ditindaklanjuti. Tim biru siaga 24 jam,” katanya.
Sementara itu, analis kebencanaan di BPBD Kabupaten Kapuas Hulu di Kalbar, M Yunus, menuturkan, daerahnya belum terdampak banjir. Namun, sejumlah langkah sudah dilakukan, seperti mengaktifkan pos banjir, mempersiapkan peringatan dini, dan menyampaikan informasi cuaca dari BMKG ke desa-desa.
BPBD Kota Bogor mengimbau warga mewaspadai pohon tumbang dampak bencana angin kencang dan hujan deras beberapa hari ke depan. Tercatat 162 pohon rawan tumbang. Warga dan pengendara diminta tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan disertai angin kencang.
”Warga diimbau waspada, tidak bepergian ke luar rumah untuk keamanan diri. Jika telanjur dalam perjalanan atau sedang bepergian, perhatikan keselamatan dan segera cari tempat aman. Jauhi pohon besar. Cuaca sedang tidak menentu, kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Theofilo Patrocinio Freitas.