Seleksi Nasional Masuk PTN Dorong Pembelajaran Holistik
Transformasi seleksi nasional masuk tes mendorong pembelajaran holistik untuk menguatkan penalaran dan pemecahan masalah. Dukungan persiapan seleksi tes potensi skolastik juga disiapkan bimbingan belajar.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perubahan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri yang dimulai tahun 2023 akan mendorong perubahan dalam pembelajaran di sekolah. Seleksi di jalur prestasi dan di jalur tes akan menghasilkan calon mahasiswa baru yang berpotensi untuk sukses kuliah di perguruan tinggi negeri.
Seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB) yang dilakukan lewat dua jalur, yakni seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) dan seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), diyakini akan lebih adil dan inklusif karena seleksi melihat kemampuan siswa, bukan karena sosial ekonomi.
Salah satunya disebut pula peserta SNPMB tetap bisa percaya diri ikut seleksi meskipun tidak ikut persiapan belajar dengan sistem drilling yang salah satunya dengan ikut bimbingan belajar.
Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS di Jakarta, Selasa (27/9/2022), mengatakan, untuk tahun 2023, lulusan SMA/SMK sederajat akan memiliki tantangan lebih besar untuk masuk perguruan tinggi negeri dengan perubahan di jalur prestasi dan tes. Perubahan yang dilakukan pemerintah dinilai positif untuk mendorong pembelajaran yang fokus membangun fundamental skill atau kompetensi bernalar dan memecahkan masalah.
”Kegagalan pendidikan selama ini karena siswa belajar banyak hal, tetapi kesulitan untuk menggunakan konsep yang relevan ketika memecahkan masalah. Bimbingan belajar hadir untuk mendampingi sekolah ataupun siswa, yang kini juga dengan memanfaatkan teknologi pendidikan untuk membangun kemampuan bernalar dan memecahkan masalah dengan cara yang asyik,” kata Sabda.
Menurut Sabda, tes masuk PTN bertujuan untuk menyeleksi peserta terbaik. Karena itu, banyak siswa tetap membutuhkan dukungan belajar secara khusus atau intensif agar mampu berkompetisi menjadi yang terbaik agar lolos dalam memperebutkan kuota terbatas.
”Selama ada seleksi, seperti juga di negara-negara lain, kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan belajar secara khusus tetap akan dibutuhkan,” kata Sabda.
Dengan transformasi seleksi PTN, terutama di jalur tes yang hanya tes potensi skolastik (TPS), para pendidik tidak lagi harus mengejar standar nilai. Namun, mereka harus bisa melatih peserta didiknya untuk bernalar dalam memecahkan masalah, bukan hanya menghafal materi atau rumus pelajaran.
Sada mengatakan, peran platform edukasi bisa membantu guru dan sekolah dalam mempersiapkan materi-materi yang dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan siswa. Platform edukasi memiliki ratusan ribu soal TPS yang bisa digunakan sekolah atau guru untuk meningkatkan potensi skolastik siswa mereka.
Khusus bagi siswa, Zenius mengembangkan cara belajar adaptif melalui fitur ZenCore. Di sini, setiap siswa dapat melatih kemampuan fundamental di tiga bidang, yaitu Matematika, Bahasa Inggris, dan logika verbal, sesuai level kemampuan masing-masing. Belajar bisa dilakukan secara daring, luring, ataupun hibrida(campuran).
Secara terpisah, Ina Liem, praktisi pendidikan yang juga konsultan pendidikan, mengatakan, transformasi seleksi nasional masuk PTN oleh Kemendikbudristek selaras dengan perkembangan di masa depan.
Kondisi masa depan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi memecahkan masalah yang kian kompleks, yang butuh penalaran tingkat tinggi dengan memahami apa yang dipelajari, bukan hafalan dengan sistem drilling. Namun, bukan berarti bimbingan tes yang selama ini menawarkan layanan persiapan seleksi masuk PTN tidak lagi berguna.
”Asal metodenya diubah, yang menguatkan penalaran siswa, justru bisa membantu siswa dengan tipe sensing yang lebih banyak belajar dengan hafalan. Tes skolastik memang tidak bisa sekadar hafal semua rumus atau materi pelajaran,” kata Ina.
Memprediksi
Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) M Abdul Hakim pada webinar ”Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan”, pekan lalu, mengatakan skor TPS bergantung pada perkembangan kognitif anak, yang tidak dipengaruhi faktor sosial ekonomi. Tes skolastik masuk PTN pada tahun 2023 terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi bahasa Indonesia, dan literasi bahasa Inggris
”Kalau mau meningkatkan skor TPS, harus melatih otot kognitif, enggak bisa hanya menjelang ujian. Siswa harus terlatih menggunakan penalaran, pemikiran numerik dari jauh-jauh hari. TPS ibarat wadah untuk memprediksi seberapa mampu calon mahasiswa belajar hal-hal baru di masa depan,” kata Hakim.
Sebaliknya, pelaksanaan tes potensi akademik (TPA) yang mengujikan konten mata pelajaran pokok bisa dilatih dengan cepat. Siswa yang mampu secara finansial bisa mengikuti semacam bimbingan tes yang membantu mereka mampu menjawab sosal-soal tes dengan cepat karena dilatih atau drilling. Skor TPA ini ada korelasinya dengan kondisi sosial ekonomi.
TPS ibarat wadah untuk mempredikasi seberapa mampu calon mahasiswa belajar hal-hal baru di masa depan.
Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Ari Aryanto, menyampaikan, kebijakan perubahan seleski masuk PTN dinilai lebih fleksibel karena membantu peserta didik mengembangkan potensi dan minatnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Ari, jika sebelumnya hanya fokus pada mata pelajaran yang diujikan, sekarang peserta didik didorong supaya bisa meningkatkan prestasi di semua mata pelajaran.
”Terutama di kelas XII, ini penting sekali mengubah pola pikir anak yang dulu mungkin mereka mengerjakan soal menggunakan cara cepat, sekarang mereka didorong untuk lebih kritis dengan menalar soal-soal yang akan dikerjakan,” ujar Ari.
Astuti Andriyani, perwakilan orangtua siswa SMAN 1 Yogyakarta, mengatakan, transformasi seleksi masuk perguruan tinggi akan berdampak positif untuk masa depan anak-anak. Menurut dia, kebijakan ini sesuai dengan perkembangan arah pendidikan Indonesia.
”Kami berharap dengan perubahan ini anak-anak kami ke depan tidak hanya menguasai konten belajar, tapi di sisi lain juga memperhatikan bakat, minat, dan karakternya secara holistik,” ujar Astuti.
Ketua Tim Pelaksana Persiapan Seleksi Masuk PTN 2023 Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, penyelenggaraan SNPMB mulai tahun 2023 digelar tim Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3), yang menjadi bagian dari Pusat Asesmen Pendidikan, Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan.
Saat ini persiapan masih dilakukan. Informasi resmi dapat dipantau di laman sosial resmi, antara lain lewat akun Instagram @snpmb-bp3, Twitter @snpmb-bppp, dan Youtube snpmb-bpppp.
Dalam rapat kerja Komisi X DPR bersama Mendikbudristek pada Senin (19/9/2022), Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek mengatakan, sebelumnya seleksi nasional masuk PTN diselenggarakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Namun, untuk tahun 2023, beralih ke BP3, salah satu unit pelaksana teknis di Kemendikbudristek, sesuai rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan. Dana untuk LTMPT senilai Rp 150 miliar kini dialihkan ke BP3.