Seseorang Merasa Lebih Berpengetahuan Ketika Membagikan Artikel di Media Sosial
Hasil studi terbaru menunjukkan, membagikan artikel di media sosial membuat orang merasa lebih berpengetahuan. Bahkan, mereka merasa telah mengetahui satu topik tertentu meskipun hanya membaca sebagian isi artikel.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Hasil studi terbaru dari University of Texas at Austin menunjukkan bahwa membagikan artikel di media sosial membuat orang merasa lebih berpengetahuan. Bahkan, orang tersebut cenderung telah mengetahui satu topik tertentu meskipun artikel yang dibagikan belum selesai dibaca secara keseluruhan.
Hasil studi tentang pengaruh tindakan membagikan artikel di media sosial ini telah terbit di Journal of Consumer Psychology, Juli 2022. Para peneliti menekankan bahwa hasil studi tersebut sangat relevan dengan kondisi saat ini di mana setiap orang kerap membagikan artikel di media sosial miliknya meskipun belum dibaca secara utuh.
Berdasarkan data dari Reuters Institute untuk Studi Jurnalisme, sebanyak 51 persen konsumen Reuters membaca seluruh artikel secara lengkap.Sementara 26persen konsumen membaca sebagian artikel tersebut dan 22 persen lainnya hanya melihat judul atau beberapa baris kalimat.
Para peneliti University of Texas menyebut, orang yang kerap membagikan artikel di media sosial percaya bahwa mereka mengetahui tentang konten artikel tersebut. Bahkan, orang tersebut cenderung merasa mengetahui isi artikel tersebut meskipun hanya melihat judul dan tidak membacanya secara keseluruhan.
”Jika orang merasa lebih berpengetahuan tentang suatu topik, mereka juga akan merasa tidak perlu membaca atau mempelajari informasi tambahan tentang topik itu. Rasa pengetahuan yang salah dikalibrasi ini bisa sulit untuk diperbaiki,” ujar Profesor bidang Pemasaran University of Texas Susan M Broniarczyk dikutip dari situs resmi University of Texas, Selasa (6/9/2022).
Para peneliti studi, yakni Susan M Broniarczyk, Adrian Ward, dan Frank Zheng,melakukan beberapa penelitian yang mendukung teori tentang pengaruh tindakan membagikan artikel di media sosial mereka belum membacanya secara keseluruhan.
Awalnya, para peneliti memberi satu set artikel berita daring kepada 98 mahasiswa sarjana. Mereka kemudian dibebaskan untuk membaca artikel tersebut, membagikannya, atau melakukan keduanya. Sejumlah berita itu berisi topik tentang ”Mengapa Popcorn Bioskop Sangat Mahal” dan ”Daging Merah berkaitan dengan Penyebab Kanker”.
Setelah itu, para peneliti mengukur pengetahuan subyektif dan obyektif peserta untuk setiap artikel. Hal ini bertujuan untuk melihat hal apa diketahui mahasiswa tersebut.
Dari studi pertama ini, peneliti menyimpulkan bahwa membaca artikel menyebabkan peningkatan pengetahuan obyektif dan subyektif. Sementara membagikan artikel juga diprediksi dapat meningkatkan pengetahuan subyektif meskipun mereka tidak membaca artikel secara keseluruhan. Namun, mereka tidak tidak memiliki pengetahuan obyektif tentang konten artikel tersebut.
Dalam studi kedua, orang-orang yang membagikan artikel tentang pencegahan kanker mempercayai bahwa mereka lebih banyak mengetahui tentang topik terkait kanker. Mereka juga merasa lebih mengetahui topik kanker dibandingkan orang-orang yang tidak membaca artikel tersebut.
Dalam studi terakhir, para peneliti meminta 300 pengguna Facebook aktif untuk membaca artikel tentang ”Bagaimana Memulai Berinvestasi: Panduan untuk Pemula”. Kemudian, para peneliti meminta pengguna Facebook tersebut untuk membagikan artikel yang mereka baca ke grupnya masing-masing.
Setelah dianalisis dengan sejumlah simulasi, pengguna Facebook yang membagikan artikel tentang panduan berinvestasi cenderung mengambil risiko investasi yang lebih besar dibandingkan informasi yang direkomendasikan oleh robo advisor atau sistem penasihat finansial.
”Ketika orang merasa mereka lebih berpengetahuan, mereka cenderung membuat keputusan yang lebih berisiko,” ungkap Adrian Ward, asisten profesor pemasaran di Sekolah Bisnis McCombs University of Texas yang juga terlibat dalam studi ini.