Digitalisasi pendidikan makin difokuskan banyak negara dan berdampak pada peningkatan kinerja pendidikan. Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan digitalisasi pendidikan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Digitalisasi menjadi salah satu strategi utama untuk mengatasi berbagai isu struktural yang menghalangi pencapaian pendidikan berkualitas di Indonesia. Sebab, dukungan untuk pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan memberikan dampak baik untuk kinerja pendidikan suatu negara.
Presiden Direktur dan Partner Kearney Indonesia Shirley Santoso dalam diskusi media bertajuk ”Pengembangan Transformasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas Tinggi yang Merata”, di Jakarta, Rabu (31/8/2022), mengatakan, aspirasi Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dapat dicapai dengan mempercepat transformasi digital. Salah satu pilihan yang strategis adalah lewat dunia pendidikan dengan memperkuat digitalisasi pendidikan.
Namun, digitalisasi pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan. Sekitar 19 persen sekolah belum memiliki infrastruktur jaringan internet, bahkan ada 4 persen sekolah yang belum menikmati aliran listrik. ”Kesenjangan akses digital ini tetap harus diatasi. Daerah yang baik pun tetap menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas guru dan kurikulum yang mendukung pendidikan digital. Di banyak negara, pendidikan secara hybrid sudah makin kuat,” kata Shirley.
Berbagai tantangan dalam dunia pendidikan Indonesia dapat dihadapi dengan digitalisasi. Saat ini, Indonesia menghadapi infrastruktur sekolah yang masih tidak memadai, termasuk akses internet dan kondisi ruang kelas. Selain itu, kompetensi guru masih di bawah standar dan penyediaan talenta dengan kompetensi digital belum mencukupi.
Belanja pendidikan
Principal Kearney Ishan Nahar mengatakan, belanja Pemerintah Indonesia untuk pendidikan sejak tahun 2008 hingga sekarang terus meningkat. Sayangnya, peningkatan ini belum diriingi dengan pencapaian hasil skor PISA pelajar Indonesia yang tinggi dibandingkan negara tetangga.
Menurut Ishan, Indonesia bisa merujuk pada negara lain dalam peningkatan pendidikan dengan berinvestasi secara serius untuk memperkuat digitalisasi pendidikan. Terlihat Singapura (9,7 persen) dan China (4,4 persen) yang memiliki anggaran pendidikan digital lebih tinggi daripada Indonesia (0,8 persen, berdasarkan data top 10 ed-tech companies) memiliki hasil PISA lebih baik.
Lebih lanjut ia memaparkan empat faktor kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menguatkan pendidikan digital. Pertama, menggunakan model layanan yang menyediakan pendidikan digital (e-learning) dengan fitur-fitur lebih maju (advance) yang bisa diakses melalui ID digital serta dapat digunakan di semua sekolah dan siswa. Kondisi di Indonesia saat ini, baru tersedia platform nasional dasar dengan fitur terbatas dan penggunaan minimal.
Kesenjangan akses digital ini tetap harus diatasi. Daerah yang baik pun tetap menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas guru dan kurikulum yang mendukung pendidikan digital.
Faktor berikutnya, fondasi industri digital dengan menyediakan akses komputer dan internet untuk semua sekolah. Selain itu, menyusun kompetensi digital secara komprehensif dan mendukung kurikulum pendidikan guru agar mampu menggunakan teknologi digital yang lebih maju. Kondisi di Indonesia, selain masih terbatasnya sekolah yang punya infrastruktur digital, kemampuan guru terkait masalah digital pun masih umum.
Indonesia butuh dukungan pemerintah, anggaran, dan regulasi untuk fokus pada program belajar di rumah dan pengembangan kompetensi digital. Diperlukan pula alokasi dana yang cukup untuk mendorong kemajuan pendidikan. Hal itu perlu dipasangkan dengan pendekatan pendanaan inovatif untuk mengurangi beban anggaran pemerintah. Saat ini, Indonesia masih mengalami keterbatasan dalam meningkatkan pengembangan kompetensi digital, selain kurangnya pendanaan.
Menurut Ihsan, negara-negara seperti China, Singapura, dan India telah meluncurkan kebijakan nasional yang mendukung pendidikan digital berkelanjutan dan lebih maju. Indonesia juga mulai mengembangkan program digitalisasi sekolah, tetapi perlu ditingkatkan agar lebih terintegrasi antara pembelajaran di rumah dan yang formal. Selain itu, perlu lebih mendorong akuntabilitas yang dapat meningkatkan inisiatif pendidikan digital.