Politeknik Kesehatan Medan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah mengembangkan inovasi ”Imut” untuk mengatasi tengkes.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemenuhan sumber pangan keluarga yang bergizi seimbang menjadi aspek penting untuk mencegah anak mengalami tengkes. Pekarangan rumah pun bisa dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk mendukung hal tersebut, Politeknik Kesehatan Medan Medan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah mengembangkan inovasi ”Imut”. Inovasi ini mengintegrasikan penangkaran ikan, maggot (larva lalat black soldier fly), unggas, dan tanaman di dalam pekarangan rumah.
Direktur Politeknik Kesehatan Medan Ida Nurhayati, Kamis (11/8/2022), mengatakan, inovasi ”Imut” dapat menjadi alternatif pemecahan masalah kerawanan pangan dan percepatan penurunan tengkes atau stunting. Selain itu, inovasi ini sekaligus dapat bermanfaat untuk lingkungan hidup dengan mengurangi sampak organik.
“Sampah organik akan diurai oleh maggot. Maggot yang berprotein tinggi tersebut kemudian dapat digunakan untuk campuran pakan ikan dan unggas. Hasil sisa dari penguraian sampah oleh maggot juga dapat digunakan untuk pupuk tanaman yang dibudidayakan di pekarangan rumah seperti sayur,” tuturnya.
Ida menuturkan, inovasi Imut merupakan bentuk pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan, maggot, unggas, dan tanaman yang hasilnya dapat meningkatkan nilai ekonomi keluarga. Hasil budidaya tersebut juga dapat menjadi sumber pangan untuk memenuhi gizi keluarga. Akhirnya, sumber pangan itu dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mewujudkan lingkungan yang hijau.
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang juga peneliti dari inovasi ”Imut”, Zulhaida Lubis, menyampaikan, pengembangan inovasi ”Imut” awalnya didasarkan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 pada kondisi ekonomi masyarakat. Daya beli masyarakat pun melemah sehingga menimbulkan kerawanan pada ketahanan pangan keluarga.
Inovasi ”Imut ” dapat menjadi alternatif pemecahan masalah kerawanan pangan dan percepatan penurunan tengkes atau stunting. Selain itu, inovasi ini sekaligus dapat bermanfaat untuk lingkungan hidup dengan mengurangi sampah organik.
Menurut dia, selama pandemi Covid-19 banyak keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan anak yang seharusnya bervariasi dan bergizi. Kesehatan ibu dan anak pun menjadi terganggu.
”Program integrasi ’Imut’ saat ini sudah berjalan dengan baik. Masyarakat juga bisa menerima dan melaksanakan program tersebut dengan baik. Ini tentu dengan dukungan dari pemerintah daerah setempat,” kata Zulhaida.
Penelitian dari program ”Imut” dilakukan selama tiga bulan pada sejumlah keluarga di Kelurahan Huta Godang dan Desa Tolang Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Lewat penelitian diklaim keragaman pangan pada keluarga kini lebih beragam. Status gizi pada anak balita pun dapat diperbaiki.
”Namun untuk memperbaiki stunting masih diperlukan waktu yang lebih panjang karena masalah stunting itu merupakan masalah gizi kronis,” kata Zulhaida.
Ia mengatakan, sejumlah kendala dihadapi dalam penelitian program tersebut. Kendala itu terutama terkait kondisi cuaca dan kondisi lingkungan. Ketika hujan angin, banyak ayam mati. Ketika banjir pun banyak ikan yang dibudidayakan terbawa arus.
Bupati Mandailing Natal Jafar Sukhairi Nasution mengatakan, pelibatan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mempercepat persoalan tengkes di masyarakat. Pemerintah daerah pun telah berkomitmen dengan melibatkan 17 organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menanggulangi tengkes di Kabupaten Mandailing Natal.
”Dari 17 OPD ini sudah diberikan pos anggaran pelaksanaan program. Pos anggaran dana desa dalam penanggulangan stunting sebesar delapan persen. Pola hidup dan kurangnya sarana prasarana menjadi tantangan yang menyebabkan tingginya stunting di Mandailing Natal,” ujarnya.
Jafar berharap dengan adanya program ”Imut” diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran tentang kelestarian lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan. Itu dilakukan melalui pengolahan limbah organik, pemberdayaan masyarakat, dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program tiap satu rumah satu program ”Imut”.