Herbal Mineral Blok untuk Tingkatkan Imunitas Hewan Ternak
Peneliti dari IPB University mengembangkan inovasi herbal mineral blok untuk meningkatkan imunitas hewan ternak. Peningkatan imunitas juga dapat mencegah hewan ternak terserang penyakit mulut dan kuku.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·5 menit baca
Indonesia saat ini masih dilanda wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak. Wabah ini muncul kembali di Indonesia setelah sempat dinyatakan bebas PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) tahun 1990. Merujuk data di situs Siaga PMK, sampai sekarang lebih dari 400.000 kasus PMK terdeteksi di Indonesia.
Wabah PMK disebabkan oleh virus yang menyerang imunitas hewan ternak. Virus PMK sangat menular dan dapat menjangkiti berbagai hewan ternak, seperti sapi, kerbau, domba, babi, kambing, serta hewan berkuku belah lainnya seperti rusa atau unta. Virus PMK diekskresikan ke dalam saliva, napas, susu, vesikel kulit, urine, dan feses.
Umumnya, PMK pada hewan ternak ditandai dengan munculnya blister atau kantung besar berisi air yang berkembang di kulit dan akan meninggalkan luka terbuka bila pecah. Luka ini membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk sembuh. Dampak lainnya ialah nafsu makan hewan ternak dewasa maupun muda akan menurun hingga bisa menyebabkan kematian karena kekurangan asupan nutrisi.
Desain pemberian yang paling tepat ialah dalam bentuk blok agar konsumsinya bisa dengan cara dijilat oleh hewan ternak. (Sri Suharti)
Wabah PMK selalu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang besar bagi setiap negara. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak khususnya peternak untuk mengetahui cara mencegah penularan wabah ini. Upaya pencegahan yang paling utama ialah dengan menerapkan biosekuriti atau membatasi pergerakan di kandang dan melakukan sanitasi.
Selain memperhatikan faktor eksternal, dukungan dari faktor internal juga tak kalah penting. Upaya ini dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan nutrisi ternak, seperti memberi makanan yang cukup serta suplemen pendukung.Sejumlah obat alami juga dapat digunakan, seperti jamu-jamuan, tanaman obat, daun saga, kunyit, madu, air kelapa, dan air gula.
Salah satu inovasi untuk mengatasi penyakit PMK juga telah dikembangkan peneliti dari Departemen Ilmu Gizi dan Teknologi Pakan IPB University. Inovasi tersebut berupa pakan tambahan herbal mineral blok (HMB) yang berkhasiat meningkatkan imunitas hewan ternak.
Inovasi ini merupakan pembaruan dari produk blok mineral yang pertama kali dikembangkan pada 1980-an oleh peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang saat ini telah melebur menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) . Blok mineral yang dikembangkan saat itu dibuat dalam bentuk kemasan pakan padat.
Pakan padat ini mengandung sumber protein, karbohidrat, dan mineral yang dilapisi dengan molase. Pelapisan molase bertujuan agar pakan tersebut bisa mengeras. Berbagai kandungan itu berguna bagi ternak dengan defisiensi mineral makro dan mikro.
Guru Besar Fisiologi Nutrisi IPB University sekaligus anggota tim peneliti HMB, Dewi Apri Astuti, mengemukakan, para peneliti dari bidang peternakan mengembangkan inovasi HMB sebagai upaya preventif atau pencegahan menyusul merebaknya kembali wabah PMK.
Menurut Dewi, selama ini pola pemeliharaan ternak ruminansia, seperti sapi, kambing, dan domba pada peternakan rakyat, masih mengandalkan rumput sebagai pakan utama. Hal inilah yang menyebabkan ternak kerap kekurangan nutrisi, protein, dan mineral.
”Mineral merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam proses fisiologis ternak. Mineral dibutuhkan sebagai pertumbuhan ternak, pembaruan sel secara berkala, serta untuk tujuan produksi. Ternak yang kekurangan mineral akan mengalami kelainan pada proses fisiologis yang disebut dengan defisiensi mineral,” ujarnya.
Kekurangan mineral yang terjadi pada ternak ini ditandai dengan ciri-ciri seperti terhambatnya pertumbuhan, konsumsi ransum menurun, osteoporosis atau pengeroposan tulang, hingga menyebabkan kelumpuhan. Selain itu, hewan ternak juga akan mengalami penurunan nafsu makan, muncul sifat mengunyah batu, dan tumbuh bulu kasar.
Munculnya ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa kekurangan nutrisi, protein, dan mineral pada hewan ternak mengganggu keseimbangan mikroba rumen. Oleh karena itu, diperlukan manipulasi kondisi rumen sehingga proses fermentasi dalam rumen dapat berjalan optimal.
Bahan HMB
Inovasi HMB yang dikembangkan peneliti IPB ini merupakan salah satu cara untuk memanipulasi kondisi rumensekaligus mencegah defisiensi mineral. HMB dibuat dari beberapa bahan pakan yang biasa dikonsumsi ternak ruminansia, seperti pollard (dedak gandum) dan molase sebagai sumber energi serta meningkatkan palatabilitas atau derajat kesukaan pada makanan.
Selain bahan untuk sumber energi, HMB juga mengandung maggot atau larva dari jenis lalat black soldier fly (BSF)sebagai sumber protein serta garam dan kapur sebagai pengikat. Garam dan kapur yang merupakan sumber berbentuk padat ini juga berfungsi sebagai suplemen pakan untuk menjaga kesehatan serta meningkatkan performa ternak.
Sementara untuk produk herbal, bahan yang ditambahkan adalah kunyit, jahe, dan mineral lainnya yang dapat meningkatkan imun, antara lain zinc, selenium, dan krom. Berbagai bahan herbal ini berfungsi sebagai antibakteri alami patogen, meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, dan menambah nafsu makan.
Seluruh bahan-bahan tersebut kemudian dibentuk blok dengan berat 2,5-3kilogram dan diberikan dengan cara digantung di sebelah kandang yang sejajar dengan kepala hewan ternak. Metode pemberian pakan ini bertujuan agar HMB dapat dikonsumsi dengan cara dijilat oleh ternak. Satu blok diperkirakan dapat habis dikonsumsi sekitar satu bulan.
”Mineral mikro harus diberikan kepada ternak, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, desain pemberian yang paling tepat ialah dalam bentuk blok agar konsumsinya bisa dengan cara dijilat oleh hewan ternak,” ungkap ahli nutrisi ternak IPB University yang juga anggota tim peneliti HMB, Sri Suharti.
Sri menjelaskan, saat menjilat, hewan ternak seperti sapi akan mengeluarkan air liur yang efektif sebagai buffer untuk menstabilkan derajat keasaman (pH) rumen. Pada ternak ruminansia, suplai nutrisi lebih bergantung pada mikroba rumen dan produk fermentasinya.
Cegah PMK
Menurut Sri, bahan pakan ini dapat diformulasikan sesuai kebutuhan. Sebagai contoh dalam kasus defisiensi yodium, zat besi, magnesium, dan zinc dilakukan dengan mencampurkan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Ia pun berharap, pemberian HMB dan pakan utama berupa konsentrat dan hijauan yang kaya vitamin A dan C ini dapat meningkatkan kekebalan ternak sehingga terhindar dari serangan virus PMK. Namun, dengan catatan HMB diberikan kepada hewan yang sehat atau sudah sembuh dari berbagai penyakit.
Rektor IPB University Arif Satria saat peluncuran produk akhir Juni lalu mengatakan, inovasi ini sangat penting bagi hewan ternak mengingat sekarang tengah terjadi wabah PMK di sejumlah daerah di Indonesia. Inovasi HMB yang dapat membantu meningkatkan imunitas secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kualitas daging hewan ternak.
Melalui inovasi ini, kata Arif, para civitas IPB University juga turut berkontribusi secara nyata dalam mengatasi permasalahan di masyarakat. Ia pun berharap, inovasi HMB dapat segera dinikmati masyarakat khususnya peternak sapi dan kambing.